6. Berkat 50 Juta

19.8K 2.8K 32
                                    

"Kamu tahu nggak? Desain yang aku bawa kemarin diterima sama perusahaan kakakku."

Panji mengerutkan dahinya.

"Beneran?" Tanyanya masih dengan nada ragu.

"Iya, bahkan kak Arfan udah transfer lima puluh juta untuk tiga desain yang dia minta."

"Lima puluh juta? Kamu kasih harga segitu ke mereka?" Ujar Panji tidak percaya.

"Enggak, Perusahaan kak Arfan sendiri yang menentukan harganya." Jawab Shalika.

"Awalnya, satu desain bisa mencapai tiga puluh juga. Tapi karna mereka hanya mengambil beberapa bagian dari desain yang kamu buat, dan tiga desain tadi dipadukan sesuai kebutuhan mereka."

"Itu nominal yang sangat besar loh Shal, padahal kamu kasih cuma-cuma aja nggak masalah." Laki-laki itu memandang tidak mengerti pada Shalika yang tampak santai.

"Heh! Jangan dong, desain keren kaya gitu punya nilai mahal loh!"

"Kamu tahu nggak, dari sini bisa dilihat kalo kemampuan kamu nggak kaleng-kaleng. Kamu punya potensi yang luar biasa, tapi kamu nggak percaya diri aja buat menunjukkan itu."

"Jangan berlebihan Shal, aku cuma berusaha mengekspresikan hobi."

"Dan nggak ada salahnya, hobi kamu itu dikembangkan untuk kemajuan hidup di masa depan." Timpal perempuan itu dengan cepat.

"Orang kaya aku gini, masih boleh ya memimpikan masa depan?"

"Semua orang berhak memimpikan masa depan!" Seru Shalika tegas membuat Panji membisu.

"Oh iya gimana soal tawaran aku ke kamu seminggu lalu?"

"Soal keluar dari rumah sakit ini?" Shalika mengangguk cepat.

"Soal itu, aku udah pikirin matang-matang. Dan aku akan coba.." Senyum Shalika merekah.

"Oke kalo gitu, mulai besok aku siapin berkas-berkas dan keperluan lain untuk proses kamu keluar dari sini."

"Tapi sebelumnya, aku minta tolong ke kamu untuk bantu cari tempat tinggal setelah keluar dari sini. Kalau boleh, aku juga ingin pinjam uang secukupnya untuk biaya hidup selama belum dapat kerjaan. Aku janji kalo udah dapat kerja pasti langsung aku ganti semua uang yang udah kamu keluarin."

"Tenang aja, nggak usah kamu pikirin. Aku sama Riza udah siapin itu semua."

"Nah uang hasil desain kamu yang kemarin itu, bisa kamu pakai untuk biaya hidup sementara sebelum dapat kerjaan."

"Aku sama Riza juga udah berusaha cari kerjaan yang sesuai buat kamu setelah ini."

"Makasih ya Shal, maaf aku banyak ngerepotin kamu."

______________

"Aku harap, kamu akan nyaman tinggal di sini, Nji." Ucap Shalika sembari berjalan pelan mengelilingi rumah minimalis yang perempuan itu tunjukkan.

Shalika berhasil membujuk Panji  untuk keluar dari rumah sakit.

Bahkan, dirinya meminta pada sang kakak agar diijinkan untuk memberi Panji tempat tinggal. Tepat di rumah minimalis milik Arfan dan sang istri.

Langkah Shalika tentu membuat Riza dan Tania geleng-geleng kepala. Perempuan itu sangat tidak tanggung-tanggung membantu Panji.

Not a Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang