27

51 7 0
                                    

Kehangatan memenuhi ruang keluarga rumah ini terlihat dari raut bahagia yang begitu terpancar di setiap wajah orang yang berada di sana.

Syifa yang sejak tadi memperhatikan interaksi orang-orang terdiam saat ingatannya melayang ketika Hansel menceritakan semua yang terjadi. Selama ini ia mengira keluarga Ramsey tidak kekurangan apapun tapi ternyata ada cerita dibalik itu semua. Ia pikir Hansel sangat beruntung memiliki keluarga yang luar biasa sempurna tapi ternyata ada kenyataan yang harus Hansel hadapi bahwa sebenarnya ia bukanlah anak kandung mereka.

Selama ini Syifa tak pernah melihat Hansel diperlakukan tidak baik dikeluarga ini bahkan semua yang Hansel butuhkan selalu tersedia dan yang paling penting Hansel selalu dilimpahkan kasih sayang yang luar biasa dari keluarganya bahkan ia sendiri seringkali iri melihat itu.

"Kok bengong? Lagi mikirin apa?" Tanya Hansel yang sudah berdiri disampingnya.

"Nggak mikirin apa-apa"

"Baguslah, aku mau antar mainan ini dulu"

"Ikut"

Syifa meraih keranjang mainan ditangan laki-laki itu agar Hansel tak kesusahan berjalan karena masih menggunakan kruk.

Hansel tersenyum lalu berjalan perlahan menuju halaman belakang tempat keponakannya bermain.

"Mainan!" Teriak anak laki-laki berumur tujuh tahun sambil berlari ke arah mereka berdua, "Mainannya buat Azka semua yah om" lanjut Azka ketika sudah berdiri di depan Hansel.

"Kalau mainannya buat Azka semua nanti Alyn sama Zidan main apa?"

Azka tampak berpikir dan menoleh pada Alyn dan Zidan yang diam saja menunggu Azka kemudian menatap Hansel dengan mata berbinar, "tapi mainan robotnya buat Azka yah Om"

Hansel mengangguk dan langsung mendapat pelukan dari Azka, "Ayo main sama Alyn dan Zidan"

"Hati-hati sayang kaki Om Hansel masih sakit" kata Syifa mengelus kepala Azka.

Azka melepaskan pelukannya kemudian menggandeng tangan Hansel untuk mengikutinya. Syifa tersenyum melihat interaksi keduanya kemudian ikut bergabung dengan mereka.

Syifa duduk memperhatikan mereka bertiga sebelum Alyn datang membawa peralatan menggambarnya, "Kak Syifa kan pintar gambar, Alyn mau dong di gambarkan kupu-kupu"

Alyn yang memang dekat dengan Syifa sejak awal Hansel membawanya ke acara keluarga laki-laki itu membuat Alyn tidak sungkan padanya bahkan jika sedang bersama Alyn akan minta dipangku olehnya.

"Boleh tapi nanti kalau udah selesai gambarnya mau diapakan?"

Alyn terdiam tampak berpikir kemudian menatap Hansel, Zidan, dan Azka yang sedang merangkai robot.

"Gambarnya buat Zidan"

"Kenapa buat Zidan?"

"Soalnya Zidan bilang suka sama kupu-kupu"

"Kalau gitu kakak akan gambarkan kupu-kupu paling cantik buat Alyn kasi ke Zidan"

"Makasih kak Syifa" ujarnya lalu duduk disamping Syifa memperhatikan setiap gerakan tangan Syifa.

Alyn dan Azka adalah anak kak Rasya, kakak sepupunya Hansel sedangkan Zidan adalah cucu Oma Marsya yang tinggal di samping rumah Hansel. Oma Marsya sudah sangat akrab dengan keluarga ini jadi setiap ada acara di rumah ini Oma Marsya selalu ada dan membawa Zidan karena kedua orang tuanya sibuk bekerja.

"Kamu nggak mau makan dulu?" Tanya Hansel yang sudah duduk di sampingnya.

"Nanti dulu, kak Syifa lagi gambar kupu-kupu buat Alyn"

"Tapi pasti kak Syifa nya lapar, Alyn main sama Mbak Tami dulu yahh"

Alyn menggeleng kemudian memeluk Syifa  dengan tangan mungilnya membuat Syifa menatap Hansel, "Aku nggak lapar kok lagian bentar lagi gambarnya selesai, udah sana temenin Azka sama Zidan aja dulu"

"Sana om jangan gangguin kita" Alyn ikut mengusir Hansel

Hansel kembali ke tempatnya tadi setelah Syifa mengangguk. Ia membantu Azka dan Zidan yang masih sibuk merakit robotnya masing-masing.

Selang beberapa menit kak Tasya, istri dari kak Rasya datang dengan membawa piring berisi buah segar.

"Anak-anak ayo makan dulu nanti dilanjut lagi mainnya" kata Kak Tasya sambil menyodorkan piring buah yang ia bawa ke Syifa.

Azka dan Zidan berdiri dari duduknya dengan robot yang sudah terakit sempurna ditangan masing-masing sedangkan Alyn masih duduk bersandar pada Syifa tak mau melepaskan diri.

"Ayo Lyn ikut mama nanti kalau udah selesai makan baru main sama kak Syifa lagi" bujuk kak Tasya pada anak perempuannya.

"Alyn dengerin kata mama yah sayang nanti kalau sudah selesai makan kita gambar lagi"

Syifa ikut memberikan pengertian pada Alyn dan syukurlah Alyn mau mendengarkannya dan ikut pada kak Tasya ke dalam rumah.

"Mbak tolong ambilkan makanan yah buat kita nanti saya yang beresin ini" ujar Hansel pada Mbak Tami yang sedang membersihkan mainan keponakannya.

"Ngapain sih nyuruh Mbak Tami kan kita bisa ngambil sendiri"

"Nggak apa-apa nanti kalau aku nggak minta tolong ke mbak Tami pasti mama nyuruh Mbak Tami bawain kita makan"

"Saya kedalam dulu, permisi"

"Makasih yah mbak Tami"

Mbak Tami mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Hansel dan Syifa di halaman belakang sedang menikmati buah yang dibawakan oleh kak Tasya tadi.

"Menurut kamu kalau aku tinggal disini lagi gimana?" Tanya Hansel tiba-tiba.

"Kok tiba-tiba?"

Hansel terdiam beberapa detik sebelum menjawab, "Aku kepikiran aja mama sama papa pasti kesepian karena selama beberapa tahun ini aku tinggal sama Oma dan Opa"

"Kamu udah bicara sama mereka?"

Hansel mengangguk.

"Terus gimana?"

"Mereka selalu dukung keputusan aku tapi aku juga berat ninggalin Oma dan Opa kerena sudah terbiasa tinggal sama mereka"

Syifa meraih tangan Hansel, "Pikirkan dulu baik-baik dan kamu tahu kan aku akan selalu dukung apapun itu"

Hansel mengangguk lagi sebelum ia balik menggenggam tangan Syifa.

































Halo semua!!👋👋
Sudah lama banget yahh gak update, gimana suka tidak sama part ini?
Semoga aja suka yahhh, oh iya jangan lupa vote and comment yahh biar makin semangat buat lanjut nulis.

Ps: Terima kasih telah membaca cerita ini, salam sayang❤️











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SYIFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang