XVI

7.2K 679 178
                                    

= HARI INI, AKU BELAJAR MENGENAI KATA TANPA MAKNA =

•••

Playlist: Sun&Moon - NCT 127; Blizzard - Two Steps from Hell; KING and QUEEN - EXO-CBX

.

.

.

"Ada surat untukmu. Dari sepupu favoritku kepada sepupu favoritku."

Sebagai reaksinya, ekspresi Johnny tampak tidak goyah dan tangannya pun tidak bergetar. Pemuda itu tetap menuangkan anggur ke dalam pialanya dengan hati-hati, dan begitu selesai, ia menerima amplop yang Mark sodorkan, sebelum mengantunginya tanpa suara.

"Tidakkah ada yang mau kau katakan?" Mark bertanya.

"Tidakkah kau mau meminum anggurmu?" Johnny balas bertanya, dan mereka bersulang sebelum Mark mengerutkan alis.

"Taeyong, serius?"

Johnny mengambil posisi duduk di kursi tinggi yang sebelumnya ditempati oleh ayahnya, dan yang mana juga pernah ditempati oleh kakeknya. Pemimpin Clairs masih berada di luar, di antara puncak yang membeku, memimpin orang-orangnya di perbatasan untuk melindungi desa dari sergapan para bandit. Tanpa kehadirannya, si putra tertua ditugaskan sebagai pengganti dirinya di tempat yang pernah ditempati oleh leluhur mereka (dan Mark), sambil meminum anggur. Tatapan yang ia layangkan pada Mark menjeritkan suatu tantangan.

"Kenapa tidak? Dia cantik, dia cukup pantas menjadi pemimpin masa depan Clairs, dia juga menyukaiku."

"Kau membencinya! Bertahun-tahun! Kau tidak pernah berhenti mengeluh tentang betapa kaku, beradab dan dingin sikapnya, betapa kau sangat membencinya."

Satu alis Johnny seketika terangkat.

"Oh, beri tahu aku. Lagi pula, kau yang lebih berpengalaman dalam pernikahan dengan seseorang yang amat kau benci."

"Itu ... itu berbeda. Aku tidak punya pilihan!"

Johnny mendecakkan lidah, menyandarkan punggung pada sandaran kursi dan tersenyum. "Mohon ceramahi aku, Mark. Orang-orang yang punya telinga mendengarmu mengeluh tentang si bocah nakal itu hingga pada titik kami semua berharap lebih baik tidak punya telinga, dan apa yang kudengar dari pembawa pesan yang datang kemari bulan lalu? Bahwa Putra Mahkota tercinta kita tampaknya terlalu jatuh cinta pada suaminya, sehingga enggan menyetubuhinya begitu saja. Bahwa dia memerlukan waktu untuk ... merayunya."

Persetan dengan pembawa pesan. Persetan dengan orang-orang yang tidak mampu menutup mulut mereka. Persetan dengan semua orang.

"Itu," ucap Mark sambil menunduk, "bohong."

"Oh, baik, terima kasih atas konfirmasinya. Kupikir kau sudah gila. Maksudku, aku tahu kau begitu pemalu untuk sekadar menyetubuhi seseorangㅡsial, bahkan kau menolak menyetubuhi pelacurㅡjadi bagian bahwa kau menolak melakukan seks kuanggap sebagai sesuatu yang benar, tapi kau? Jatuh cinta pada Pangeran Donghyuck dari Pulau Selatan? Hanya orang yang belum pernah bertemu denganmu yang akan percaya pada hal itu."

Mark tersedak anggur. Ia terbatuk. Sedikit tercekik hingga Johnny memukul punggungnya dengan keras dan ia menyemburkan anggur kembali ke dalam piala. Mark meletakkan gelasnya sambil meringis.

"Kebohongan yang salah," ujarnya, dengan suara serak dan tenggorokan yang perih. Johnny menatap ke arahnya, kebingungan, hingga Mark kembali mengulang kata-katanya. "Itu adalah kebohongan yang salah, kami melakukan seks. Semuanya benar."

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang