BATTLE OF BRAINS

596 31 0
                                    

BATTLE OF BRAINS

SMA GARDAPATI setiap tahunnya mengirimkan dua tim untuk perlombaan Battle of Brains. Satu tim terdiri dari tiga orang. Sementara untuk memilih enam orang yang akan menjadi utusan SMA Gardapati, Bu Siska akan memilih lima puluh orang yang terlebih dahulu melewati tahap seleksi.

Tim Battle of Brains SMA Gardapati, sudah menjadi juara bertahan sejak tahun 2006. Namun, pada tahun 2013, sangat disayangkan, SMA Gardapati gagal membawa pulang piala karena harus mengaku kalah, dari rival sejatinya, SMA Santa Teresa.

Dan disinilah Atreo berada, di auditorium SMA Gardapati. Bersama beberapa teman dekatnya. Abercio, Aksa, Darren, dan Nicholas.

"Dengerin," celetuk Abercio ketika Darren memilih bermain game pada ponselnya.

"Halah, nggak ada gunanya gue dengerin. Paling yang kepilih si Algebra dan kawan-kawan." Darren masih fokus dengan game-nya.

"Ada Abella, Miracle, sama siapa tuh nama anak kelas sepuluh? Gue lupa namanya." Nicholas ikut membuka suara.

"Alesha."

Atensi keempatnya beralih ke arah suara itu berasal. Aksa, Aksa yang menjawab pertanyaan Nicholas.

"Ih, Aksa udah gede." Bahkan seorang Darren rela memadamkan ponselnya karena terkejut dengan Aksa. Aksa yang jarang berinteraksi dengan perempuan, mengetahui nama adik kelas yang Nicholas maksud. Itu adalah hal yang langka.

"Kok bisa kenal, Sa?" Abercio juga penasaran. Jangan, kan, adik kelas, bahkan teman sekelasnya pun Aksa belum tentu hafal.

"Anak olim."

"Apa iya?" ujar Nicholas dengan nada yang sungguh menyebalkan.

"Olim kimia?" Kini Atreo yang bersuara.

Aksa menganggukkan kepalanya sambil memperhatikan Alesha yang duduknya tak jauh dari mereka berlima. Abella, Alesha, dan Algebra. Mereka bertiga duduk berdampingan dengan Algebra yang berada di tengah, sementara Abella dan Alesha berada di sisi sebelah kanan dan kiri Algebra.

"Ih gila cuy, gue merinding." Bulu kuduk Darren meremang. Apalagi setelah menyadari bahwa Aksa memperhatikan Alesha.

"Lo suka, kah, Sa?" Ini pertanyaan yang sangat penting. Jantung Nicholas berdegup kencang menanti jawaban keluar dari bibir Aksa.

"Nggak."

"YAH." Penonton kecewa. Padahal Darren dan Nicholas sudah sangat berharap Aksa menyukai Alesha.

"Kenapa bisa nggak suka?" Kini Darren yang bertanya.

"Si anjir, kenapa juga harus suka?" Abercio seakan mengerti bahwa Aksa sudah tidak nyaman.

"Alesha manis banget, anjir. Lihat, tuh, kalau lagi ketawa." Atreo melepas tumbukan ke arah tangan Nicholas ketika dengan bodohnya, Nicholas menunjuk-nunjuk Alesha.

"Pintar, nggak, Sa?" Pertanyaan Darren berhasil membuat dahi Aksa mengerut.

"Si Alesha." Darren menyambung ucapannya.

"Pintar."

"Sepintar Algebra, nggak?"

"Nggak tahu."

NISKALA - The Dark Side of Gardapati High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang