22

181 16 9
                                    

Suara ketukan pintu kamar yang kemudian disusul bunda yang sudah duduk di tempat tidurnya memperhatikan anak perempuannya sedang merias diri didepan cermin membuat Jani melangkah mendekat.

"Ada yang bisa bunda bantu?" Tanyanya dengan senyum hangat

"Nggak ada Bun, oh iya bang Juna udah selesai?"

"Sudah, lagi nunggu dibawah"

Syifa mengangguk kemudian merapikan rambutnya yang ia biarkan tergerai serta merapikan gaun berwarna merah yang tadi dibelikan oleh Juna. Syifa meraih high heels berwarna hitam kemudian memasangnya di kedua kakinya lalu menghadap ke arah bundanya yang sejak tadi memperhatikan dirinya.

"Gimana Bun?"

"Selalu cantik"

Syifa tersenyum mendengar ucapan bundanya kemudian melangkah menghampiri bundanya dan memeluknya erat, "Syifa sayang sama bunda"

"Bunda tau sayang, kita turun sekarang aja kasihan bang Juna kelamaan nunggu"

Syifa tertawa kemudian melepaskan pelukannya dan melangkah bersama bundanya setelah mengambil ponselnya.

Di ruang keluarga Juna tampak gagah dengan setelan jas hitam yang melekat pas pada tubuhnya yang sedang fokus pada ponsel digenggamnya tanpa sadar Syifa dan bundanya sudah berdiri tak jauh darinya.

"Serius banget bang" ujar bunda yang membuat Juna menoleh dan menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya lalu menghampiri dua perempuan yang sangat ia cintai itu.

"Habisnya Syifa lama"

"Kan salah bang Juna yang telat bilang ke aku"

Juna membenarkan ucapan Syifa karena ia memang lupa memberitahukan adiknya lebih awal untuk menemaninya ke acara kantornya, "Maaf"

"Sudah, kalian berangkat sekarang biar nggak telat, oh iya pulangnya jangan kemalaman yah"

"Iya bun nanti kalau acaranya sudah selesai Juna sama Syifa langsung pulang"

"Hati-hati nyetirnya bang"

"Iya bun"

Juna dan Syifa bergantian mencium pipi bundanya kemudian melangkah ke luar rumah menuju mobil Juna di carport.

Setelah memastikan Syifa memasang seat belt, Juna melajukan mobilnya menuju hotel tempat acaranya berlangsung.

Ini bukan pertama kalinya Syifa menemani Juna ke acara kantor abangnya itu karena sebelum mereka pindah pun Juna selalu memintanya ikut untuk menemaninya.

"Kenapa diam aja dek?"

"Kenapa bang Juna selalu ngajak Syifa, kenapa bukan pacar bang Juna aja yang diajak?"

Juna tertawa mendengar pertanyaan Syifa, "kalau ada kamu sama bunda ngapain aku harus nyari orang lain?"

"Aku sama bunda bakalan selalu ada buat bang Juna tapi tetap aja bang Juna harus cari seseorang yang sayang sama abang"

"Nah kan mulai lagi bawelnya"

Juna mengulurkan tangannya, mengelus puncak kepala Syifa.

"Bukannya bawel bang tapi aku sama bunda pengen lihat Abang bahagia"

"Aku sudah sangat bahagia dengan adanya kamu sama bunda jadi kamu nggak usah khawatir tentang itu karena nanti juga ada saatnya"

"Iya sih"

Syifa diam setelahnya sedangkan Juna fokus menyetir.

Setelah menyetir kurang lebih lima belas menit kini mobil Juna sudah terparkir di basement hotel tempat acaranya berlangsung, Syifa turun dari mobil yang disusul oleh Juna.

SYIFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang