"Ka..." Panggil iyan. Iyan mendongakkan kepalanya"Hmm....." Jawab rasya sambil menunduk menatap iyan
"Iyan Sayang kaka." Kata iyan sembari membetulkan kepalanya di sandaran dada rasya. Rasya memeluk pinggang iyan dari belakang.
"Kaka juga Sayang iyan. Sangat." Perjelas rasya.
Mereka sedang duduk di bangku menghadap tv. Iyan masih dengan nyamannya bersandar di dada rasya. Ingin rasanya menghentikan waktu agar mereka dapat bersama selamanya, Tak ingin ada seorang pun Yang mengganggu ketenangan dari kebersamaan mereka, iyan selalu berharap agar mereka bisa selalu bersama dalam suka maupun duka.
Tok tok tok tok
Baru saja iyan menghayal agar bisa selalu bersama rasya tapi baru beberapa menit berselang sudah ada saja penggangunya.
Mendengar ada Yang mengetuk pintu mau tidak mau iyan bangkit menggeser duduknya dengan memgerucutkan sedikit bibirnya Dan membiarkan rasya membuka pintu.
Ceklek
"Ras." Sapa Aldi.
"Eh lu di, Ayo masuk." Rasya mengajak Aldi Dan teman-temannya untuk masuk. Dan mempersilahkan temannya untuk duduk.
"Di, tunggu bentar ya, gw panggil iyan dulu." Kata rasya.
"Ohh iya ras." Jawab Aldi.
"Tunggu ya." Kata rasya sembari menuju kamar iyan.
"Yan." Panggil rasya.
"...."
Tak ada jawaban dari dalam kamar iyan. Rasya membuka pintu kamar itu Dan masuk ke dalam kamar.
"Yan." Panggil rasya lagi.
Rasya melihat iyan sedang berdiri di dekat jendela kamar itu, Dan menghampirinya.
"Sedang apa heemmm??." Tanya rasya tepat di telinga iyan.
Iyan Yang merasa ada Yang memeluknya dari belakang sedikit terlonjak.
"Ngk lagi apa-apa ka." Jawab iyan Yang membalas pelukan rasya dengan mengelus tangan rasya, Dan merebahkan kepalanya.
"Di depan ada Aldi Dan teman-teman kakak, Ayo Kita kedepan." Ajak rasya.
Iyan menganggukkan kepalanya tanda iya akan ikut kedepan.
Rasya menggandeng iyan untuk pergi kedepan.
Setelah rasya tiba di ruang tamu rasya langsung menguruh iyan duduk di samping nya.
Namun entah apa Yang di pikirkan oleh iyan, iyan bangkit dari duduknya Dan duduk di atas pangkuan rasya.
Aldi Dan teman-temannya Yang melihat itu sedikit merona wajahnya.
"Eeemm.. ekhem.. itu, nanti kepala sekolah Dan wali kelas iyan akan kesini sebentar lagi, tadi sih katanya masih seperempat Jalan." Kata malvin mecah ke canggungan.
"Oh ok deh." Jawab rasya Yang sedang memeluk iyan tanpa malu, Dan Tak menghiraukan teman-temannya.
Mereka membicarakan banyak Hal, Dan tertawa, namun mereka tak bisa tertawa lepas, Karena takut membangunkan iyan Yang tertidur di pangkuan rasya.
Disaat mereka asik berbincang, ada Yang mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Emmmm, vin bisa tolong bukain pintunya, iyan tidur, gw takut ngebangunin dia nanti Kalo gw yang buka." Kata rasya.
"Oh oke Ras." Malvin bergegas membukakan pintu.
Malvin membuka pintunya.
"Eh bapak, Ayo pak silahkan masuk." Ajak malvin.
"Ayo ayo." Kata kepala sekolah sambil tersenyum.
"Guys, Pak Erwin, Dan Pak bagas udh dateng nih." Kata malvin.
Sontak rasya Dan teman-temannya menoleh ke arah malvin Yang telah berdiri pak Erwin Dan Pak bagas di samping nya.
Mereka kecuali rasya bangkit untuk menyambut kedatangan kepala sekolah, Dan wali kelas iyan. Mereka membungkuk Dan menyalami kepala sekolah Dan wali kelas iyan.
"Maaf pak, saya tak bisa berdiri, iyan sedang tidur." Kepala sekolah dan wali kelas iyan menghampiri rasya.
"Iya rasya Tak apa." Kata Pak Erwin semabri tersenyum.
Pak Erwin Dan Pak bagas duduk di bangku di samping Aldi.
"Bagaimana perkembangan iyan Ras?." Tanya Pak Erwin.
"Iyan baik-baik saja Pak, tapi jika saya tidak ada di samping ya, ia akan memberontak Dan memanggil saya." Kata rasya.
"Kamu harus memberi tahu orang tua iyan rasya, jika butuh bantuan, saya selalu wali kelas iyan, siap untuk membantu membicarakan Hal ini kepada orang tua iyan." Kata Pak bagas.
"Emmm, saya memang akan memberi tahu orang tua iyan, tapi sepertinya say bisa sendiri Pak, nanti jika say butuh bantuan bapak, saya akan memberi tahunya." Kata rasya.
"Oke baiklah." Jawab Pak bagas.
Mereka membicarakan banyak Hal mengenai perkembangan iyan hingga ta sadar bahwa sudah menjelang sore.
Pak Erwin Dan Pak bagas pamit undur diri, dam di ikuti oleh teman-temannya.
Iyan masih tertidur di pangkuan rasya.
Rasya mengantar mereka kedepan pintu, dengan iyan Yang masih di gendongan rasya.
"Kami pamit ya Ras." Kata pak Erwin.
"Iya pak, hati-hati di Jalan." Kata rasya.
"Iya Ras." Jawab Pak Erwin.
"Ras Kita balik ya." Kata malvin.
"Iya vin, hati-hati di Jalan guys." Kata rasya.
"You Ras." Jawab malvin Dan Yang lain.
Rasya kembaliannya kedalam setelah teman-temannya sudah pergi.
Rasya membawa iyan kekamarnya, Dan membaringkan nya di kasur.
"Ngghhh...." Lenguh iyan. Iyan sedikit mengerjapkan matanya.
"Kaaa..." Panggil iyan.
"Heemmm, Kaka disini Yan." Jawab rasya.
"Temen Kaka sudah pulang?." Tanya iyan.
"Sudah Yan, tadi juga ada Pak Erwin Dan Pak bagas." Kata rasya.
"Ouh, mereka juga sudah pulang?." Tanya iyan.
"Sudah Yan." Jawab rasya sambil mengelus kepala iyan.
"Hooaammm."
"Ya sudah iyan lebih baik tidur lagi." Kata rasya.
"Kaka disini?." Tanya Iyan.
"Iya Kaka disini." Jawab rasya.
Rasya membaringkan tubuhnya di samping iyan Dan memeluk iyan.
Iyan menyamankan posisinya.
"Hooaammm."
Rasya tersenyum Dan mengelus surai hitam milik iyan.
Rasya juga merasa sedikit ngantuk Dan memejamkan matanya.
Mereka tertidur sembari berpelukan.
.
.
.
.
.
.
.
.
TbcHaiii guys, maaf nih update nya telat beberapa menit dari jam 00.00, wkwkwk.
Happy reading guys, maaf jika ada typo.
See you~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Line (RASYA & IYAN)
RomantizmIyan ga nyangka bakal berurusan sama ketua OSIS nya, dan dia ga nyangka klo ketua OSIS nya ga sebaik yg dia kira, hidup Iyan mulai di ganggu sama ketua OSIS nya. Dan yg labuh parah lagi, katua OSIS nya ngejadiin Iyan pacar.