12. Hidup Kelam Princess

17.4K 2.7K 39
                                    

"Shal?" Panggil Panji saat dirinya dan Shalika beranjak meninggalkan bangunan rumah milik Bardi. Jam tangan laki-laki itu menunjukkan pukul tujuh malam.

"Ya?" Sahut Shalika pelan setelah membenarkan sabuk pengamannya.

"Ada sesuatu yang mau aku tanyakan, tapi maaf kalau pertanyaanku membuat kamu tersinggung." Ujar Panji ragu, laki-laki itu fokus pada jalanan malam yang lengang, tidak berani menatap perempuan di sampingnya.

"Tanya aja, nggak pa-pa." Seru Shalika dengan tenang.

"Soal ibu kamu,"

"Oh, ibu. Kenapa memangnya?"

"Apa yang terjadi pada beliau hingga keadaannya seperti sekarang."

"Maaf, tapi seingatku, dulu ibu kamu wanita yang sehat, cantik dan baik-baik saja." Lanjut Panji.

"Panjang ceritanya." Perempuan itu menghela nafas pelan, seperti berusaha melepas bebannya.

"Ini semua berawal dari kejadian beberapa tahun silam. Saat itu, awal-awal naik ke kelas tiga SMA." Panji mengerutkan keningnya.

"Ibuku tiba-tiba mendapat bukti perselingkuhan ayah."

"Perselingkuhan??" Tanya Panji terkejut.

"Iya."

"Ibuku adalah wanita yang perasaannya sangat lemah. Dia tidak bisa mendapat hantaman rasa sedih atau kecewa terlalu kuat."

"Hampir sebulan tidak ada penjelasan dari ayah, karna kebetulan saat itu ayah sedang mengurus bisnis di luar negri." Panji memasang pendengaran baik-baik. Dia juga tidak ingin konsentrasi menyetirnya buyar.

"Ibuku memendam semua bebannya sendiri, tidak ingin membagi luka pada aku, kak Ayu atau kak Arfan. Padahal kita sudah cukup besar untuk menjadi tempat ibu bercerita." Ada raut sesal di wajah Lika.

"Mungkin ibu semakin tidak kuat, hingga mencoba bunuh diri dengan meminum racun." Hati Panji sontak berdesir.

"Ibu selamat setelah kak Arfan membawanya ke rumah sakit dengan tepat waktu." Perempuan di samping Panji tampak mengorek luka di hatinya sedalam mungkin.

"Tapi saat itu dokter mengatakan bayi di kandungan ibu tidak bisa diselamatkan." Senyum pedih Shalika tertangkap Indra penglihatan Panji.

"Ibu kamu hamil?" Tanyanya tanpa basa-basi.

"Iya, kita sekeluarga baru tahu, bahkan ibu juga baru menyadari dirinya hamil setelah terjadi pendarahan hebat akibat racun yang ibu minum."

"Usia kandungannya tiga bulan. Tapi kondisi janinnya memang buruk. Barangkali karna ibu stres dan tidak menjaga pola makannya."

"Setelah kejadian itu, ibu menyesali perbuatannya."

"Apalagi setelah ditelusuri, bukti perselingkuhan yang ibu dapat hanya rekayasa dari lawan bisnis ayah, yang sengaja ingin menjatuhkan bisnis keluarga kami."

"Ibu mengalami depresi berat, dia terus menyalahkan diri dan menganggap dirinya pembunuh."

"Aku, kak Ayu dan kak Arfan juga tidak menduga ibu akan hamil lagi di usianya yang sudah tidak muda."

"Kami berupaya keras memberikan pengobatan terbaik untuk ibu, tapi kondisinya tetap saja seperti itu." Air mata Lika meluncur tak mampu dibendung lagi.

"Maaf ya Shal, pertanyaanku bikin kamu ingat masa-masa buruk itu." Panji merasa bersalah karna membuat perempuan yang dia sayangi menangis.

"Nggak pa-pa Nji, santai aja. Toh dari permasalahan itu, akhirnya memotivasi aku untuk menjadi dokter spesialis kejiwaan."

Not a Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang