CHAPTER 43

2.5K 269 59
                                    

"Kata Jesslyn, main dipantai enak Bunda, bisa berenang juga" Anya terus berceloteh mencairkan suasana saat Ayah dan bundanya yang masih saling diam dari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kata Jesslyn, main dipantai enak Bunda, bisa berenang juga" Anya terus berceloteh mencairkan suasana saat Ayah dan bundanya yang masih saling diam dari kemarin.

"Aqila juga pernah kesana. Dia beli bebek-bebekan disana. Pulangnya juga beli kolam renang, terus main sama bebek kuningnya dikolam"

"Iya, Nanti kita juga main ke pantai ya," Kata (Namakamu) sambil menyuapi Anya dengan Roti selai Strawberry kesukaan Anya.

"Kapan Nda?"

(Namakamu) merenung. "Kalo Ayah sama Bunda udah nggak sibuk ya,"

Anya diam, ia menatap sang Ayah yang hanya diam tak bersuara sama sekali.  "Ay—"

Drrtt.. Drrttt.

Iqbaal menerima panggilan masuk.  "Kenapa?"

"Tanya sama Saipul. Saya dan Zidny mau melihat proyek dijakarta Utara."

"Ya."

Iqbaal bangkit menghampiri Anya dan mencium kepala anak itu.  "Ayah kerja dulu ya, nanti Ayah yang jemput" Ucap Iqbaal lalu melangkah namun ditahan oleh Anya yang menarik ujung jasnya.

"Ayah nggak pamit sama Bunda?" (Namakamu) mendongak mendengar ucapan putrinya.

Menghela, Iqbaal memandang (Namakamu) dan mengecup kening istrinya itu.  "Aku pamit!"

***

(Namakamu) keluar setelah kelas pertamanya selesai. Ia terus memanggil nomor Iqbaal yang masih belum diangkat. Terus mencoba berkali-kali namun nihil. (Namakamu) takut Iqbaal sibuk, Pria itu mengatakan jika akan menjemput Anya tadi pagi, ini sudah mendekati jam-jam Anya pulang. Bagaimana jika putrinya itu kembali menunggu lama seperti kejadian kemarin. Huft.

"Kenapa (Namakamu)?" Tanya Nichol yang kebetulan lewat dan melihat jelas Raut kebingungan diwajah wanita itu.

"Enggak apa-apa, Pak."

Nichol menghembuskan nafas jengah mendengar (Namakamu) masih saja memanggilnya Bapak. Ya, memang seperti itu bagi dosen dan mahasiswi nya, tapi itu jika didalam kelas, diluar Nichol selalu ingatkan agar wanita itu memanggilnya biasa saja.

"Kamu nggak jemput Anya?"

(Namakamu) menggigit bibirnya ragu. "Em.. Ini, baru aja mau jemput Pak, permisi" Ucap (Namakamu) lalu berjalan cepat keluar gerbang. Lima menit lagi jam Anya pulang sekolah. Tapi ia belum memesan Ojek ataupun taksi online, dengan buru-buru (Namakamu) membuka aplikasi di ponselnya, memesan Ojol agar cepat sampai, tapi belum ada yang meng-klik nya. Sesekali pandangannya juga mengedar apakah ada Ojek pangkalan atau taksi yang lewat.

"Eh, masih disini?" Nichol menyapa (Namakamu) yang memang berdiri didepan gerbang. Entah akan kemana Pria itu memakai mobil.

(Namakamu) hanya tersenyum menanggapi. Nichol malah membunyikan klaksonnya.  "Belum dapet Grab ya? Mau ikut, sekalian saya mau kedepan" Ajak Nichol

𝐎𝐮𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞𝐬 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang