XII

10.9K 1K 161
                                    

= KEGELAPAN ADA KARENA KAU BERUSAHA TERLALU KERAS. PERLAHAN, NAK, PERLAHAN, BELAJAR LAKUKAN SEGALA SESUATU DENGAN PERLAHAN =

. . .

Playlist: Wonder - EDEN

.

.

.

Angin mengetuk-ketuk jendela dan berembus memasuki pipa-pipa yang melekat di sisi tembok bagai nadi, melolong seperti pasukan hantu yang terjebak dalam ruangan kedap, ditakdirkan untuk menghantui seluruh istana selamanya. Terdengar seperti salah satu dongeng sebelum tidur yang Johnny ceritakan pada Mark ketika masih kecil, kisah tentang mayat yang kembali bangkit dari kuburan busuk dan terbutakan oleh rasa lapar, tentang hantu yang mengisap energi orang-orang yang hidup, tentang monster tak berbentuk yang terjebak dalam es-es di sekitar Clairs, di perbatasan Kekaisaran, sebelum masa permulaan. Sang raja pernah sekali mendapati Mark menangis di ranjangnya sebab cerita-cerita itu. Mark berusia sekitar empat atau lima tahun saat itu, ketika ia masih terbiasa bersembunyi di balik gaun ibunya dan mendaki kursi mahoni untuk bermain dengan harpa raksasa yang sang ibu simpan ruang kaca. Namanya saat itu masihlah Minhyung dan ia senang mendengar cerita dari sepupunya ketika siang, dan sangat ketakutan pada cerita-cerita itu ketika malam.

Sang ayah pernah memarahinya, lalu memarahi Johnny, dan kemudian sang ratuㅡkarena bersikap terlalu lunak, terlalu manis, terlalu protektif, dia akan menjadi seorang omega apabila kau terus memperlakukannya seperti itu.

"Apa salahnya menjadi seorang omega?" sang ratu membalas, mengangkat dagu, berdiri tegak di depan suaminya. "Omega di Utara sama berharganya seperti alpha."

"Terdengar bagus, sehingga apabila dia benar-benar menjadi seorang omega, aku bisa mengirimmu dan dia kembali ke pegunungan, Tuan Putri."

Itu adalah pertama kalinya Mark menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar. Pertama dan terakhir, dan yakin bahwa dua orang itu menghabiskan lebih banyak pertengkaran di dalam ruang pribadi mereka ketika ia remaja, dan semakin berkurang sekarang sebab mereka telah berpisah ranjang dan bisa mengurusi urusan masing-masing dengan tenang.

Johnny pulang bersama sang ayah di pagi setelahnya, menunggangi kuda belang besar yang tampak seperti keluar dari salah satu kisah legendanya. (Kuda-kuda milik para dewa pegunungan, cukup kuat untuk memindahkan pulau dan meretakkan bumi di bawah tapak kaki mereka.) Ia mendekap Mark dan memberitahunya untuk menjadi kuat, karena suatu hari ia akan kembali dan meminta bantuannya untuk melawan barisan tentara binatang buas pemangsa daging di Utara. (Johnny tidak kembali selama bertahun-tahun, dan Mark tidak akan sadar bahwa Johnny telah menjadi Tuan Pulau Utara apabila pemuda itu kembali nantinya.)

Johnny pergi dan Mark... Mark mulai berlatih, di hari itu juga.

"Ayo buat alpha keluar dari dirimu," ayahnya berujar, dan alpha yang ia dapatkan akhirnya, bertahun-tahun kemudian, adalah untuk kebaikan juga keburukan.

"Aku tidak mengerti," ucap sang raja, dengan kerutan paling dalam yang pernah Mark saksikan dari wajahnya setelah berbulan-bulan, "mengapa kau begitu keras kepala, Nak. Aku sangat tidak mengerti."

Bagaimana bisa kau tidak mengerti? pikir Mark, membalas tatapannya dengan mata tajam yang menyorotkan rasa hormat. Kau menginginkan seorang alpha? Kau mendapatkan seorang alpha.

Sosok yang keras kepala hingga nyaris menjadi pembangkang, alpha yang benar-benar protektif.

"Donghyuck adalah omega-ku," ulang Mark, perlahan, tanpa gentar. "Adalah kewajibanku untuk menghukumnya, bukan orang lain."

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang