Hari terakhir sekolah dalam seminggu membuat Syifa menghela nafas berat. Tugas menumpuk, latihan musik, serta beberapa kegitan di luar sekolah membuatnya kelelahan. Sejak kejadian ia menangis malam itu emosinnya sudah tidak stabil.
Syifa mengembuskan nafas lagi sambil menunggu bundanya menjemput di pos satpam. Ia duduk di kursi yang biasa Mang Jono pakai saat berjaga karna Mang Jono sedang ke kantin untuk makan. Sementara siswa yang lain sudah banyak yang pulang tapi sekolah belum kosong karna ada beberapa organisasi yang sedang ada jadwal.
Pikiran Syifa jatuh pada Satria yang entah akhir-akhir ini tampak diam-diam memperhatikanya dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Syifa mengetahui itu karena sudah beberapa kali mendapati Satria menatapnya.
Menghilangkan pikiran anehnya, Syifa mengecek ponselnya dan melihat pesan dari bundanya yang tidak bisa menjemputnya karna sedang ada urusan penting.
Syifa bingung harus pulang naik apa, menghubungi Juna akan sia-sia karna pasti masih sibuk di kantor, naik angkot tapi Syifa tidak tahu rute angkot kerumahnya, naik ojek online juga tak ingin karna ia pernah trauma dengan ojek online.
Syifa memikirkan bagaimana cara ia pulang, teman-teman kelasnya sudah pulang semua dan belum banyak yang Syifa kenal di sekolah ini. Pilihan terakhirnya adalah menghubungi abangnya walaupun ia tau Juna masih sibuk di kantor.
To: Bang juna❤
Abang sibuk yah? Syifa udah pulang sekolah tapi bunda ga bisa jemput katanya ada urusan penting. Syifa ga mau naik ojek online, takut. Abang bisa jemput syifa dulu ga?Pesan terkirim tapi masih belum di baca oleh Juna, syifa memperhatikan sekitar dan semoga hujan tidak turun. Langit memang sudah mendung saat Syifa keluar kelas tadi. Dari tempatnya duduk bisa ia lihat Satria yang sedang bersiap pulang di parkiran sekolah dan semoga saja Satria berniat mengajaknya pulang bersama.
Tepat, satria menghentikan motornya di depan pos satpam. "Mau ikut pulang?"
Syifa langsung mengangguk tanpa berpikir panjang, ia meraih helm yang di berikan Satria lalu naik ke boncengan Satria.
"Kenapa ga di jemput?"
"Bunda ada urusan penting, gue udah hubungin bang juna tapi belum di balas"
"Lo lagi ga ada kegiatan kan, mau ikut gue sebentar ga?"
"Kemana?"
Satria tidak menjawab ia hanya memperhatikan jalan. Di parkirkan motornya di tepi danau buatan yang tak terlalu jauh dari sekolah kemudian mencari tempat untuk duduk untuk mereka.
Satria melepas hodienya dan menyimpannya di atas rumput untuk dirinya dan Syifa duduki.
"Ga usah nanti kotor" Syifa mengambil hoodie hitam itu lalu menyerahkannya ke Satria dan duduk bersila memperhatikan sekitar. Satria yang melihat Syifa duduk ikut duduk di samping cewek itu. Jarak mereka tidak terlalu dekat.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Satria menatap Syifa yang masih sibuk memperhatikan ke danau dan sesekali memejamkan mata menikmati sejuknya angin.
"Gue sehat"
"Bukan tapi kelihatannya lagi banyak pikiran"
"Sok tau" Syifa tertawa seakan-akan tak ada apa-apa padahal memang beban pikirannya belum hilang setelah malam itu tapi ia tak mau orang lain kasihan padanya jadi ia menyimpannya sendiri dan tampak baik-baik saja di depan semua orang terutama bundanya.
"Mau cerita?" Tawar Satria
Syifa kembali diam kemudian menatap Satria yang juga mentapnya. "Kita ga sedekat itu sampai gue harus cerita sama lo"

KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA
Teen FictionKita adalah dua orang asing yang dipertemukan oleh takdir dan direstui semesta untuk bersama.