Close To You, Close To End

3K 275 10
                                    

Sikorsky S92 yang gagah milik Xavier kembali menemani perjalanan kali ini menuju ke atas kapal pesiar Freedom Ship yang sedang berada di atas perairan laut lepas. Anggota secret troops yang lain menyusul dibelakang dengan menggunakan Eurocopter EC155.

Kapal besar yang kami tuju sudah terlihat di depan sana. Dua menit lagi kami akan mendarat.

Perfect.

Satu kata yang bisa menggambarkan pendaratan helikopter kami di atas landasan kapal dengan sempurna.

Tidak ada yang mencurigai pendaratan kami. Orang orang sibuk dengan urusan mereka. Hanya beberapa awak kapal menghampiri rombongan kami untuk bertanya siapa, dan untuk apa kami berada di kapal pesiar megah ini.

Grandpa yang mengurus masalah awak kapal tersebut. Grandpa memang paling ahli bernegosiasi. Selagi Grandpa mengatasi masalah kecil yang timbul, aku dan yang lainnya turun untuk mencari keberadaan Rhisand.

Sialan! Kapal ini begitu besar. Apa kami harus mencarinya di kapal yang sebesar ini? Oh, aku bersumpah ada lebih dari sepuluh ribu ruangan di kapal ini. Lalu bagimana bisa kami mencari Rhisand dengan cepat?

"Nona, silahkan anda ikut dengan Tylor dan Felix. Kami yang akan membawa Rhisand ke hadapan anda hidup hidup." Archie berbicara padaku.

"What should I do with them?"

"Nothing."

"Are you kidding me?!"

Apa apaan ini?

Maksudku, aku jauh jauh ikut ke mari hanya untuk berdiam diri dan tidak melakukan apa apa?

Hampir saja aku kembali bersuara untuk melancarkan protesku, namun Xavier sudah lebih dulu mencegahku dengan isyarat telunjuknya. Jangan membantah, mungkin seperti itu maksud yang ingin dia sampaikan.

Hal selanjutnya yang si tampan menyesatkan itu lakukan adalah mencium keningku dengan sangat hati hati. Seolah aku ini sangat rapuh, padahal dia pernah menciumku dengan sangat keras, lebih keras dari yang kali ini.

Dia meletakkan dagunya di puncak kepalaku. Mungkin dia sedang memejamkan mata, terlihat dari dirinya yang hanya diam sambil sesekali mengusap lengan ku.

"Just go with them." Ucapnya tanpa merubah posisi kami.

"I wanna with you."

"You always with me."

Ah, isn't it sweet?

Always with me, he said. Menjadi manis seperti ini sangat bukan Xavier sekali.

"I promise." Xavier kembali mencoba meyakinkan ku.

"Promise about what?"

"You can kill him after I found him."

Kill him.

Tanganku meremas kemeja Xavier tanpa sadar.

Entahlah. Kenapa di saat saat mendekati akhir, ketika apa yang ku mau sebentar lagi bisa ku capai, ketika apa yang selama ini selalu mengganggu sebentar lagi akan usai, rasanya justru aku menjadi berat untuk melakukannya.

Namun aku juga tahu. Apapun yang terjadi, semua ini harus terjadi. Menyingkirkan Rhisand bukan sekedar untuk balas dendam, tapi juga untuk memperbaiki dunia Xavier yang berselimut bayangan.

"Do nothing, remember?"

"Ya."

"Don't be afraid."

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang