4

229 22 2
                                    

Pukul lima sore Satria masih berdiri di lapangan sekolah padahal ini hari minggu. Setelah menyiapkan semua keperluan acara besok satria menghampiri Satya dan Fina yang masih sibuk menata kursi untuk keperluan acara besok.

"Udah beres?"

"Udah Sat, yang lain lagi istirahat di ruang OSIS" jawab Satya

"Oh iya gue lupa bilang ke lo tadi mamanya Dini hubungin gue katanya dini minta maaf banget karna ga bisa berpartisipasi untuk kepanitiaan ini karna semalam masuk rumah sakit" ujar Fina

"Jadi gimana? Gue ga mau acaranya gagal lagi" tanya Satria dengan nada sedikit frustasi

"Solusi paling bagus kita cari pengganti Dini selama acara berlangsung" saran Satya yang sudah duduk di depan Satria

"Gue setuju" kata Fina

"Tapi siapa?"

Mereka memikirkan siapa kira-kira orang yang tepat yang bisa menggantikan Dini. Fina memikirkan satu orang yang bisa menggantikan Dini tapi masih ragu mengatakannya pada Satria dan Satya.

"Gue ada sih tapi nggak tau kalau kalian setuju atau nggak" ujar Fina tiba-tiba

Satria dan Satya menatap ke arah Fina seakan meminta penjelasan lebih, "Kayaknya Syifa bisa bantu kita"

"Syifa yang murid baru dikelas lo itu?" Tanya Satya memastikan

"Iya Syifa, asal kalian tahu dia itu itu anggota OSIS di sekolah lamanya"

"Gimana Sat?" Tanya Satya meminta pendapat Satria

"Semoga pilihan lo nggak mengecewakan"

Fina meraih ponselnya di dalam tas kemudian menghubungi Syifa tapi nomornya tidak aktif. Satria dan Satya yang masih memperhatikan Fina yang menggeleng tanda ia tak mendapatkan jawaban apa-apa

"Kabarin anak-anak yang masih ada di ruang OSIS suruh pulang, biar gue yang urus soal pengganti Dini" perintah Satria

Satya dan fina meninggalkan satria yang masih duduk. Satria beranjak untuk mengambil motornya untuk kerumah Syifa. Langit sudah hampir gelap saat Satria sampai di depan rumah Syifa.

Satria mengetuk pintu depan menunggu sesorang membukakan pintu untuknya, pintu ber cat putih itu kemudian terbuka dan menampilkan seorang lelaki dewasa yang menatapnya heran.

"Cari siapa?" Tanya laki-laki di depan satria penuh selidik

"Syifa"

Laki-laki di depannya menatapnya cukup lama lalu mempersilahkan Satria masuk kedalam rumah. Di dalam rumah tampak seorang wanita paruh baya sedang menonton tv lalu menoleh ke arah Satria

"Satria kan yang waktu itu ketemu disekolah?" Tanya bunda memastikan

"Iya tante, Syifa nya ada?"

"Ada, lagi dikamarnya"

Laki-laki yang tadi membukakan pintu untuk Satria meletakkan segelas jus jeruk di depan satria. "Diminum dulu, gue Juna abangnya Syifa" Juna mengulurkan tangannya

Satria menjabat tangan Juna, "Satria bang"

"Satria udah makan? Pasti belumkan ayo kita makan sama-sama" bundanya Syifa mengajak Satria ke meja makan yang sudah banyak makanan yang tertata rapi disana.

"Ga usah tante, saya kesini cuman mau ngobrol sebentar sama Syifa" tolak Satria karna niatnya datang ke rumah ini untuk berbicara dengan Syifa.

"Ngobrolnya setelah makan yah, abang panggilin adeknya di kamar kita makan sama-sama"

Juna yang diperintah oleh bundanya langsung mengiyakan dan memanggil Syifa sedangkan Satria dan bunda sudah duduk bersebelahan di meja makan. Bundanya Syifa denga telaten mengambilkan makanan untuk Satria.

"Silahkan makan, jangan malu- malu"

Satria hanya mengangguk dan mengucapkan terimah kasih. Juna tampak berjalan ke arah meja makan di ikuti Syifa dibelakangnya yang masih menggunakan mukenah

"Adek ngapain di kamar lama banget? Di tungguin sama temannya"

"Sholat bun terus lanjut ngaji, lo ngapain disini?" Tanya Syifa heran melihat Satria duduk di kursi meja makan rumahnya.

"Ada yang mau gue bicaraiin sama lo"

"Ehh udah dulu ngobrolnya, nanti habis makan ngobrolnya dilanjutin lagi" sela bunda pada kedua Satria dan Syifa

Syifa kemudian duduk di sebelah Juna. Makan malam berjalan dengan nikmat namun di selingi pertengkaran kecil antara bunda dan Syifa tentang sayuran, Syifa yang tak suka makan sayur sedangkan bunda yang mamaksa Syifa untuk makan sayur.

Setelah selesai makan satria mengucapkan terima kasih lalu berjalan ke arah ruang tamu dengan Juna sedangkan Syifa membersihkan meja makan dan menyimpan piring kotor ke wastafel kemudian mengambil mangga di dalam kulkas untuk ia potong-potong dan dibawa ke ruang tamu

Juna yang mengerti keadaan pamit pada mereka, "Ngobrol aja dulu, abang mau bantuin bunda dulu" Juna meninggalkan Satria dan Syifa.Hening diantara mereka karna tidak ada yang ingin memulai berbicara duluan.

"Kedatangan gue kesini untuk ngajakin lo jadi panitia acara besok gantiin Dini yang lagi sakit"

"Kenapa mesti gue?" Tanya Syifa karna secara dia adalah murid baru jadi kenapa malah dirinya yang dipilih.

"Fina nyaranin lo, mau atau ga?"

"Boleh sih tapi gue ga mau kalau nanti pulang sampai sore banget karna kasihan bunda atau bang Juna yang mesti jemput gue"

"Kalau masalah itu gampang nanti gue pesan gojek buat lo"

"Gue nggak pernah naik gojek dan nggak akan pernah mau"

"Gue yang bakalan nganterin lo pulang" Satria menawarkan diri karna hanya itu yang bisa ia tawarkan

"Gue ga mau ngerepotin"

"Terus gimana? lo bareng sama Fina kalau gitu" Satria mulai kesal

"Jarak rumah gue sama rumah Fina nggak searah dan bakalan jauh banget kalau Fina nganterin gue dulu"

"Yaudah lo gue yang nganter" itu keputusan akhir Satria

"Tapi lo ga ngerasa di repotin kan?"

"Nggak"

Satria dan Syifa kembali terdiam. "Mangganya dimakan dulu" tawar Syifa menunjuk piring berisi potongan mangga di atas meja

Bukannya makan mangga Satria malah pamit ke bundanya Syifa dan juga Juna lalu meninggalkan rumah Syifa untuk pulang ke apartemennya dan beristirahat karna besok sampai satu minggu kedepan akan semua kegiatannya akan sangat menguras tenaganya.

























Hai semua!!😁
I hope you like it, jangan lupa vote dan comment yah guys. Terima kasih❤


















SYIFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang