"BUNDAAA, HUAAAA!"
(Namakamu) berlari menuju kamarnya dan cepat-cepat membuka pintu kamar setelah mendengar teriakan sang putri.
"Anya! Kenapa sayang?" Ujar (Namakamu) panik menghampiri Putrinya itu yang masih duduk diatas kasur dengan wajah khas bangun tidur namun tak hentinya menangis
"Hush! Cup cup, kenapa nak? Cerita sama bunda hm,"
Gadis kecil itu langsung begitu erat memeluk (Namakamu) setelah sang bunda merengkuhnya. Dari tubuh Anya yang bergetar (Namakamu) tau putrinya itu pasti ketakutan.
(Namakamu) mengelus lembut rambut sampai punggung Anya yang masih sesegukan karena tangis nya, biarlah dulu agar Putrinya itu lebih tenang jika sudah puas menangis.
Brak!
(Namakamu) mengalihkan pandangannya pada Iqbaal yang baru keluar dari kamar mandi dengan tegesa-gesa, bahkan handuk yang menutupi bagian bawahnya hampir melorot.
Iqbaal, dengan wajah nya panik dan dominan bingung menghampiri istri dan putrinya itu. Duduk dibawah lantai ikut mengusap punggung Anya yang masih belum reda tangisnya.
Mengusap paha (Namakamu), Iqbaal menatap istrinya itu penuh tanya. "Kenapa sayang?"
(Namakamu) mengedikkan bahunya tak tahu. "Mimpi buruk kayaknya,"
Iqbaal mengangguk-angguk saja sambil menunggu tangisan Anya reda. Melihat sang putra yang merangkak kearah mereka Iqbaal membantu Raksa agar cepat sampai lalu mendudukan nya diatas paha.
"Pakai baju dulu Kak," Ujar (Namakamu) pada sang suami
"Nanti aja,"
"Bunda..." Rengekan Anya terdengar anak itu mulai tenang setelah mendapat pelukan hangat ibunya.
"Kenapa sayang? Anya mimpi ya nak, hm?"
Ragu-ragu Anya mengangguk. Tak memberitahu mimpi apa yang ia dapat Anya malah menatap wajah (Namakamu) dengan mata yang masih berkaca-kaca. Perlahan senyuman bundanya itu terlukis membuat Anya semakin tenang tapi masih tak dapat melupakan mimpi itu.
"Anya nggak mau cerita Anya tadi mimpi apa?"
Gadis itu menggeleng lucu. "Kata Oom Agil mimpi buruk nggak boleh diceritain Bunda, nanti kejadian beneran," Kata Anya dengan parau
Iqbaal terkekeh mendengarnya. "Oom Agil bo'ong Nak," Ujar Iqbaal
"Kalo pun Oom Agil bo'ong, Anya tetap nggak mau mimpi itu jadi kenyataan,"
"Yaudah kalo Anya nggak mau cerita.. sekarang Anya mandi dulu ya, kita kan mau kerumah Oma Nadien, ya?"
Anya mengangguk lalu mulai menuruni kasur berjalan kearah kamar mandi.
"Aksa! Geli, Hghh.." Geram Iqbaal saat putranya itu sedari tadi menggigit-gigit putingnya yang tengah bertelanjang dada
(Namakamu) yang memastikan Anya sudah masuk kamarmandi pun mengalihkan pandangan nya pada Anak dan suaminya itu. Melihat Aksa yang begitu nekat menyusu pada Iqbaal membuatnya melongo dan terbahak apalagi ekspresi Iqbaal yang menahan geraman begitu terlihat lucu.
"Ya Allah! Anak Bunda haus ya De? Hm, sini nak" Ujar (Namakamu) lalu menggendong Aksa, berbaring bersama diatas kasur agar sang putra bisa nyaman menyusu padanya.
***
"Assalamu'alaikum?"
"Wa'alaikumsalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐮𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞𝐬 [END]
Fanfic"Kamu lebih pilih aku atau sahabatmu? " Siapa yang akan Iqbaal pilih? Yuk Baca