BAGIAN 2

4.1K 457 790
                                    

"Boneka berbentuk pocong sangat menggemaskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Boneka berbentuk pocong sangat menggemaskan."

÷÷÷÷÷

Namanya panjangnya adalah Zahin, nama panggilannya juga Zahin. Singkat, padat dan jelas. Ia sangat suka melukis, menggambar, mewarnai, mendesain, dan semua yang berhubungan dengan itu—dia menyukainya. Zahin gadis yang polos, tapi dia tak pernah mengakuinya.

Sekarang posisinya sedang tidak baik-baik, ia kira akan di gendong sama seperti saat Zahin pura-pura pingsan. Sayangnya nihil, dia justru di tarik. Sesekali ia membuka matanya secara hati-hati agar tak ketauan.

Jujur saja punggungnya sakit. Apalagi saat ada turunan. Lelaki itu sama sekali tak ada niatan untuk memelankan tarikannya, seolah-olah memang menanti turunan ini. Sekuat tenaga ia menahan ekspesi sakitnya.

Zahin mendengar percakapan ibu dan anak, ia juga terkejut saat wanita itu mengatakan dia menggantikan Bi Minah. Zahin tak tau apa-apa, ia kesini hanya karena ingin menghampiri ibunya.

Setelah berkata seperti itu, lelaki yang menariknya langsung melepaskan tangan Zahin. Disini ia benar-benar tak siap, suara ringisan pun terdengar. Stop, Zahin tak bisa berakting lagi.

Zahin memegang kepalanya yang terbentur. Kemudian mencoba untuk duduk, di depannya ia melihat lelaki itu berjalan menjauh.

"Saya berharap kamu betah di sini," pesan Hazel tiba-tiba, dia mengatakannya saat Zahin sudah berdiri.

Zahin tak tau harus membahas bagaimana, sebenarnya memang ia perlu pekerjaan. Apalagi dia bekerja bersama dengan ibunya di rumah ini. Zahin menggelengkan kepalanya. Rezeki tak boleh di tolak, pikirnya.

"Baik Bu!" jawab Zahin semangat sambil hormat dan melihat punggung wanita itu.

Hazel sebenarnya memang berniat mencari pengganti Minah, dan hari ini akhirnya ia memiliki alasan untuk mengusirnya. Telah lama dia tak menyukai Minah.

Hazel berpikir, jika pengganti Minah sebaiknya seseorang yang masih muda. Sehingga Robin tak perpikiran jika pembantu adalah ibunya. Dia juga tak akan sungkan dengan gadis itu karena sebaya.

Awalnya ia hanya iseng mengatakan dia untuk menjadi pengganti Minah tapi ternyata gadis itu menyetujuinya. Hazel pun tak masalah, dalam waktu dekat ia juga berencana membawa Robin ke luar negeri.

"Mari saya antar ke kamar," cicit salah satu pembantu, saat melihat Zahin celingak-celinguk kebingungan. Persis seperti orang yang mau menyeberang.

Dia pembantu yang sama, pembantu yang membangunkan Robin dengan mengetuk pintu kamarnya. Namanya Tina, menurut Zahin ia terlihat ramah dan murah senyum. Dia terlihat berusia 20 tahunan, jika Zahin tak salah menebaknya.

Zahin to Robin | IIIWhere stories live. Discover now