L

2.8K 323 47
                                    

Hai! OMG thanks udah nunggu terjemahannya. Versi Inggris-nya udah update sejak tanggal 21 Agustus 2021 kemarin, makanya aku buru-buru selesaiin hari ini. Astaga, sehari semalam ngerjain terjemahan, editing, dan revisi. BOYOKEN AKU GAES! Please jangan lupa vota dan komen sebagai bentuk apresiasi, yes! Selamat membaca <3

.

.

.

= (INTERMESO) AKU SADAR BAHWA AKU LEBIH MENCINTAI SESUATU DI AMBANG KEHILANGAN, SEHINGGA AKU BELAJAR UNTUK MENCINTAI BUNGA =

.

.

.

Playlist: Adagio in G Minor - Chamber Orchestra of Miemo; Rosemary's Song - Olivia Belli

.

.

.

Suami Donghyuck memiliki punggung yang lebar, melebihi lebar langit, dan sebagaimana langit, ia tampak semakin lebar manakala didekati. Apabila Donghyuck tidak sanggup menahan diri dan jatuh kepada bentang langit cerah itu, maka ia akan melakukannya dengan tubuh tegak, dagu terangkat, serta kepala termahkotai bunga-bunga. Apabila Mark dari Lembah Raksasa adalah langit, maka Donghyuck akan menjadi matahari yang bersinar begitu cerah hingga mata mana pun tak sanggup melihatnya, terik yang membutakan.

Donghyuck melangkah di jalur berbunga hingga tiba di sisi sang pangeran Lembah. Salam yang pendeta wanita sampaikan hanyalah peringatan sebelum upacara dimulai.

Sang pangeran tidak menatapnya, sehingga Donghyuck juga tidak repot-repot melakukannya.

Memangnya apa yang harus ia lihat? Donghyuck tidak perlu menoleh untuk tahu suaminya tampan, dan ia tidak ingin menoleh, sebab bagaimana jika Mark balas menatapnya? Bagaimana jika Mark membaca apa yang terlintas di mata Donghyuck, perasaan yang berbahaya dan ceroboh, memalukan dan tak terkendali, yang dada Donghyuck ampu sejak dari Pulau Selatan hingga Lembah, sepanjang waktu. Terbungkus dalam jalinan besi, tulang dan sel, darah dan daging, sebab tak seorang pun boleh tahu. Bagaimana apabila Mark menyadarinya? Donghyuck mampu merasakan perasaan itu merangkak dari dada ke tenggorokan, menyentil bibirnya hingga gemetar, dan bergerak menuju mata, tempat siapa pun mampu mencungkilnya bagai bunga liar yang tumbuh di sisi jalan. Sehingga Donghyuck tidak menoleh, dan alasan yang ia katakan pada diri sendiri adalah karena Mark juga tidak menoleh padanya, sedang kenyataannya ia tidak ingin Mark membaca perasaan yang memenuhi matanya. Bahwa Donghyuck, hingga detik itu, masih berpikir bahwa ia tampan.

Tidakkan ini menyebalkan? Berani-beraninya pemuda ini, pemuda bodoh, menyebalkan, dan membosankan ini. Pemuda yang terlampau sopan, canggung, dan terkekang dalam ekspektasi sang ayah yang mendambakan kesempurnaan, hingga tak sanggup berkehendak atas keinginannya sendiri sebab tak mau sang raja kecewa. Terlalu setia, terlalu patuh, sangat tertebak. Membosankan.

Pemuda yang rendah hati, pekerja keras, dan gigih. Tidak takut gagal. Tidak takut untuk belajar dari kesalahan. Baik, mungkin tidak kepada Donghyuck, tetapi kepada Dongsoonㅡia juga baik kepada Donghyuck yang dulu menyamar sebagai Dongsoon.

Tampan.

Sang pendeta wanita berbicara dan Donghyuck berpegangan pada rangkaian bunga di tangannya, meremukkan batang serta dedaunan rapuhnya, dan bersyukur atas aroma tajam yang mereka keluarkan ketika bergesekan dengan telapak tangannya. Tanpa hal itu, Donghyuck tidak akan berani bernapas apabila Mark berada sedekat ini.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang