Xavier's Fear, Xavier's Grief📍

3.4K 380 17
                                    

Apa yang bisa ku lakukan sekarang selain menyesal dan bersyukur?

Lihatlah tubuh seorang gadis yang sedang memejamkan mata dengan begitu damai disana. Tubuhnya terbalut baju pasien dan terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan sangat tenang.

Dari sini aku bisa melihat dirinya tampak begitu rapuh. Dibalik matanya yang terpejam dengan tenang, dia baru saja melewati masa kritisnya yang menyakitkan.

Aku menyesal telah membawanya terlalu jauh masuk ke dalam kehidupan ku yang berbahaya. Sejak awal aku melihatnya, aku tahu dia adalah gadis baik yang nyaris seperti malaikat. Namun sekarang dia sudah sangat jauh berbeda.

Tangan kecilnya yang tidak pernah melukai orang lain, kini karena diriku tangan itu bahkan bisa mengangkat senjata dan memukul orang.

Gadis polos yang tidak tahu apa apa, kini karena diriku dia harus mengerti tentang betapa berbahayanya dunia gelap ini.

Dia yang selama hidupnya selalu mendapat kebahagiaan dari orang orang tedekatnya, kini apa yang ku berikan padanya? Sebuah kenyamanan? Bahkan tidurnya sering kali tak nyenyak karena mengkhawatirkan kondisiku.

Aku juga sudah berulang kali membawanya pada situasi berbahaya. Dia pernah teluka karena diriku, dan kini lagi lagi dia terluka karena diriku. Bahkan jantungnya sempat nyaris berhenti berdetak.

For the first time of my life, I feel so scared.

Takut untuk kehilangan. Takut akan kematian seseorang. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia pergi dari hidup ku. Mungkin ini adalah karma bagi diriku atas semua nyawa yang telah ku renggut. Kesedihan setiap keluarga dari orang orang yang mati ditanganku, kini bisa ku rasakan lewat gadis itu.

Selfish.

Anggap saja aku seperti itu. Meski aku tahu kalau aku hanya akan memberi penderitaan padanya, dengan sangat egois aku masih membiarkannya berada di dekatku. Sudah terlalu dekat hingga saat aku sadar bahwa apa yang ku lakukan ini adalah sebuah kesalahan, aku sudah tidak bisa lagi melepasnya untuk pergi dariku.

Aku marah pada diriku sendiri yang tidak tahu diri. Bagaimana mungkin seorang yang begitu buruk sepertiku ini bisa terjebak dalam sebuah rasa dengan gadis baik baik seperti dia?

Dia terlalu sempurna untuk orang seburuk diriku.

Di sisi lain aku juga bersyukur karena dia telah melewati masa masa yang menyakitkan untuknya. Melihatnya kesulitan bernapas membuatku merasa hampir gila.

Ingatan ku berputar ke saat saat dimana aku berhasil sampai padanya.

Aku merangkul pinggangnya dan membawanya naik ke permukaan laut. Beruntung Archie selalu mengerti apa yang harus dia lakukan. Archie segera menarik tubuh gadis itu dan membawanya naik ke atas dek kapal.

Keadaan gadis itu sudah sangat buruk. Tubuhnya terikat, kepalanya berdarah, wajahnya pucat kebiruan karena kedinginan.

Aku menerima handuk yang di berikan Archie dan membawa tubuh gadis itu masuk ke dalam. Sialnya tidak ada perapian di kapal ini yang bisa ku gunakan untuk menghangatkan tubuh gadis itu.

"Tuan, anda juga harus memakai handuk. Anda juga bisa terkena hipotermia karena anda juga masuk ke laut yang---"

"Damn, Archie! Apa kau buta?! Kondisinya jauh lebih buruk dariku!" Aku membentaknya. Aku merasa marah pada semua orang, terutama pada diriku sendiri jika terjadi sesuatu hal yang buruk padanya.

Archie hanya diam dan setelah itu membantuku melepas ikatan di tubuh gadis itu.

Aku menekan dadanya, mencoba mengeluarkan air yang tertelan olehnya. Di percobaan ke tiga, dia berhasil memuntahkan air dari mulutnya. Sayangnya, bersama air itu ada darah yang ikut termuntahkan.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang