XL

5.9K 525 148
                                    

= BELAIAN LENGAN FAJAR LENYAP DALAM SENYAP =

.

.

.

Playlist: Gabrielle Aplin - Waking Up Slow (Piano Ver.); Piano Concerto No. 4 in G Major, Op. 58:1, Allegro Moderato - Mitsuko Uchida (Originally by Beethoven)

.

.

.

Hai! Maaf ya baru update. Semoga suka sama terjemahan kali ini. Tolong jangan lupa untuk vote dan komen ya, sebagai bentuk apresiasi, hehe. Terima kasih.

.

.

.

Kali ini, heat Donghyuck datang dalam sunyi dan senyap, tidak sebagaimana sebelumnya. Sang tabib istana menjelaskan bahwa ini mungkin terjadi, setidaknya sampai tubuh Donghyuck terbiasa. Akan ada heat yang kuat dan yang lemah. Donghyuck tidak tahu harus mengatakan apa. Semua heat yang datang sebelumnya selalu kuat.

Bagaimanapun, kali ini rasanya seperti entakan berlarut-larut, terseret secara menyedihkan selama dua hari dua malam, seolah ini bukan hal alaminya melainkan dampak, cabang sisa dari rut Mark. Tungkai Donghyuck terasa sakit, begitu pula kepala dan perutnya. Ia ingin disetubuhi, tetapi rasanya menyakitkan juga. Ia menggelayut pada Mark, dengan tubuh demam dan lemah, memohon supaya Mark melakukan knot padanya sehingga hal ini dapat berakhir.

Mark berusaha, tetapi ini juga sulit baginya. Knot bukan sesuatu yang mudah timbul, bahkan bagi para Alpha, untuk waktu yang saling berdekatan tepat setelah rut. Ada alasan mengapa seks biasa tidak berakhir dengan melakukan knot, sebab hal itu butuh banyak energi, dan butuh cukup waktu pula untuk pemulihan. Itulah mengapa Mark menghabiskan hari pertama dengan memanjakan Donghyuck, dengan tangan di perut lelaki itu, memijatnya untuk meredakan kram, dan mendaratkan bibirnya ke bibir Donghyuck untuk sebuah ciuman singkat.

Donghyuck gelisah dan menggigil, terlalu sensitif dan jengkel, mendambakan sentuhan Mark sebagaimana ia juga ingin terbebas darinya.

"Aku muak menjadi Omega," gumamnya, dengan wajah sepenuhnya merah dan berkeringat, mengenyit akibat rasa sakit di sekujur tubuh. "Hanya ada rasa tidak nyaman dan sakit."

"Pikirkan hal ini sebagai sebuah pertempuran. Kau berada di medan perang dan hanya harus ... kau tahu, menaklukkan pemimpin musuh. Kalau kau menemukan dan mengalahkannya, seluruh tentara akan berlarian bubar seperti ayam yang terpenggal."

Donghyuck mendengus. "Sungguh hal yang sangat acak untuk diketahui tentang ayam."

"Woobin menunjukkannya padaku bulan lalu, ketika kau berburu. Agak menyedihkan, sebenarnya. Badannya tidak sadar kalau kepalanya sudah tidak ada dan ayam itu tetap bergerak, tapi tanpa kepala, membentur serampangan dan menyebarkan darah. Dan kemudian mati."

"Menyentuh dan agak menjijikkan."

"Yah," ucap Mark, "sama halnya dengan tentara. Terkadang kau tidak perlu membunuh sang pemimpin. Kalau kau menurunkan bendera panji mereka, para tentara tidak akan tahu apa yang harus dilakukan. Mereka akan diam, seperti ayam yang terpenggal."

"Bagaimana itu bisa membantu heat-ku, Mark?"

"Baiklah, bayangkan begini, kau menunggu kesempatan untuk mendekati panji, atau sang pemimpin, dan tak satu pun dari mereka ada yang terlihat. Kau melindungi tanahmu sehingga kau tidak boleh lari, kau harus tetap berdiri. Kau membunuh tentara musuh hingga tungkai-tungkaimu kesakitan. Dan kau membunuh lebih banyak. Lagi dan lagi. Pada titik tertentu, ujung pedangmu terbungkus oleh darah, matamu perih oleh keringat, dan kau tertembak oleh setidaknya dua panah, ditambah tameng yang selalu menubruk dadamu, nyaris menumbangkanmu. Kau ladang memar yang hidup dan bernapas."

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang