A King, A Queen 📍

8.1K 633 8
                                    

I wake up.

Alone.

Where is he? Does he leave me?

"Looking for something, pretty girl?" Suara seorang wanita mengejutkanku. Ah, dia wanita paruh baya kemarin yang bernama Diana. Kepala pekerja wanita disini.

"Where is he?"

"Maksud anda tuan Xavier, nona?"

"Ya. Dimana dia? He's gone?"

Diana menghampiriku sambil tersenyum manis. Oh, meskipun sudah tampak beberapa keriput diwajahnya, dia masih terlihat cantik.

"Tuan sedang mandi di kamarnya. Tepat diseberang kamar ini. Tuan juga meminta saya membantu nona bersiap untuk sarapan. Tuan akan menunggu di meja makan."

Jadi dia sudah bangun? Huft.. Syukurlah. Kupikir dia telah meninggalkanku.

"Mari nona, saya bantu anda menyiapkan diri." Perkataan Diana kembali menarik fokusku.

"Ah, aku bisa bersiap sendiri. Terimakasih untuk bantuannya."

"Baiklah, nona. Pakaian anda sudah saya siapkan di walk in closet." Diana pergi setelah itu.

Aku mandi dengan cepat karena tidak ingin membuat dia menunggu terlalu lama. Setelah mandi dan memasuki ruang pakaian, aku melihat setelan casual yang bisa aku kenakan.

Aku menuruni anak tangga dan dengan mudah menemukan meja makan. Dia sudah bersiap duduk di salah satu kursi disana dengan mengenakan pakaian casual sama seperti ku.

Ah, apakah akan selalu sedamai ini setiap pagi menemukannya siap di meja makan untuk sarapan bersama? Oke, berhenti berangan untuk berkeluarga dengannya, Megg.

Aku mengambil tempat duduk di sampingnya. Dia meletakkan ponsel yang tadi dia mainkan dan menatapku. Ya.. Walaupun dia tidak membalas senyumku, itu tidak masalah.

°°°°°°°°°°°°°°°

Seorang pria paruh baya yang masih bisa berdiri dengan tegap sedang memantau sebuah layar monitor. Layar itu menunjukkan rekaman CCTV yang dia pasang diam diam di rumah cucunya.

Ah.. Dia tertawa ketika mengingat betapa sulitnya dia memasang kamera kamera kecil itu di setiap sudut rumah cucunya. Hanya dua kamar di lantai atas saja yang tidak berhasil ia pasang CCTV. Tapi tidak masalah. Setiap lorong menuju kamar cucunya itu sudah dia pasang CCTV.

Bukan tanpa alasan dia melakukan itu. Semua pengamanan itu perlu. Bahkan para bodyguard handal dan terlatih serta beberapa hacker dia susupkan ke dalam rumah itu untuk menjaga satu satunya cucu kesayangannya itu.

Dia sangat paham bahwa kehidupannya dan cucunya selalu terancam. Setiap detik yang berlalu adalah ancaman. Setiap hembusan napas adalah selangkah untuk menuju kematian.

Keluarga mereka adalah pemilik ADAM's group. Penguasa shadow economy terbesar di Europa dan beberapa negara di Asia. Saingan perusahaan mereka bukanlah orang main main. Mereka semua adalah orang orang pintar dan licik yang bebas dari ikatan hukum manapun karena uang yang mereka miliki selalu berhasil membungkam setiap pengadilan negara.

Cucunya adalah kepala atau pemimpin perusahaan itu sekarang-- mewarisi dari ayahnya. Meski beberapa kali dia harus turut turun tangan membantu cucunya. Bagaimanapun cucunya itu masih muda dan perlu pengawasan. Cucunya adalah 'The king of shadow economy'.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang