Sometime Fine, Sometime Bad 📍

3.8K 352 4
                                    

One kiss.

Two kisses.

Nrghh...

Ini gila!! Kepalaku terasa pening ketika untuk yang kedua kalinya Xavier menghisap kuat kulit leher ku.

Tubuh ku menggeliat menginginkan lebih. Namun di sisi lain otak ku memperingatkan diriku untuk menghentikan semua ini. Ini tidak benar. Aku tidak mau Xavier melakukan semua ini hanya karena nafsu. Sampai sejauh ini aku belum bisa memastikan bagaimana perasaan Xavier terhadap diriku. Aku tidak mau menyerahkan tubuh ku pada seseorang yang tidak mencintaiku begitu saja.

Beruntung Xavier menarik kepalanya menjauh dari ceruk leherku. Aku bisa melihat matanya menggelap. Kilatan hasrat terlihat jelas dari sorot matanya. Oh, ini tanda bahaya.

Tangan Xavier yang tadi memeluk pinggangku kini bergerak membelai pipi ku. Terlalu lembut hingga membuatku spontan memejamkan mata menikmati setiap sentuhannya.

Jantungku terasa ingin meledak ketika aku merasakan ibu jarinya menyentuh bibir bawah ku. Dengan sangat hati hati Xavier mengusap bibir ku. Seolah jika dia melakukannya dengan sedikit saja kekasaran maka itu akan menyakitiku. Oh, perlakuan lembut Xavier selalu bisa membuatku beranggapan jika dia mencintaiku. Namun sayangnya, mungkin itu semua hanya sebatas anggapan ku saja. Sebab sekalipun tak pernah Xavier mengatakan bahwa dia mencintaiku.

"This is your first kiss." Ucapan Xavier membuatku membuka mata. Dan hal pertama yang ku dapati adalah wajah nya yang menatapku lembut. Membuat pertahanan yang sudah dengan susah payah ku bangun sejak tadi hampir saja runtuh.

"May I being the first?" Dia bertanya kepadaku sambil menekan ibu jarinya ke bibir ku.

Aku hanya diam tak menjawab. Aku masih dilema. Aku menginginkan Xavier untuk melakukannya, tapi tidak juga.

"This is for the right one."

Xavier terdiam. Dia hanya menatapku lekat cukup lama. Apa perkataanku ada yang salah?

"I know. I'm not the right one."

Oh, X.. Bukan begitu maksudku. Aku--

"Who is the right one?"

"Someone loved me?"

Ku mohon, X.. Katakan kalau kau mencintaiku. Katakan sekali saja dan aku akan membiarkanmu menjadi yang pertama untuk first kiss ku.

Sayangnya harapan ku pupus begitu saja ketika Xavier justru menarik ku semakin rapat ke pelukannya sambil berkata, "Sleep, Meng."

Oh, apa kau memang benar benar tidak mencintaiku, X? Ketika aku berharap kau akan mengatakan kalau kau mencintaiku, kau justru menyuruhku untuk tidur.

Haha..

Poor me!!

°°°°°°°°

Sejatinya aku bukan termasuk golongan siswi yang rajin, maka dari itu aku dan teman teman ku lebih memilih untuk mengobrol di kelas. Guru sedang absen siang ini. Beruntungnya guru juga tidak meninggalkan tugas apapun.

Mereka yang dijuluki 'profesor' alias si pintar nan rajin di kelas memilih untuk membuka buku dan mempelajari pelajaran dengan mandiri. Beberapa ada yang lebih memilih membuka ponsel. Ada juga yang sudah pergi ke kantin. Sisanya ya seperti aku dan teman teman ku. Duduk bergerombol sambil membahas apapun yang terlintas di pikiran secara random.

"Megg, kau ini kemana saja? Kenapa kau sering tidak masuk sekolah akhir akhir ini?" Felin bertanya lebih dahulu.

"Iya, Megg. Kau meninggalkan banyak hal di sekolah. Kau tau? Kami semakin dekat dengan geng Xavier. Entah kenapa aku seperti merasa mereka mengawasi kita." Alisha menimpali sambil sesekali memakan snack yang dia bawa.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang