XLII

3.2K 459 119
                                    

Hai! Mumpung aku sempat nerjemahin bab ini, hehe. Enjoy ya!

.

.

.

= JALUR MENUJU KEGELAPAN DUNIA =

.

.

.

Keputusasaan berlipat ganda, membuat Mark ingin mencungkil lapis demi lapisnya, hingga yang tersisa hanyalah kekerasanㅡhingga segala yang tersisa hanyalah daging mentah dari sosok pria di hadapannya.

Pria itu berambut kelam, tetapi segala yang ada pada dirinya berdenyar pucat; kulit kemerahan dan mata abu-abu. Sebuah busur panah melindunginya bagai tameng, dan Mark tidak memahami perkataannya, meski caranya menatap busur Mark sudah cukup menjelaskan. Jemari Mark mengerat di tubuh anak panah yang siap dilepas, bulu ekor panah menggelitik lehernya. Busur di tangan pria itu kemungkinan tidak sama kuat dengan busur berburu milik Mark, tetapi jelas lebih cepat. Lebih daripada itu, ia tidak mengarah pada Mark. Mata panah itu mengarah pada Donghyuckㅡatau lebih tepatnya, pada onggokan tubuh kuda yang berkedut dan meringkik ketakutan, sambil mengalirkan darah ke tanah, menutup tubuh Donghyuck di baliknya.

Mark tidak tahu apakah Donghyuck terluka atau tidak. Ia hanya sempat mendengar suara anak panah yang mengenai kuda, lalu mereka jatuh bersama. Kuda itu bisa saja meremukkan Donghyuck, atau benturan dengan permukaan tanah akan menciptakan cedera, membuka kembali luka lama. Begitu banyak perkiraan, tetapi tidak ada waktu untuk menimbang-nimbang. Mark tidak berani melepas pandang dari busur panah seiring pria di hadapannya berkata, sekali lagi, dalam bahasa asing yang terdengar mendesak.

Si pria menggerakkan kepala dalam anggukan tajam, menatap busur panah Mark untuk menyampaikan maksud, dan menggeser busurnya hingga mengarah tepat pada Donghyuck. Mark mengangguk, menurunkan panah dan mengangkat kedua tangan, perlahan-lahan. Si pria memberi gestur tidak sabar, hingga busur Mark pun ikut meluncur jatuh ke permukaan tanah.

Seharusnya kubawa Hendery, pikir Mark, sebab tidak ada yang pantas menuai kekacauan ini, bahkan rasa menggebu untuk mencuri waktu berduaan dengan Donghyuck sekalipun. Berpikir, Mark, berpikir.

Mereka berada di tengah antah berantah, tanpa lencana agungㅡtidak di tempat mereka bisa terlihat. Tidak satu pun selain kawan-kawan kepercayaan Mark di Robyn yang tahu ia dan Donghyuck ada di sini, dan apabila ini adalah percobaan pembunuhan, tidak mungkin hanya satu pria yang dikirim untuk menghabisi mereka. Ini bukan penyerangan terhadap Putra Mahkota Lembah, malah bisa jadi sesuatu yang lebih berbahaya.

Pria itu tampak kelaparan, kotor, dan kedinginan. Ia jelas merupakan orang asing, dan mungkin sedang dalam pelarian. Ia mungkin saja melewati perbatasan diam-diam tanpa seorang pun tahu keberadaannya di sini selain Mark dan Donghyuck, yang mana akan membuat kondisi lebih mudah apabila pria itu menghabisi mereka di sini demi menutup pelarian. Namun, ia bisa jadi juga merupakan buronan para penjaga perbatasan, yang berarti bahwa seseorang, mungkin Johnny, tengah mengadangnya. Dengan itu, si pria akan merasa putus asa demi seekor kuda, dan siap membunuh Mark serta Donghyuck untuk mendapatkannya. Mark meneguk saliva. Ini adalah situasi yang sama-sama merugikan. Donghyuck masih terkapar di tanah dan Mark tidak yakin akan kondisinya. Ia hanya bisa melihatnya berusaha meraup udara tanpa sanggup bangkit.

Si pria asing kembali membentak dalam bahasa asing, mengisyaratkan Mark untuk turun dari kuda. Ia harus mengalihkan panah dari Donghyuck kepada Mark untuk melakukannya. Mark kembali mengangkat tangan, menampilkan gestur menyerah, perlahan, seolah tengah berhadapan dengan penjahat di hutanㅡdan bukankah pria itu memang penjahat? Mark mampu merasakan beban berat pedang di pinggangnya, juga beban dua belati di tubuhnya. Ia mungkin memiliki kesempatan dalam pertempuran jarak dekat, tetapi lawannya terlalu jauh dan terlalu dekat di saat bersamaanㅡterlalu jauh bagi Mark untuk melayangkan ujung pedang ke lehernya begitu kaki mencapai permukaan tanah, dan terlalu dekat bagi anak panah untuk menyasar Mark begitu ia bergerak.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang