kecelakaan

3.1K 257 22
                                    

Happy reading all
.
.
.
.
.
.
Typo harap maklum

Rasya POV

Ngiung ngiung ngiung

Spontan gw liat keluar jendela pas denger suara mobil ambulan. Mobil itu berhenti tepat di depan rumah Iyan. Gw liat juga mamahnya Iyan panik saat nyamperin petugas medis.

Gw jalan lebih dekat ke arah jendela. Gw liat petugas itu masuk kedlm rumah Iyan dan betapa terkejutnya gw ketika tubuh Iyan di bawa oleh petugas medis.

Gua buru-buru ganti baju, dan ngambil kunci motor gua. Gua tunggu mobil ambulan itu pergi setelah beberapa menit gua ikutin.

Ambulan itu berhenti di RSU Diamond. Gua liat Iyan di bawa ke dlm RS dengan baju penuh darah.

"Iyan knp?" Batin gua. Gua pergi ke parkiran dan gua parkirin motor gua. Gua cepet-cepet cari ruangan Iyan, karena Iyan pasien dokter David jdi gua pergi keruangan dokter David buat nanya di ruangan berapa Iyan sekarang. Setelah gua nyampe di ruangan dokter David, dokter David ga ada di ruangannya, mungkin lagi nanganin Iyan. Gua tunggu beberapa saat, sekitar 20 menit kemudian dokter David masuk keruangan nya.

"Ehh ada Rasya," Kata dokter David sedikit terkejut.

"I-iya dok, saya bisa minta tolong dok?" Tanya gua ke dokter David.

Dokter David senyum dan duduk di kursinya. "Boleh, mau minta tolong apa?" Tanya dokter David yang sebenernya gua tau dia udh tau maksud gua dateng ke ruangannya.

"Mmmm itu dok, ruangan Iyan dimana ya?" Tanya gua ke dokter David.

"Kamar melati 03," Jawab dokter David. Gua langsung berdiri dan senyum ke dokter David. Gua jabat tangannya.

"Ma-makasih ya dok," Abis ngomong gitu gua langsung bergegas nyari kamarnya Iyan.

Setelah beberapa kamar gua lewatin akhirnya gua nemuin kamar melati 03, gua  cepet-cepet ke kamar melati 03. Tapi langkah gua terhenti saat gua liat ada seseorang yang berdiri di samping ranjang Iyan.

Dia ngeliatin Iyan lama, ngelus kepalanya dan perlahan mukanya semakin deket kemuka Iyan.

Chupp

Gua kaget, seketika badan gua lemes orang itu nyium bibir Iyan. Tangannya masih setia ngelus kepala Iyan. Lagi-lagi dia bikin gua geram, bikin gua emosi. Gua liat mamahnya Iyan keluar dari toilet dan nyamperin orang itu. Samar-samar gw denger pembicaraan mereka berdua.

"Inget Tante ya Bas, kamu harus bisa bujuk Iyan, paling nggk, kalau Iyan gabisa di bujuk, gpp kamu yang harus jagain Iyan, Iyan Tante serahkan sepenuhnya sama kamu. Maaf loh ya Bas, Tante jadi ngerepotin," kata Mamahnya Iyan dengan wajah sedih.

"Iya Tante, Bastian pasti bakal jagain Iyan kok, Tante percaya sama Bastian," kata si brengsek yang ternyata namanya Bastian.

Gua mengepalkan kedua tangan gua, gua berusaha buat tenang, ga beberapa lama pundak gw di pegang oleh seseorang. Ternyata orang itu dokter David.

"Kamu yang sabar ya Ras, mungkin jalan kamu ga bisa semudah saya sama Bram," kata dokter David semabri mengelus pundak gw. Gua hanya merespon dengan senyuman.

"Tante ga mau, Iyan bergaul sama anak gay itu, gara-gara dia Iyan jadi seperti ini, Tante ga mau dia inget-inget tentang anak ituuu!" Ucap mamahnya Iyan sedikit emosi.

"Iya Tante anak itu memang membawa pengaruh buruk untuk Iyan," kata Bastian menyetujui ucapan mamahnya Iyan. Gua makin keras mengepalkan tangan gua. Pengen rasanya gua masuk kedalem, gua hajar tuh orang. Bisa-bisanya dia yang ga tau apa-apa tentang gua ngomong kaya gitu.

Dokter David megang pundak gw kenceng. "Tenang Rasya, semua butuh proses, saya yakin, kebahagiaan kamu akan lebih indah dari milik saya, karena proses kamu menuju bahagia itu tidak mudah," kata dokter David menenangkanku.

Gua lepas tangan dokter David dari pundak gua, gua berjalan ke parkiran dan memutuskan untuk pulang.

Gua nyalahin motor dan bergegas meninggalkan rumah sakit.
.
.
.
.
.
.

Author POV

Kondisi jalanan ramai kendaraan, di tambah gerimis memperlicin jalanan. Rasya membawa motornya kencang, tak memperdulikan jalanan yang licin. Dirinya marah, emosi, kesal, rindu, dan cemburu. Rasya tak bermaksud untuk ugal-ugalan di jalan, hanya saja entah harus dengan cara apa dia meluapkan emosinya, sampai dirinya tak sadar bahwa lampu di depannya sudah berubah menjadi merah. Dirinya melaju kencang dan bertepatan dengan sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju cukup kencang dari sebelah kanannya.

Klakson demi klaskon di bunyikan oleh kendaraan lain, tapi rasay tetap tak fokus.

Bruuukkkk

Braaakkkkkkkk

Ckittttttt

Tabrakan tak bisa di elakkan, tubuh Rasya terpental beberapa meter dari motornya. Darah segar mengalir dari kepalanya, pengendara motor mulai berkerumun menghampiri tubuh tak berdaya Rasya, pandangan nya perlahan gelap dan menjadi gelap total.

"I-ihyannn," kata terakhir yang Rasya ucapkan sebelum dirinya tak sadarkan diri.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Maaf ya all, update nya ga tepat waktu, kemaren tuh ada sedikit kendala, jadi mau ga mau update nya aku undur. Maaf ya all🙏🙏🙏

Semoga suka sama ceritanya.

See you~~

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang