LVII

1.4K 155 43
                                    

= DI TENGAH SENJA KEEMASAN, LIDAHKU MENCECAP RASA MANIS NAN SEDERHANA =

.

.

.

Song: Sol Novo - Olivia Belli

.

.

.

Menurut Mark, sosok Raja Pulau Selatan tidak terlihat cukup berwibawa untuk ukuran seorang raja. Si Tukang Senyum Bodoh, sebut mereka, sebab pria itu tetap tersenyum meski di tengah proses negosiasi usai perang berdarah-darahㅡsangat kontras dengan ekspresi keras dan kaku yang dimiliki ayah Mark.

Ketika Mark menjadi tamu di Coraline sebelum ulang tahunnya yang kesebelas, di tengah turnamen panahan yang dikuasai Donghyuck dengan mudah, ia sempat memperhatikan sang Raja Kepulauanㅡbukan dengan tujuan politik, melainkan untuk mengetahui iblis seperti apa yang telah menciptakan petaka seperti Donghyuckㅡdan tidak menemukan satu pun hal yang spesial. Pria itu bertubuh tidak terlalu tinggiㅡsebagaimana putranya, pikir Mark, tetapi bukan dalam artian yang burukㅡdengan sutra mahal keemasan yang membalut tubuh gempalnya. Pria itu selalu tersenyum, sebagaimana yang rumor katakan.

Sosok itu mengingatkan Mark akan tukang perhiasan di Jalan Tara, distrik perdagangan di kota tinggi. Mereka juga senang tersenyum, lebar dan cerah. Tangan-tangan mereka memisahkan perhiasan tercantik dari cangkang bijih terbaik, benda keemasan yang diperuntukkan bagi para wanita cantik. Setiap tahun ketika Johnny berkunjung, Mark akan mengajaknya ke sana untuk membeli perhiasan sebagai hadiah untuk ibunya, tetapi ia tidak pernah berani untuk ikut membeli.

(Ratu Lembah, kata ayahnya, hanya akan mengenakan perhiasan yang dihasilkan di tanah Lembah, demi menghormati para leluhur mereka. Bukan malah benda mencolok dari tanah asing itu.)

Seiring waktu, Mark mengetahui bahwa hampir semua perhiasan di Jalan Tara didatangkan dari Kepulauan Selatanㅡatau, melalui mereka sebagai perantara, dari sebuah pulau yang jauh di seberang lautan, yang hanya bisa dicapai oleh para pelautㅡdan sang ayah membencinya sebesar ia mendambakannya. Mark harus mengalami kunjungan pertama ke Coraline, melihat bak mandi dan mangkuk kencing yang terbuat dari emas, serta jepit kupu-kupu bertatah batu delima dan zamrud di rambut keemasan anak-anak di sana, untuk akhirnya mengerti perasaan itu.

Lembah Raksasa adalah negara yang kuat, tetapi tidak kaya. Kekayaan tidaklah penting bagi leluhur Mark, sebab mereka berpikir kekuatanlah yang akan memenangkan mereka dalam peperangan. Namun, terlepas dari segala kekuatan itu, tiga perang yang mereka inisiasi terhadap Kepulauan Selatanㅡyang terakhir dimulai oleh kakek Mark, dipertahankan oleh ayah Mark, dan diakhiri oleh pria gempal pendek yang sekarang menduduki singgasana Sharㅡtidak ada satu peperangan pun yang Lembah menangkan.

Mark tidak tahu banyak tentang raja-raja terdahulu Shar, tetapi ia sadar fakta bahwa kakeknyaㅡdisebut-sebut sebagai salah satu raja terkuat yang melahirkan dinasti paling strategis pada masanyaㅡterkalahkan di Tanjung Conk oleh seorang pria yang terlihat lebih seperti pedagang kaya alih-alih seorang jenderal, adalah sesuatu yang tidak akan bisa dimaafkan atau bahkan dilupakan oleh ayah Mark. Fakta bahwa, sebagaimana yang diceritakan, raja muda Shar yang menghadiri negosiasi perdamaian dalam penampilan tenang, terkendali, dan selalu tersenyum, hanya membuat pihak Lembah semakin merasa terhina.

Raja Shar tidak sedang tersenyum sekarang. Mark bertemu mata dengannya ketika pria itu melangkah memasuki ruangan, tetapi dengan sopan segera menurunkan pandang. Ia tahu Donghyuck tidak melakukannyaㅡmenunduk atau membungkukㅡtetapi Donghyuck adalah Donghyuck, dan lelaki itu melakukan apa pun yang ia inginkan. Mark jarang berseteru dengan ayahnya, juga tidak punya niat untuk melakukan itu dengan orang lain. (Kecuali apabila Donghyuck memintanya, sebab ia lebih tidak mau berseteru dengan Donghyuck.)

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang