Too Much Talk, Too Much Luck 📍

3.5K 373 6
                                    

Pesta dipercepat setelah insiden tadi. Pemberkatan Franklyn pun dilakukan dengan segera. Semuanya berakhir jauh lebih cepat dari yang direncanakan.

And here we're now.

Di ruang khusus milik keluarga Mr. One.

Franklyn berada di gendongan ku sekarang. Dia masih terlihat ketakutan semenjak kejadian tadi. Apalagi sekarang sang pelaku sedang tertunduk di hadapan kami.

"Target utama penyerangan adalah Tuan Franklyn dengan senjata bulu buatan yang kerangkanya terbuat dari plastik fiber karbon. Ujung dari bulu itu juga dilapisi oleh toxin berbahaya dari ular berbisa. Pelaku teridentifikasi menjalankan serangan di bawah perintah Tesla."

Kami semua mendengarkan penjelasan Archie. Pelaku yang seorang wanita itu hanya mampu terdiam dengan menatap tajam ke semua orang.

"Bawa dia ke ruang bawah tanah, Lim." Mr. One memberi perintah kepada pengawalnya.

"She will kill me, Mama?" Franklyn berbisik ketakutan di telinga ku. Dia memeluk leherku dengan erat.

"No. She'll not."

"Kau lihat itu, suamiku?!" Mrs. One tiba tiba saja berseru marah, menarik kerah kemeja suaminya, dan menatapnya penuh amarah.

"Xavier sudah rela mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan anak kita. Dan kau? Kau bahkan tidak mau membantunya. Siapa yang ingin membunuh anak kita, huh?! Tesla!! Orang yang tidak ingin kau lukai, sekarang justru mencoba membunuh anak kita. Apa sebenarnya yang ada di pikiranmu, huh?!"

Mr. One hanya mampu tertunduk dalam. Dia menyadari kesalahan yang telah dia buat.

"Aku tahu Tesla adalah adik ku. Aku juga tidak pernah mengharapkan ini terjadi. Tapi jika dia sudah berani mengusik keluargaku, maka aku bersumpah--"

Mrs. One menjeda kalimatnya dan mendekati Xavier, kemudian meraih tangannya. Menggenggamnya erat dan menatap mata Xavier penuh keyakinan.

"Meskipun suamiku tidak mau membantumu, aku bersiap untuk maju Xavi. Aku berada di pihakmu."

"What they are talking about, Mama?" Suara Franklyn membuatku tersadar kalau aku sudah terlalu tenggelam dalam ketegangan suasana saat ini.

"Why my mom look furious?" Bocah itu terus bertanya.

Aku sendiri bingung harus menjawab apa kepada Franklyn. Dia masih terlalu kecil untuk memahami situasi seperti ini.

"Kau benar. Aku telah melakukan kebodohan." Mr. One bersuara setelah sekian lama dia terdiam.

"Aku akan membantumu, Xavi. Tesla sudah merusak perjanjian itu terlebih dahulu. Tidak ada gunanya lagi mempertahankan perjanjian ini."

*********

"You'll home, Mama?"

Keluarga Mr. One mengantarkan kami sampai ke bandara. Franklyn merengek dan memohon mohon kepadaku untuk tetap tinggal disini. Tapi Xavier tidak memberiku ijin.

Aku sudah berencana untuk tinggal di mansion Mr. One untuk beberapa hari. Aku bisa menyusul pulang sendiri jika Xavier bersikukuh untuk pulang sekarang. Tapi sepertinya aku melupakan satu hal. Lupa bahwa setiap perkataan Xavier tidak mengenal bantahan. Ucapannya selalu mutlak dan tidak mau ditolak.

"You'll home, Papa?" Franklyn yang berada di gendongan ibunya kini beralih menatap Xavier yang dibalas dengan tatapan datar. Oh, Xavier memang masih sekaku itu jika berhadapan dengan orang lain.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang