1. Jejak Pertama

49.7K 3.8K 45
                                    

"Kamu belum tidur?" Tanya suara serak laki-laki di balik telefon.

Shalika, Perempuan yang tengah bergelung di bawah selimut tebal itu hanya mampu menggeleng pelan. Dan jelas tidak akan dimengerti sang lawan bicara yang berada jauh di sana. Berbincang-bincang sejak pukul delapan tadi, hingga kini jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Masih belum mau cerita sama kakak?" Tanya laki-laki tadi setelah beberapa saat mencipta keheningan.

"Kak," Panggil Shalika pelan.

"Hemm?" Sahutnya dengan nada sedikit malas, barangkali sudah mengantuk.

"Mau tanya tapi jangan marah..."

"Iya,"

"Dulu, gimana kakak bisa yakin kalau kak Fitri itu jodoh kakak?"

Terdengar suara kekehan pelan dari balik sambungan telefon setelah pertanyaan selesai dilontarkan. Shalika tahu, sang kakak sedang berusaha berpikir waras untuk menjawab pertanyaan menggelikan itu.

"Nggak tahu, Shal. Tapi kakak merasa, apa yang selama ini kak Arfan cari bisa ditemukan pada diri kak Fitri." Mendengar jawaban sang kakak, Shalika kembali terdiam.

"Shalika?"

"Eh..Iya kak?" Jawab Shalika sembari menghela nafas.

"Kok diam? Cuma mau nanya itu aja?"

"Emmm.... Ada yang lain sih, tapi ntar aja."

"Masih belum mau cerita sama kakak?" Ulangnya sekali lagi. Alih-alih menjawab pertanyaan sang kakak, Shalika justru kembali membisu.

"Kakak tahu kamu sedang dalam masalah." Tembak Arfan semakin tidak sabar.

Setetes air mata yang sejak tadi Shalika tahan, akhirnya jatuh juga.

"Redo mutusin a-ku kak," Ujarnya sedikit terbata.

Kembali hening...

"Aku nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi, hiks!"

"Redo tiba-tiba batalin rencana pertunangan."

Keduanya terdiam, samar-samar isak tangis Shalika makin terdengar.

"Kakak memang nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi sama kalian, tapi kalo boleh kakak kasih pendapat, ini akan menjadi hal yang baik buat kamu." Sela Arfan sedikit tegas.

"Ma-maksud kakak apa?"

"Kakak memang tidak begitu dekat dengan Redo, tapi kakak bisa melihat hubungan kalian yang tidak seimbang sejak dua tahun lalu." Ujar Arfan.

"Tapi, kak.."

"Shal, kakak yakin kamu pasti sadar kalau Redo tidak bisa berinteraksi dengan baik pada keluarga kita, terutama pada ibu. Kakak percaya kamu pasti tahu kalau Redo tidak suka dengan ibu."

"Kak, bukan Redo yang tidak suka dengan ibu. Tapi ibu yang selalu menghindar kalo Redo datang." Bantah Shalika.

"Shal, seasing-asingnya orang di samping ibu, dia tidak akan menghindari orang itu. Kecuali mereka yang membuat ibu tidak nyaman."

Shalika kembali menghela nafas.

"Firasat ibu itu kuat, Shal. Dia pasti tahu, Redo bukan orang yang baik buat kamu."

"Aku sayang sama Redo, kak!" Shalika kembali sesenggukan.

"Tuhan lebih sayang sama kamu." Cetus Arfan.

Not a Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang