Little Pain, Little Trust 📍

8.7K 754 18
                                    

"Ibu.. Sudah bersiap?" Aku memanggil ibu dari ruang tamu.

Rencanya sore ini aku akan menemani ibu berbelanja kebutuhan rumah. Semua persediaan barang sudah mulai habis.

"Ya, I'm ready. Let's go, girl." Ibu mengajakku berangkat ketika dia sudah selesai bersiap.

"Let me drive, mom."

Sebagai anak yang berbakti tentu saja aku tidak akan membiarkan ibu yang mengemudi kan?

Sesampainya di mini market, ibu menghampiri rak rak barang dan aku mengambil keranjang untuk menampung semua belanjaan.

Aku terus mengekori ibu sambil sesekali mengambil cemilan atau apapun yang ku mau.

"Do you want some fruits, girl?"

"Emm..." aku melihat buah buahan yang terususun rapi di rak buah.

Setelah beberapa saat berpikir aku akhirnya mengambil satu buah semangka utuh bulat dan memeluknya. Ibu tersenyum dan menyuruhku menaruhnya ke keranjang.

Kegiatan terus berlanjut seperti itu sampai kami memutuskan untuk selesai dan membayar semua barang belanjaan.

"Mom, I forgot something. Wait me for a minute, mom. I wanna buy a novel at the shop opposite"

"Ok, girl. I'll wait for you here."

Aku mulai menyeberangi jalan meninggalkan ibu ku yang duduk menunggu di depan mini market menuju toko buku diseberang sana.

Tidak ingin membuat ibu lama menunggu, aku dengan cepat mengambil novel yang ku inginkan dan membayarnya.

"Tolong... Tolong..."

God!! That's my mom's voice.

My heart beat so fast.

I hope nothing happens to my mom.

Aku berlari secepat mungkin menuju tempat ibu yang berteriak sambil melihat seseorang yang baru saja merapas dompetnya sedang melarikan diri.

Aku tidak peduli apapun saat ini. Aku hanya peduli pada ibu dan dompetnya yang dicuri.

"Mom, are you ok? He didn't hurt you?"

Aku memeluk ibu ku yang panik sambil terus menatap punggung si pencuri yang masih terlihat. Mata ibu berkaca kaca dan perlahan ibu menggeleng.

Ketika aku melepaskan pelukan ibu dan berniat mengejar pencuri itu, seseorang sudah terlebih dahulu berlari mengejarnya.

Thanks God. Setidaknya ada orang yang mau menolong kami. Aku dan ibu segera berlari menghampiri mereka.

Orang itu berlari sangat cepat hingga terlihat begitu mudah baginya menangkap pencuri itu. Dia menarik kerah belakang si pencuri dan langsung memukulnya mentah mentah.

Bugh!

Pencuri itu terhuyung ke belakang dan tas ibu terpental ke sisi kiri. Dengan rasa keberanian aku mengambil tas ibu yang terlepas dari genggamannya dan segera kembali pada ibu yang berdiri ketakutan.

Si pencuri tampak murka dan menyeka sudut bibirnya yang berdarah.

"Oh, wanna be late hero?"

Cuih..

Pencuri itu menghina si penolong kami. "Hadapi aku, dude" Pencuri itu menantang dan mengeluarkan sebilah pisau dari balik pakaiannya.

God..

Ibuku semakin ketakukan. Aku pun tak jauh berbeda. Sekilas aku berpikir si penolong akan menyerah karena dia hanya diam mematung du tempatnya.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang