To: (Namakamu)
—(Namakamu)?From: (Namakamu)
—Ya Kak?To: (Namakamu)
—Anya udh tidur?From: (Namakamu)
—Udah.From: (Namakamu)
—Kamu sendiri, Blm tidur?Iqbaal mengacak rambutnya setelah mengirim pesan terakhir. Ia merasa ia sangat Alay
Entahlah Iqbaal bingung kenapa ia sulit tertidur malam ini. Ia gelisah tak tahu mengapa.
Tring!
Iqbaal kembali melihat ponselnya yang berbunyi. Itu pesan dari (Namakamu).
From: (Namakamu)
—Belum.—Kamu sendiri, kenapa blm tidur?
—Besok jadi ajak Anya jalan-jalan 'kan?
Iqbaal refleks menampar pipinya sendiri saat merasakan hawa panas keluar dari wajahnya. Apa karena kamarnya yang panas, atau AC nya rusak? Atau sudah musim kemarau?
Gllggrrr!
Tik, tik, tik.
Crsskksss!
Iqbaal melongo mendengar suara hujan dan gemuruh diluar. Sepertinya ada yang salah dengan tubuh Iqbaal karena kecelakaan kemarin. Tiba-tiba wajahnya terasa panas, jantungnya lebih sering berdebar, Bahkan pikirannya kadang tak dibisa dikendalikan. Ia benar-benar harus memeriksakan kondisi nya pada dokter.
***
"Siap?"
Anya, gadis kecil itu mengangguk mantap. (Namakamu) merapihkan rambut putrinya itu yang sudah semakin panjang.
"Rambutnya nggak mau diiket aja?"
Anya menggeleng, "Ayah!" Pekiknya riang menyadari mobil Iqbaal yang memasuki pekarangan rumah Aji.
"Nanti jangan jauh-jauh dari Ayah ya," Lagi, Anak itu mengangguk lucu.
"Udah Siap?" Ujar Iqbaal setelah keluar dari mobil dan menghampiri mereka diteras rumah.
"Hum!"
"Aku udah siapin semua kebutuhan Anya didalam tas nya, Kak" Ucap (Namakamu)
Iqbaal mengangguk lalu menerima tas gendong bergambar Frozen itu. Memasukkan nya kedalam mobil lalu menggendong Anya yang masih menatap sang Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐮𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞𝐬 [END]
Fiksi Penggemar"Kamu lebih pilih aku atau sahabatmu? " Siapa yang akan Iqbaal pilih? Yuk Baca