CHAPTER. 25

3.4K 267 50
                                    


(Namakamu) tersenyum saat Iqbaal memberikannya segelas Susu hamil.

"Makasih" Kata (Namakamu)

Iqbaal mengangguk lalu ikut duduk disebelah sang istri. (Namakamu) menyandarkan tubuhnya di dada Iqbaal. Sama-sama melihat Bintang yang menyinari langit gelap itu.

"Menurut Kakak, aku mirip bintang yang mana?" Ujar (Namakamu) menunjuk Bintang yang bertaburan di langit.

Iqbaal menggeleng.

"Iiih, pilih aja!"

"Kenapa?"

"Aku mau jadi Bintang, yang menemani langit malam. Aku juga mau menyinari sisi gelap itu. Aku nggak akan pernah pergi, meskipun karena mendung aku kadang tak terlihat. "

Iqbaal menatap wajah polos wanita itu.

"Cukup jadi diri kamu sendiri. "

(Namakamu) ganti menatap Iqbaal seolah bertanya "Kenapa?"

"Aku suka kamu, karena ini kamu. Meskipun cerewet, ribet, cengeng, cemburuan-"

(Namakamu) menekuk wajahnya mendengar beberapa pengakuan Iqbaal tentang dirinya.

"-kamu yang aku percaya nggak akan pernah tinggalin aku. Kamu akan tetap menemani aku 'kan? "

(Namakamu) mengangguk mantap.

Iqbaal menyunggingkan senyumnya. "Meskipun nggak ada di antara para Bintang itu, Aku pilih Kamu!"

(Namakamu) tersipu. Sejak kapan Iqbaal pandai merangkai kata-kata romantis.

(Namakamu) meletakkan gelasnya dimeja bundar. Ia masuk kedalam pelukan Iqbaal. Hangat, nyaman.

"Arti aku dihidup kamu tuh apa sih Kak?"

"Istriku ... "

"Ehem.."

"Ibu dari anak-anakku ... "

"Yap. Apalagi?"

"Pelengkap-"

"Yaa ... "

"Pendamping-

"Terusss?"

"Pe-rusuh HHHhh" Iqbaal tertawa saat mengatakan itu apalagi saat (Namakamu) menyentil telinganya.

"Dasar!" Kata (Namakamu) namun kembali memeluk Iqbaal erat.

Hening beberapa saat, mereka hanya saling membuat nyaman dengan Iqbaal yang mengelus sesekali mengecup kepala istrinya, juga (Namkamu) yang mengusap-usap dada bidang Iqbaal.

"Kalo ... Zidny?"

Iqbaal terdiam sampai (Namakamu) menatapnya menanti jawaban.

"Ini artinya mau ada ribut ya?" Tanya Iqbaal membuat (Namakamu) menyemburkan tawanya.

"Enggak. Aku tanya aja" Ucap (Namakamu)

"Kenapa Nanya gitu?"

(Namakamu) menegakkan duduknya menghadap Iqbaal. Pria itu terlihat menanti apa yang akan diucapkan istrinya itu.

"Kamu pernah bilang sama aku, Kalo aku tau Zidny dihidup kamu itu kayak gimana aku mungkin nggak akan cemburu buta. Coba kamu jelasin, biar aku nggak pernah cemburu lagi sama Zidny,"

Iqbaal menatap (Namakamu), kali ini wanita itu berbicara tentang Zidny dengan tenang. Apa ia perlu bercerita dimasalalu?

.
.

"Namaku Zidny, kamu?" Gadis kecil itu tersenyum dengan sangat manis. Disaat yang lain menjauhinya, kenapa gadis itu berusaha dekat dengannya?

Iqbaal tak mengerti saat itu, bersama Zidny ia berani untuk mencoba bermain. Suatu hal yang tak pernah diijinkan orangtuanya.

𝐎𝐮𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞𝐬 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang