CHAPTER 47

2.8K 259 46
                                    

Kondisi Anya sudah lebih baik, dua hari yang lalu ia keluar dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kondisi Anya sudah lebih baik, dua hari yang lalu ia keluar dari rumah sakit. Sudah bisa lari-larian kecil seperti biasa meski perban dikepalanya belum dibuka. (Namakamu) masih belum mengijinkan anak itu sekolah dulu meski Anya kerap kali meminta karena ingin belajar menggambar lagi, (Namakamu) yang akan membantu Anya menggambar dirumah.

Seperti sekarang anak itu begitu fokus mewarnai buku yang sebelumnya ia gambar polos dengan pensil. Anya akan menggambar seperti gambar yang kemarin rusak.

"Udah," Anya bergumam sendiri lalu melihat gambarnya puas.

"Bunda liat!" Ujar Anya pada (Namakamu) yang ikut duduk lesehan diruang tamu namun fokus pada laptop berisi tugas-tugas kuliahnya yang diletakkan dimeja, bersama kertas-kertas dan alat menggambar Anya yang lain.

(Namakamu) menoleh, mengupas senyum pada gambar sang Putri.  "Wah! Bagus banget gambarnya, anak Bunda kok pinter banget gambar ya, hum?" Ucap (Namakamu) seraya membawa Anya duduk dipangkuannya dan menciumi pipi anak itu gemas.

(Namakamu) melihat sekali lagi gambar Anya yang duduk menyandar pada Dadanya.  "Ini siapa?" Tunjuk (Namakamu) pada salah satu yang ada di gambar Anya.

"Ayah!" Kata Anya

"Ini?" (Namakamu) kembali menunjuk yang lain.

"Bunda!"

"Kalo... Ini?"

"Anyaaaa!"

"Uuu, pinteeer! Anya namanya lengkapnya apa, hum?" Ucap (Namakamu) kembali mencium gemas pipi lembut itu.

"Ranya Lesya Dhiafakhri!"

"Iiiii pinternya anak Bunda.. Bunda sayang Anya deh," Kata (Namakamu) sambil bangkit dan menggendong Anya menuju dapur.

"Anya juga sayang sama Bunda"

"Sayangnya gimana?"

"Sayaaang bangeeeettt sama Bunda!"

"Ohya?" (Namakamu) mendudukan Anya diatas Pantry menggunakan tangannya menjaga Anya agar anak itu tak terjatuh.

"Hum!" Anya mengangguk mantap dengan lucu.

"Kalo gitu, Anya minum obat dulu, Ok?"

Anya langsung membekap mulutnya sendiri dengan tangan mungilnya. Lalu menggeleng pada sang Bunda yang sudah mengeluarkan obatnya didalam lemari.

"Manis lho ini, rasa Berry, Nak." Kata (Namakamu) sambil mengocok botol obat cair rasa strawberry.

"Pait Bundaaa," Rengek Anya sambil berusaha turun, (Namakamu) menahan putrinya itu agar tidak jatuh.

(Namakamu) menggendong Anya lalu membawa obat itu kemeja makan. Ia duduk sambil memangku Anya yang masih berontak namun lemas.

"Eee, katanya mau main sama Queen Elsa, putri Anya-nya harus kuat dong, makannya minum obat, Aak sayang?"

𝐎𝐮𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞𝐬 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang