BAGIAN 31

634 59 33
                                    

~|•|~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~|•|~

Robin langsung menyalakan shower, membuat suara Zahin menjadi samar-samar. Dia menepuk-nepuk pelan kepalanya, berharap dinginnya air dapat menembus kepala.

Ben, Ben, Ben.

Kayaknya manusia satu itu deket banget sama Zahin, sampai-sampai Zahin sering banget menyebut namanya walaupun orangnya tidak ada.

Sebelum ke luar dari kamar mandi, dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan, berharap emosinya telah sirna.

Ternyata Zahin sudah tertidur di sofa, tanpa bantal ataupun selimut. Tidurnya juga tidak terlihat nyaman, ia yakin saat terbangun badannya akan pegal-pegal. Belum lagi rambutnya yang menutupi wajah kecilnya.

"Kita itu pacaran nggak sebenarnya?" guman Robin sambil melihat Zahin. Setelah itu dia mengambil pakaian milik Rivan dan memakainya.

Zahin tersenyum kecil. "Pacaran."

Robin spontan menengok, gadis itu masih tetap tertidur. Pasti dia sedang mengigau, walaupun Zahin bilang 'pacaran' tapi definisi pacaran menurut Zahin dan Robin sangat berbeda. Tentunya ia masih berpikir jika pacaran adalah ritual pemanggilan setan.

Dia mengambilkan bantal di kasur, mengangkat kepala Zahin dan menaruh benda itu di bawahnya. Tak lupa selimut yang meng-cover tubuhnya.

Robin merapikan rambut Zahin, membuat sang empu mengganti posisi tidurnya menjadi menghadap Robin. Capek ia bilang ke Zahin untuk menguncir rambut panjangnya.

Dia membetulkan selimut sampai ke bahu Zahin. Namun Zahin justru memeluk lengan Robin, seolah-olah lengannya adalah bantal guling.

Ia tersenyum simpul, tak ada niatan untuk melepaskan tangan Zahin di pelukan lengannya. Dia duduk di lantai dan menaruh kepalanya di sofa. Kakinya mencoba meraih kursi yang diatasnya terdapat sebuah iPad.

Setelah mendapatkannya, ia langsung membuka aplikasi Google. Mencari Hal yang membuatnya penasaran.

'Apa yang dilakukan saat pacaran?' ketiknya.

Bagaimanapun juga Robin baru pertama kali pacaran. Walaupun ia masih bingung ini beneran pacaran atau ritual pemanggilan setan.

Robin memang suka menulis namun tulisannya bukanlah ber-genre romance, lebih ke fantasi atau thriller bahkan horor.

Di saat Robin sedang fokus pada layar persegi panjang itu, tiba-tiba saja sebuah tangan mengenai pundaknya. Lalu tak lama kepalanya berbenturan dengan Zahin.

Zahin to Robin | IIIWhere stories live. Discover now