CHAPTER 23

3.4K 258 45
                                    


Iqbaal membuka matanya. Ia menatap (Namakamu) yang sedang menampilkan deretan giginya karena telah berhasil membangunkannya.

"Pagiiii " kata (Namakamu)

Iqbaal masih diam. Menatap (Namakamu) yang masih tak sadar apa yang wanita itu tengah lakukakan

"Eh!"

(Namakamu) segera melepaskan tangannya dari hidung Iqbaal. Wanita itu tadi sengaja memencet hidung Iqbaal hingga terlihat memerah bak tomat sekarang.

Karena Iqbaal yang tak kunjung bangkit. (Namakamu) ikut menyenderkan kepalanya pada dada Iqbaal. Kebiasaannya yang selalu ia sukai.

"Kak ... " Rengek (Namakamu) pasti ada maunya.

Sudah sebulan ini (Namakamu) menginginkan hal-hal aneh pada suaminya itu. Dan Iqbaal tetap melakukan hal yang diinginkan istrinya. Mulai dari menyuruh Iqbaal memakai gaun merah muda miliknya dan menari-nari menuruni tangga. Meski wajahnya tetap flat saat itu Iqbaal tetap melakukannya yang mengundang tawa menggelikan dari Bi Atik, dan (Namakamu) sendiri.

Dua hari setelah itu (Namakamu) meminta Iqbaal memakan jeruk nipis di pagi hari. Ia tidak tahu jika pencernaan Iqbaal sensitif, karena Papa Aji yang rutin meminum perasan jeruk nipis di pagi hari, (Namakamu) fikir tidak apa-apa. Tapi setelah itu ia malah menangis saat Iqbaal sakit perut.

Dan kemarin-kemarin ia pernah mengajak Iqbaal menemui Aqila bayi lucu milik Mba Permata tetangga sebelah. (Namakamu) ingin melihat Aqila tertawa karena Iqbaal. Sayangnya Bayi itu tak kunjung mengeluarkan tawanya meski Iqbaal mencoba menghibur dengan ciri khas "Ciluk Ba! Ciluk Ba!" (Namakamu) hampir marah pada Iqbaal karena suaminya itu terlalu kaku melakukan hal itu. Mba Permata hanya meringis tidak enak melihat perdebatan pasutri muda saat itu, mungkin dalam hatinya berkata: "Manusia robot di suruh hibur bayi, ck ck."

Hingga Iqbaal menyerah dan hendak pamit ke dalam rumah tapi sebelum ke dalam Iqbaal mengecup Pipi bayi mungil itu sekilas, tak di sangka-sangka Aqila tertawa kegirangan hingga mengurungkan niat Iqbaal untuk ke dalam rumah. (Namakamu) ikut memekik senang saat Aqila terus tertawa setiap kali Iqbaal menciumnya. Uuu, ternyata bayi itu juga terbuai pesona Iqbaal.

Iqbaal berdehem sambil mengelus rambut (Namakamu) yang masih didadanya.

"Mau main burung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau main burung ... "

Iqbaal melotot mendengar itu. Ini baru ngidam istrinya yang ia sukai.

"Yaudah, Ayo."

(Namakamu) bangkit sambil menampilkak senyumnya memperhatikan Iqbaal yang sudah duduk menyandar di tempat tidur.

(Namakamu) menghentikan tangan Iqbaal yang hendak membuka celananya.

Iqbaal mengernyit melihat (Namakamu) yang melipat bibirnya lucu.

"Bukan burung yang itu. Mau punya Mas Darto" Kata (Namakamu) masih dengan nada manjanya.

𝐎𝐮𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞𝐬 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang