Algebra Caleabree. Seorang gadis yang masih menyandang status sebagai seorang pelajar di jenjang sekolah menengah atas. Semua orang akan berpikir bahwa hidup Calea sangatlah sempurna. Tetapi, kenyataan berkata tidak. Lahir tanpa kehadiran seorang Ay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CALEA bersama dengan dua teman sekamarnya—Abella dan Alesha—serentak meninggalkan kamar mereka. Kurang dari delapan menit lagi, mereka harus sudah sampai di kelas masing-masing.
"Oi, Aljabar." Saat Calea melangkahkan kakinya menjauhi Abella dan Alesha, dengan suara lantang, Abella memanggil dirinya.
Calea membalikkan tubuhnya, tetapi tak melangkahkan kakinya mendekati Abella dan Alesha.
"Anjir, sini dulu. Gue mau kasih tahu sesuatu." Abella berdecak kesal, namun tak urung langkahnya mendekati posisi Calea.
"Penting?" Calea bertanya, masih pada posisinya.
Alesha tertawa keras melihat tingkah kedua kakak kelasnya. Sifat Calea dan Abella berbeda 180 derajat. Seakan, semua sifat yang ada di Calea adalah antonim dari sifat yang ada di diri Abella.
Kini, Abella dan Alesha sudah berdiri tepat di depan Calea. Abella melirik sebentar ke kanan dan ke kiri. Melihat tingkah aneh Abella, sontak saja Calea dan Alesha mengikuti gerakan Abella.
"Sejujurnya, gue sedikit bingung bagaimana cara ngejelasinnya. Tapi, semoga aja otak lo berdua langsung terkoneksi dengan apa yang gue maksud." Abella berucap.
Calea mendengar ucapan Abella sambil melirik ke arah jam tangannya.
"Udah mau bel, Kak. Kamu mau bilang apa?" Tanya Alesha yang dibalas dengan anggukan Calea.
"Ini ya, sebagai siswi yang sudah lebih lama mengarungi bahtera SMA Gardapati—"
"Kak, bisa gak basa-basi?"
"Anjir, aljabar. Dalam hidup terkadang perlu basa-basi," ujar Abella kesal dikarenakan secara tidak langsung adik kelasnya itu mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang terlalu banyak berbasa-basi.
"Iya, tetapi nggak untuk situasi kali ini, Kak. Udah mau masuk juga, nih. Cepetan, Kak. Kamu mau ngomong apa?"
"Nanti aja deh, setelah selesai dari kelas. Malas gue sama lo berdua." Tanpa aba-aba, Abella meninggalkan Calea dan Alesha.
Calea memutar matanya malas. Karena Abella, ia telah membuang-buang waktunya. Jika saja ia mengabaikan panggilan Abella tadi, pasti sekarang ia sudah berada di kelas.
"Aku duluan, ya, Cal." Alesha pamit dan meninggalkan Calea sendiri. Tidak sepenuhnya sendiri, karena sebenarnya masih ada beberapa siswi yang masih berada di lorong.
***
Bel baru saja berbunyi. Bangku yang ada di kelas hampir terisi semua. Hanya tersisa satu bangku yang belum menemui pemiliknya.
"Siapa yang belum hadir?" Pak Rama bertanya kepada kelas 12 MIA-2.
"Adelila, Pak," sahut salah satu siswi yang duduk dipaling depan.