KOTAK KAYU

612 35 2
                                    

KOTAK KAYU

Calea ketahui bahwa suara ribut itu berasal dari suara gesekan sepatu Atreo dan teman-temannya. Berlari pada lantai dasar, membuat seseorang yang tadinya hendak memasuki perpustakaan, mengurungkan niatnya dan berbalik ke arah tangga dan turun ke lantai dasar.

"KALIAN NGAPAIN LARI-LARIAN DISINI?" Suara lantang Bu Siska menggema di sunyinya malam.

"HALO BU!" Mizar bersorak pun masih berlari mengikuti teman-temannya. Sejujurnya, napas Mizar sudah tak karuan. Hanya saja teman-temannya yang seperti kambing itu, tak juga berhenti berlari. Maka ia pun masih berlari dengan peluh yang sudah membasahi sekujur tubuh.

"Kalian ngapain disini?" Walau tidak berteriak, suara Bu Siska tetaplah memekakkan telinga.

"Lagi jogging malam, Bu," seru Malik membuat pecahlah tawa yang lain.

Masih dengan Bu Siska yang lari mengejar murid-murid laknatnya, tiba-tiba suara ponsel berbunyi. Seketika semuanya berhenti berlari. Ponsel milik Bu Siska.

"Halo, selamat malam, Pak Yudi." Bu Siska mengangkat sambungan telepon yang masuk. Berasal dari Pak Yudi—Wakil Kepala SMA Gardapati.

Entah apa yang dikatakan Pak Yudi, karena Bu Siska tidak menyalakan loudspeaker.  Bu Siska hanya beberapa kali mengangguk dan membalas, "Baik, Pak. Saya akan segera ke auditorium." Tak lama, sambungan telepon terputus. Bu Siska memberi tatapan tajam kepada Atreo dan teman-temannya.

"Kalian segera ke auditorium sekarang! Ada banyak tamu undangan yang datang. Jaga nama baik SMA Gardapati. Jangan membuat rusuh." Setelah mengatakan itu, Bu Siska melangkah menuju auditorium sesuai arahan Pak Yudi.

Ketika bayangan Bu Siska sepenuhnya menghilang, Atreo dan teman-temannya dengan langkah panjang menuju ke perpustakaan lantai 3. Mata Atreo dan Calea bertemu. Tak ada yang memutuskan pandangan sampai Atreo dan teman-temannya, tepat berdiri di depan ketiganya—Calea, Abella, dan Alesha.

"Gila lo semua." Abella takjub. Setidaknya, ada gunanya berteman dengan anak-anak nakal SMA Gardapati.

"Lo pada yang gila bjir," celetuk Darren.

"Iya kambing, apa nggak takut lo bertiga? Gelap gini cuman bertiga doang. Cewe semua lagi." Mizar mengidik ngeri ketika hal-hal yang tak diinginkan tiba-tiba terlintas dibenaknya.

"Memangnya ada apa dengan cewe?" Abella tak terima.

"Maksud dia bukan gitu." Aksa turun tangan. Kalau tidak ikut andil, Aksa yakini bahwa akan segera terjadi kericuhan dan perdebatan yang tak berkesudahan.

"Jadi tujuan lo semua sebenarnya apa?" Abercio berucap dan akhirnya menyadarkan semuanya.

"Makayla. We want to know more about Makayla." Alesha bersuara.

"Gue paham kematian Makayla memang bikin penasaran. Tapi yang buat gue heran, apa yang membuat kalian, sepenasaran itu sampai rela masuk BP cuman untuk tau tentang Makayla?" Ucapan Nicholas ada benarnya. Ketiga cewek yang ada dihadapan mereka ini adalah peraih nilai TKAS tertinggi pada setiap angkatannya. Dibanding mengurus hal mengenai Makayla, akan lebih masuk akal apabila mereka ke perpustakaan untuk belajar dan membahas setumpuk buku tebal koleksi SMA Gardapati.

"Calea mimpi tentang Makayla terus akhir-akhir ini." Abella bersuara sambil menatap lekat Calea yang berdiri tak nyaman. "Ada apa Calea?"

NISKALA - The Dark Side of Gardapati High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang