Tell No Tale, Tell No Lie 📍

3.3K 326 3
                                    

Lagi lagi hawa dingin membelai kulit tubuh ku dengan sangat menusuk.

Not cause the second kidnapping, tapi kali ini murni karena keinginanku sendiri.

What I'm doing? Swimming in the night. Apa aku tidak waras? Oh, katakan saja seperti itu. Berenang di malam hari, terlebih di kolam renang outdoor, orang waras mana yang akan melakukan itu.

Untuk kali ini saja, aku tidak ingin menjadi orang waras. Justru sekarang aku sedang sangat menikmati kegiatan ku saat ini. Entahlah, mungkin karena aku sedang terlewat bosan hingga tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan.

Masih ingat jika dokter memberi pesan agar aku cukup istirahat? Ya, terlalu banyak istirahat sampai sampai Xavier tidak mengijinkan ku untuk melakukan apapun. Hanya tidur, makan, dan sesekali chit chat bersamanya ketika dia mengunjungi ku di kamar.

Kali ini Xavier sedang pergi. Dia orang sibuk, kalian pasti tahu itu. Aku sudah menunggunya sampai dinner time dan dia belum juga pulang. Dia tidak akan pulang malam ini, begitulah pemikiran ku hingga aku berani berenang di luar sekarang. Jika dia ada di rumah, aku pasti sudah dikurung di kamar dengan pelukannya yang menghangatkan.

"What the hell are you doing?!"

Oops, apa aku sudah bilang kalau Archie sudah kembali dari Korea?

"What the hell this is, Megg? Cepatlah keluar dari air sebelum Xavier tahu semuanya."

See? Dia sangat cerewet. Dia sama saja seperti Xavier yang melarang ku melakukan ini itu. Hanya saja Xavier melakukannya karena dia khawatir, sedangkan Archie melakukannya karena atas perintah Xavier.

Aku tertawa sambil berenang mendekat ke tepian, tempat dimana Archie berdiri sambil menatap ku tajam.

"Memangnya apa yang sedang ku lakukan? Aku hanya berenang, Ar."

"Hanya kau bilang? Berenang di malam hari dengan udara dingin seperti ini kau bilang itu 'hanya'? Ku rasa otak mu tertinggal di laut saat kau tenggelam, Megg."

Oh, Archie tetaplah Archie, pria yang lidahnya bagaikan belati. Setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu bisa menusuk hati. Untungnya aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti itu.

"Kalau begitu, tuan Archie yang memiliki otak, tolong kau ambilkan otak ku yang masih tertinggal di dasar laut. Apa kau tidak mau membantu orang yang tidak punya otak ini?"

Smirk.

Semenjak kejadian di mana aku diculik beberapa waktu lalu, aku mulai terbiasa dengan senyuman miring. Jika dulu aku hanya bisa tersenyum manis, maka sekarang aku sudah tahu bagaimana caranya mengejek dengan senyuman miring.

Aku bisa mendengar Archie berdecih dan melihatnya memutar bola matanya jengah.

"Stop your freaking smirk."

Lagi, aku tertawa keras.

"Cepatlah keluar dari air dan pakai handuk ini. Apa kau ingin menyusahkan Xavier lagi dengan hipothermia untuk yang kedua kalinya? Kau mau jantung mu berhenti berdetak lagi, huh?"

Mendengar apa yang dikatakan Archie membuat ku tertarik untuk tahu lebih jauh.

"Memangnya seberapa repot Xavier waktu itu?"

"Keluarlah dulu dari air, Megg. Kau bisa benar benar kedinginan."

"Tidak. Beritahu aku dulu, baru aku akan keluar dari air. Beritahu aku semuanya yang terjadi waktu itu dengan sejujur jujurnya, Ar. Tell me no tale."

Archie menghela napas dan akhirnya mengalah. Dia berjongkok di depan ku agar bisa lebih dekat dengan posisi ku.

"Sangat repot asal kau tahu. Kau membuat Xavier ikut menyelam di laut yang dingin untuk menyelamatkan mu. Dia tidak peduli resiko terhadap dirinya sendiri. Kau juga membuatnya sepeti orang yang kehilangan akal saat kau di bawa ke rumah sakit karena kau berkali kali mengalami kejang. Dan saat jantung mu berhenti berdetak, dia seperti orang kehilangan dunianya. Sebenarnya aku malas mengatakan ini karena kau pasti akan merasa besar kepala dan---"

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang