TAHUN AJARAN BARU

2.1K 143 1
                                    

TAHUN AJARAN BARU

ATREO membantu Miracle mengangkat kopernya ke dalam mobil. Sementara, Miracle hanya menunjukkan senyumnya karena tahu Atreo merasa keberatan dengan isi koper Miracle yang penuh dengan barang-barang.

"Udah lengkap semua, kan? Gak ada yang ketinggalan?" Sebelum memasuki mobil, Lavina bertanya kepada ketiga anaknya.

"Udah, Ma," jawab ketiganya serentak. Ketiganya mengambil posisi masing-masing di mobil.

Kali ini, Matheo menyetir sendiri. Disampingnya, Lavina sudah duduk dengan anggun. Keduanya akan mengantar ketiga anak mereka ke asrama SMA Gardapati. Mereka berdua memiliki kesibukan masing-masing, tetapi karena ini adalah hari pertama sekolah dan sudah menjadi keharusan untuk setiap orang tua siswa/siswi SMA Gardapati untuk hadir mengantarkan anak mereka, Matheo dan Lavina meluangkan waktu mereka. Lagipula, meluangkan waktu sehari untuk anak mereka yang akan tinggal di asrama dan balik satu minggu sekali, menurut keduanya adalah hal yang wajar.

"Mas sama adik jaga diri baik-baik." Seiring dengan roda mobil yang bergesekan dengan aspal, Lavina mulai memberikan wejangan untuk ketiga anaknya.

"Masuk asrama memang banyak peraturannya, tapi peraturan-peraturan itu yang buat kalian menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Masuk SMA Gardapati, jangan membuang peluang." Lanjut, Matheo yang memberikan nasihat kepada anak-anaknya.

Ketiganya menganggukkan kepala.

"Eh, kemarin Mama sempat cerita sama Tante Raline. Katanya, Calea kelas sebelas, loh, Mir. Masuk ke SMA Gardapati juga. Kayaknya anaknya pintar, soalnya, mana mungkin SMA Gardapati mau menerima murid mutasi yang tidak sesuai dengan standar mereka."

"Bukannya dua tahun lebih muda dari Lila, Ma? Kok kelas sebelas?" Abercio penasaran.

"Kecepatan sekolah." Matheo yang menjawab.

"Kelas sebelas, Mir. Ada saingan baru, nih, kayaknya."

Miracle menatap Abercio tak senang. "Lah, malah lebih bagus kalau ada saingan baru. Gue bisa belajar lebih banyak. Gak sama orang-orang yang selalu dibawah gue." Miracle membalas dengan percaya diri.

"Mirei gak boleh sepele sama orang, loh." Matheo mengingatkan.

"Tapi Papa selalu bilang untuk percaya dengan diri sendiri." Miracle menyahut.

"Percaya dengan diri sendiri bukan berarti merasa diri lo paling baik," ujar Atreo singkat berhasil membungkam argumen Miracle dalam beberapa detik, sebelum akhirnya Miracle kembali berucap.

"Faktanya begitu. Mirei selalu jadi peringkat nomor satu diantara satu angkatan. Apa salah kalau Miracle percaya dengan kemampuan Miracle sendiri?"

"Gak ada yang bilang percaya diri itu salah, Miracle. Yang salah itu meremehkan orang lain. Lo peringkat pertama sekarang, tapi apa bisa lo jamin, lo akan selalu menempati peringkat pertama itu?" tegas Atreo.

Miracle diam. Sedikit kesal dengan perkataan Atreo. Omongan Atreo benar, tetapi jujur saja Miracle tidak suka mendengar perkataan Atreo. Seakan Miracle harus memasang strategi khusus untuk tetap mempertahankan peringkatnya setelah kehadiran Calea—anak tiri Om Arga. Memikirkan hal itu, Miracle menjadi tidak sabar untuk bertemu dengan Calea di TKAS. Miracle penasaran, seperti apa sih sebenarnya gadis pendiam itu?

***

Matahari masih menunjukkan setengah wujudnya di angkasa saat Calea menuruni anak tangga. Langkah Calea menuju ruang makan. Di meja makan, sudah ada Raline, Om Arga, dan Lila. Ruang makan yang semula ramai oleh suara-suara, seketika sepi ketika Calea menunjukkan batang hidungnya.

NISKALA - The Dark Side of Gardapati High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang