LIX

3.4K 164 68
                                    

= MAHKOTA BUNGA YANG KERAP KURANGKAI BAGI PARA BANI =

.

.

.

Playlist: Delphinus Delphis - Austin Winters; I'm Not Angry Anymore - Paramore

.

.

.

Undine adalah sebuah pulau kecil di bawah yuridiksi Thia, dikelilingi oleh pasir lembut keemasan dan air pesisir yang jernih. Klan Lee dari Undine bukanlah bangsawan tinggi, tetapi tetap merupakan klan yang kaya dan dihormati. Sedikit tidak masuk akal bagi Mark bahwa mereka mau tinggal di tengah pulau kecil seperti itu, jauh dari pelabuhanㅡterlebih ketika Mark tahu ayah Jeno merupakan penasihat raja dan pemimpin jalur perdagangan.

"Itu karena ibunya. Warga asing tidak diperkenankan tinggal di pulau utama, mereka hanya boleh berkunjung di bawah pengawasan ketat. Kau adalah pengecualian karena aku suamimu, meski kau tetap harus didampingi oleh pengawal apabila kita tidak sedang bersama."

"Tapi mereka sudah menikah selama bertahun-tahun."

Donghyuck berkedik.

"Ayahku sudah membuat pengecualian untuk Jeno. Biasanya, kau harus menjadi keturunan asli Kepulauan generasi ketiga untuk diizinkan menginjakkan kaki di ibukota. Tapi, ayah Jeno adalah salah satu penasihat terdekat Ayah. Dan Jeno dibesarkan untuk menjadi penasihatku kelak. Bukan berarti ibunya tidak diperbolehkan berkeliling di sekitar Kepulauan. Beliau hanya butuh persetujuan dari Bangsawan, atau ayahku."

Mark menatap mansion yang menjorok ke teluk, dikelilingi oleh bingkai warna-warni bebungaan. Jika itu adalah penjara, tempat itu lebih cantik daripada yang diberikan kepada ibu Mark begitu wanita itu menikah. Namun, penjara tetaplah penjara, tak peduli seindah apa.

"Kudengar, beliau berasal dari Clairs."

Donghyuck mundur dan bersandar pada pagar besi, membiarkan cahaya matahari yang menembus layar mengecup kening dan pipinya.

"Kau penasaran dengannya?"

"Lebih karena beliau akan membenciku atas apa yang telah kulakukan kepada putranya."

Akhir-akhir ini, rasanya segala yang Mark lakukan adalah bertemu dengan para ibu. Dan mereka semua punya alasan untuk merasa kesal terhadapnya.

"Itulah alasan kita kemari. Kau bisa minta maaf, sedikit merendahkan diri. Sampaikan salam dari ibumu. Tidakkah mereka saling kenal?"

"Entahlah."

"Terlepas dari ibu dan ayahnya, kau harus meminta maaf kepada Jeno. Pikirkan apa yang harus kau sampaikan kepadanya. Pada tahap ini, aku tidak tahu apakah pernikahannya bisa dihentikan, tetapi aku ragu Jaemin akan senang apabila hal itu sampai terjadi."

"Maksudmu, Pangeran Jaemin." Mark mengoreksi, berusaha mengucapkannya secara acuh tak acuh tanpa terdengar kesal, yang berakhir gagal. "Kau laki-laki yang sudah menikah. Bukan berarti aku tidak bisa memperbaiki kekacauan diplomatik besar dengan membuat kekacauan yang lebih besar. Lebih-lebih di negara yang telah membenciku."

Donghyuck mendecakkan lidah. Omelan apa pun yang akan ia mulai diinterupsi oleh pekikan senang Dongsoon ketika kapal menyentuh dermaga.

"Yeeun!"

"Soonie!"

Baik Dongsoon maupun si gadis pirang yang menunggu di dermaga hampir terjun ke dalam air di tengah usaha mereka berlari menghampiri satu sama lain, tangan saling bertaut.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang