BAGIAN 6

2.3K 233 205
                                    

÷÷÷÷÷

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

÷÷÷÷÷

Robin ada di belakang rumahnya, baginya tempat paling enak untuk berpikir ya disini. Di belakang rumahnya, di hutan kecil buatan Papanya.

Banyak burung berkicau merdu di telinga Robin, ada pula hijau daun yang menambah ketenangan dalam jiwanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Banyak burung berkicau merdu di telinga Robin, ada pula hijau daun yang menambah ketenangan dalam jiwanya.

Sebenarnya ia juga terkejut bisa melakukan hal yang kejam kepada pengasuhnya itu. Hanya saja Robin terlalu bosan dengan orang yang berkerja sebagai baby sitter.

Robin tegaskan lagi jika dirinya bukanlah seorang bayi, ia sudah 17 tahun, dan tentunya sudah dewasa. Tapi Robin tak berani mengatakan isi hatinya kepada Hazel, ia hanya bisa menggerutu dibelakangnya.

Dor!

Ponselnya berbunyi, lelaki itu menggunakan bunyi tembakan sebagai simbol saat ada yang menelepon. Temannya yang menyarankan itu, namanya Rivan.

Katanya untuk berjaga-jaga jika nanti Robin di culik, lalu pelaku akan ketakutan saat mendengar suara tembakan. Memang Rivan terlalu banyak berkhayal.

Robin segera mengecek ponselnya dan di sana tertera nama 'Mamaku sayang'. Senyum Robin terangkat tanpa ia sadari.

Bagaimanapun sifat Hazel, dia tetaplah Mamanya. Dia orang yang melahirkan Robin ke dunia, jadi tak ada alasan untuk Robin membencinya.

Walaupun memang sifat posesifnya sangat merepotkan, tapi Robin tetap menyayanginya. Semua orang menyuarakan rasa sayangnya berbeda-beda, begitupula dengan Hazel.

"Hallo Mama!" ujar Robin penuh semangat.

"Anak Mama apa kabar?"

"Baik dong, Mama sendiri gimana?" tanya Robin antusias.

"Sama baiknya kaya kamu, Mama kangen banget sama kamu. Eum, gimana kalo vc?"

"Asiap!"

Seketika muka Hazel sudah terpampang di gadget Robin. Terlihat jelas jika Hazel sedang makan, ia pasti sedang makan pagi dan menyempatkan waktu untuk menyapa anaknya lewat layar persegi panjang ini.

Zahin to Robin | IIIWhere stories live. Discover now