Find Them, Kill Them 📍

5.2K 443 7
                                    

Aku dan teman temanku sedang berjalan menuju parkiran untuk pulang.

Hari ini aku memutuskan untuk masuk sekolah. Setidaknya itu lebih baik daripada harus di rumah bersama Archie yang menyebalkan.

By the way about Archie, He took me to school today early in the morning. He's have some business.

Aku tidak tahu apa urusannya. Oh, lebih tepatnya aku tidak peduli. Yang jelas, Archie membangunkanku pagi pagi sekali dan itu sangat menyebalkan.

Aku sudah menawarkan untuk berangkat sendiri. Dia hanya tinggal meninjamiku mobilnya, dan semua masalah selesai. Tapi Archie bilang, "Tuan Xavier yang memberi perintah, maka aku harus melakukannya."

Begitupun pulang sekolah kali ini. Archie bilang dia akan menjemputku.

"Megg, Megg?! Kau tau? Semenjak kau mengenal Xavier, dia dan anak buahnya selalu mengikuti kita. Lihat kan? Tadi saat istirahat mereka membawa kita ke bergabung ke meja mereka. Oh, sepertinya mereka semua sudah tau kalau Xavier memilihmu sebagai 'ratunya'. Benarkan?" Alisha memyenggol lenganku di akhir celotehannya.

Huft... Kenapa sekarang malah selalu Xavier yang menjadi topik pembicaraan? Apa tidak ada topik lain?

"Aku kira mereka semua itu liar dan brutal. Ternyata mereka tidak seganas yang kedengarannya. Mereka juga bisa mengajak kita bercanda tadi. Oh, bahkan mereka juga menggodamu, Megg!" Crystal ikut menimpali.

"Ck, ck, ck. Kalau Xavier tahu 'ratunya' digoda, habis pasti mereka."

"Hahahaa..." Tawa mereka bertiga menggelegar. Aku hanya membiarkan mereka berbicara sesukanya.

Sesampainya di depan gerbang, kami bertiga berhenti. Bukan karena ada yang menghalangi jalan, namun karena seseorang yang berdiri bersandar kap depan mobil sambil bersilang tangan. Jangan lupakan mobil Lamborghini Gallardo mewah yang dia bawa. Sungguh pemandangan yang pasti akan membuat semua siswi berhenti untuk sekedar melihat.

Siapa lagi dia kalau bukan Archie? Dia sedang berdiri disana menggunakan setelan formal dengan kacamata hitam sebagai pelengkap. Sebuah pesona yang tentu tidak akan diragukan lagi.

Ah, bagiku Xavier tetap nomer satu.

"Nona,."

Alisha, Crystal, dan Felin membatu ditempat. Entah mereka terheran atau terkejut karena Archie menghampiriku.

Felin menarik ujung lengan seragamku dan berbisik, "Kau mengenalnya?"

Crystal membawa kami berempat berbalik membelakangi Archie. "Hey, dia memanggilmu nona?" Dia berbicara sambil berbisik.

"Katakan pada kami siapa pangeran tampan yang sangat hormat kepadamu itu, Megg." Alisha mendesak.

"Emm... Itu... Engh... Supir teman ibuku. Iya, dia pekerja di rumah teman ibuku. Aku kan sekarang tinggal di sana." Oh, maafkan aku Archie. Aku tidak bermaksud menghinamu.

Mereka bertiga menatapku curiga. Aku memasang wajah sepolos mungkin agar mereka percaya.

"Baiklah, kalau begitu."

Tepat sekali! Mereka percaya.

"Tapi mana ada supir setampan dan semuda dia?" Oh, Crysyal.. Kumohon, percayalah.

"Why no? Memang syarat untuk menjadi supir harus tua dan jelek?" Kumohon teman teman, percayalah. Ya, walaupun aku sedang berbohong saat ini, kumohon percayalah pada kebohonganku.

"Tidak juga sih." Nahh, bagus sekali Felin.

"Nah, benar kan? Sudahlah, aku pulang dulu." Baru saja aku hendak berbalik, mereka bertiga kembali menahanku.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang