XXXVI

5.2K 530 228
                                    

Halo, Teman-Teman! Maaf banget Dee baru bisa update sekarang padahal naskah aslinya udah naik dari tanggal 19 September kemarin T_T Dee telat ngecek, dan waktu udah tau, malah Dee yang rada sibuk. Jadi, maaf yaa terjemahannya baru naik sekarang.

Anyway! Kalian tau kan Dee kemarin ada buka pre order buat fanbook markhyuck yang judulnya The Reddish Crown? Btw, pembaca Honeymouthed ada yang mau, nggak? :D Bisa DM Dee buat tanya-tanya dulu, ya. Karena tanya-tanya itu gratis :3

Udah, ini aja bacotnya. Wkwk.

Terima kasih sudah menunggu dan selamat membaca~! :D Jangan lupa tinggalkan jejak! :*

.

.

.

= BELAI HANGAT PAGI HILANG DALAM SUNYI =

.

.

.

Playlist: Better - SYML; The Journal - Ryan Camus

.

.

.

Pada akhirnya, Mark hanya membawa Hendery dan Dejun dalam perjalanan ke Saira.

Saat dihadapkan dengan tatapan kecewa Hongwon, Mark pun menarik pemuda itu menuju sudut gelap perpustakaan, cukup sempit hingga siapa pun yang mendekat akan mudah disadari.

"Kau tinggal bersama Donghyuck," perintahnya. "Kalau sesuatu yang buruk terjadi, minta salah satu pemuda Robyn untuk mengantar kalian berdua ke Clairs."

Hongwon memucat.

"Menurutmu akan seburuk itu?"

Mark menoleh ke luar jendela, pada halaman, di mana Jenderal Hwang sedang berbasa-basi dengan Donghyuck, menunggu Mark turun. Donghyuck menampilkan seringai kesakitan tiap kali berjalan, menyandar pada Jisung demi bantuan yang kemungkinan tidak ia butuhkan. Ia tidak begitu kesakitan, tetapi ia adalah aktor yang baik. Tetap saja, Mark tidak yakin kemampuan aktingnya akan cukup membodohi Jenderal Hwang. Syukurnya, luka yang membentang di antara betis dan pergelangan kaki Donghyuck tampak cukup meyakinkan. Saat ini, itulah satu-satunya yang menyelamatkan lelaki itu dari berkendara bersama Mark ke Saira, memenuhi panggilan resmi sang raja yang tidak disampaikan melalui pembawa pesan, tidak, melainkan jenderal pertamanya yang dikirim untuk menjemput Mark bagai bocah bengal.

"Yang Mulia harus memastikan kondisi kalian dengan mata kepala sendiri," Jenderal Hwang memberi tahu Mark dan Donghyuck ketika mereka turun untuk menyambutnya beberapa jam lalu. "Kalian harus ikut denganku ke Saira."

Ketika Mark menjelaskan bahwa mereka baru saja tiba dari perjalanan panjang nan melelahkan, dan tidak dalam kondisi memungkinkan untuk meninggalkan rumah secepat ituㅡtidak secara mendadakㅡsang Jenderal mempertimbangkan jawabannya untuk beberapa saat.

"Ini bukan permintaan, Yang Mulia."

Tentu saja bukan. Kenapa pula Yang Mulia Raja harus meminta kalau bisa memerintah? Kenapa ia harus mendatangi rumah penerusnya apabila ia bisa menguasai kastil saudarinya dan mengajak Mark turut serta? Bagaimanapun, ia adalah raja, dan ia lebih memilih memainkan permainan dari sarangnya daripada mendatangi wilayah musuh. (Dan Mark tidak bisa benar-benar menduga kapan ia mulai berpikir bahwa ia adalah musuh ayahnya, tetapi seperti itulah segala hal terlihat kini.)

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang