I'm Helpless, I'm Insecure 📍

4K 368 4
                                    

This is my first wound I got as long as I being Xavier's Queen.

"DIANAAA!!!" Archie berteriak lantang begitu dia memapahku keluar dari dalam mobil. Beberapa pengawal mendekat begitu mereka menyadari ada banyak darah di lenganku.

Goresan akibat serempetan peluru tadi memang cukup dalam. Buktinya darah masih belum berhenti mengalir dari lenganku. Bahkan bajuku sudah ikut terkena noda darah. Ini perih, sungguh. Rasanya aku ingin menangis Tapi aku akan menahannya. Hanya karena luka seperti ini aku tidak boleh sampai menangis.

You're my queen.

Lagi. Kalimat dari Xavier terlintas di benakku. Kembali mengingatkan ku kalau aku harus bisa menahan luka ini.

"DIANAA!!" Sekali lagi Archie berteriak ketika kami sudah berada di dalam rumah. Diana dan beberapa pembantu bergegas keluar.

Xavier yang sepertinya mendengar teriakan Archie juga ikut keluar menuruni anak tangga dan menghampiri kami.

Mata gelap Xavier sedikit melebar. Raut mukanya yang datar seketika berubah menjadi penuh kekhawatiran begitu melihat darah di lenganku.

"Meng!" Xavier membentak tepat dihadapanku. Dia menatap luka ku yang terbalut kaus dengan nyalang. Sorot matanya terlihat khawatir dan marah. Dia menarik lenganku dan mencengkram kuat di sekitar luka goresan itu.

Sedangkan Archie, dia sudah menunduk dalam dalam sejak melihat Xavier. "Maafkan saya tuan, saya lalai da--"

"WHY YOU SO STUPID?!"

Bugh!!

Archie tersungkur di lantai karena mendapat pukulan keras dari Xavier. Mataku terbelalak karena itu.

Xavier kembali meraih jaket Archie dan menariknya bangkit dan kembali memukulnya. "You let her wound!"

Bugh.. Bugh.. Bugh..

Lagi. Tendangan dan pukulan Xavier layangkan kepada Archie. Namun Archie tidak membalasnya seolah dia mengakui kalau ini memang kesalahannya.

"X.. Stop it." Aku berusaha menghentikan Xavier. Aku yakin Archie pasti memiliki alasan kenapa dia tidak bisa menembak pria tadi dan menolongku. Xavier tidak boleh menghukum Archie seperti ini. Apalagi dia baru saja sembuh.

"X... STOP IT!" Xavier tidak mau berhenti sampai aku berusaha menarik tubuhnya. Tubuh Xavier yang terus bergerak membuat lenganku terasa perih lagi.

"Awshh.." Aku merintih ketika tangan Xavier tidak sengaja menyikut lenganku. Dia spontan berhenti dan menatapku.

"Meng! What the hell are you doing!"

Xavier kembali membentak ku. Nyaliku menciut ketika mendapati tatapan tajamnya. "X.. Archie sudah berusaha menyelamatkanku. Ini tidak sepenuhnya salah Archie. Dia sudah memperingatkanku untuk tidak keluar mobil tapi--"

"Tapi kau keluar dan kau berada dalam bahaya! Damn, Meng! Kau sangat bodoh. Aku juga sudah memintamu untuk berdiam dirumah tapi kau malah pergi keluar. Apa kau memang keras kepala seperti itu, huh?!"

Mataku berkaca kaca ketika Xavier marah dan mengungkapkan semua emosinya. Ini pertama kalinya Xavier membentak, mengataiku, dan memarahiku seperti ini. Hatiku sakit? Oh, tentu saja!

Xavier mendengus melihatku diam hampir menangis. Dia memutar tubuhnya dan berlalu meninggalkan kami. "Diana, kau obati dia. Dan kau Archie, jangan dekati dia sampai aku mengijinkanmu." Setelah itu Xavier benar benar pergi.

°°°°°°°

Hari sudah malam dan aku masih belum melihat Xavier sejak dia marah siang tadi. Lukaku sudah diobati dan dibalut oleh Diana dan para pembantu lainnya. Mereka melakukan segalanya dengan sangat hati hati dan memperlakukan ku seperti seorang ratu. Ah, seperti kata Xavier: You're my queen.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang