Be Wild, Be Rude

3.2K 300 6
                                    

Annoying! I'm swear!

Xavier benar benar menyebalkan.

Dia pergi meninggalkan ku di rumah tepat setelah pulang sekolah. Disaat aku masih ingin banyak bertanya kepadanya tentang Lyra, dia justru pergi dan sampai malam ini belum kembali.

Dia keterlaluan.

Aku mendengus kesal dan berlalu dari meja makan menuju ke kamar ku sambil mengentakkan kaki. Pasti Xavier tidak akan pulang malam ini.

Sudah terlalu larut untuk menunggu. Maka aku memutuskan untuk berbaring, menarik selimut, dan mulai memejamkan mata untuk tidur.

Aku hampir benar benar terlelap saat merasakan sisi ranjang di samping ku bergoyang. Saat mengintip siapa yang datang, ternyata itu dia, si tampan menyesatkan yang sudah ku tunggu sangat lama.

"I'm sorry. I wake you up." Dia mengambil selimut yang berada di bawah kaki ku dan ikut berbaring di sampingku, kemudian menyelimuti tubuh kami. Tidak tinggal diam, aku bergerak merapatkan diriku padanya, mulai tertidur di dadanya.

"Where you have been?" Aku bertanya sambil sedikit mendongak untuk menatap matanya yang juga sedang menunduk menatap ku.

"Grandpa's mansion."

"Anything to share?"

Aku meniru kalimat yang dulu pernah Xavier gunakan untuk memulai sesi bed talking dengan ku.

Dia menaikkan salah satu alisnya, mengerti jika aku ingin berbicara dengannya.

"Kau tidak lelah? Kita bisa bicara besok." Dan aku menggeleng untuk menjawabnya.

"What happened? Kenapa kau sangat lama berada di masion Grandpa?"

"Nothing. Hanya mengurus beberapa hal kecil."

Aku mengangguk, berpura pura paham meski sebenarnya aku sama sekali tak mengerti apa yang dia maksud. Ah, lagipula bukan itu tujuan utamaku untuk talking bed kali ini.

"X.. Aku tidak bisa tidur. Ceritakan padaku suatu hal."

"Tell you about what?"

"Emm.. Maybe.. Lyra? Who is she? How come she was here."

Bukannya menjawab, aku justru melihatnya tersenyum. Jenis senyuman menggoda yang dapat membuat kesadaran akal sehat ku tercecer jika aku tidak membangun dinding pertahanan yang kokoh.

"Jealous, huh?" Dia berbisik di telinga ku sambil menggigitnya, membuat ku menahan gejolak aneh yang kembali timbul saat dia menyentuh ku.

Aku mendorong dadanya agar dia menghentikan perbuatannya, dan untungnya berhasil. Dia kembali menatap ku, masih dengan senyuman yang sama.

"No." Aku menggelak, meski kenyataannya memang seperti itu adanya.

"It's ok, baby. Aku senang saat kau cemburu. But don't worry, I'm still yours."

Damn!

Dia sukses membuatku merona.

"Who is she, X?" Aku mencoba untuk kembali bersikap tenang meski jantungku berdebar dengan kencang.

"Lyra Gracia. Anak dari salah satu pemimpin shadow economy di wilayah Asia. Aku mengenalnya saat kecil karena Granpa pernah mengajakku ke Asia dalam waktu yang lama. Kami hanya berteman. Aku menghormati ayahnya karna dia pernah menolong ku waktu kecil. Dan yang ku tahu dia ada disini karena program pertukaran pelajar. Dia akan berada disini sampai satu bulan kedepan."

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang