Pada sore hari yang sejuk akibat semilir angin yang terus berhembus disertai tertutupnya matahari oleh awan yang menggumpal, Jimin dan Taehyung malah mengeluarkan banyak keringat dari tubuhnya. Terlebih lagi Jimin yang saat ini baju bagian atasnya sudah dipenuhi oleh keringat wangi. Hal itu disebabkan karna mereka harus membopong tubuh besar nan kekar milik Jungkook yang saat ini tak dapat berdiri dengan tegap akibat luka-luka yang dihadiahkan oleh Namjoon kepadanya. Oleh karena itu daritadi Jimin terus saja menyalahkan Jungkook yang mencari gara-gara dengan Namjoon yang memiliki proporsi badan indah dan begitu sempurna itu. Sebenarnya semua ini bukan kesalahan Jungkook saja, karna ia pun tak tau jika Hoseok adalah kekasih Namjoon. Dan hei... Bukankah Hoseok lah yang terlebih dahulu mencari masalah dengannya. Lalu kenapa harus Jungkook yang disalahkan?? Dunia benar-benar tak adil bung...
"Yak..!!temanmu duluan yang memulainya" ucap Jungkook tak terima jika harus terus di salahkan oleh Jimin. Namun pernyataannya itu langsung saja di tolak mentah-mentah, karna Jimin tau jika Hoseok bukan tipikal orang yang akan mencari masalah dengan orang lain.
"Sssssttt sudahlah Jungkook jangan terus-terusan mengelak"
"Ck, aku benar-benar tak memulainya!! Dia yang merebut ponselku seenaknya"
Jimin melepaskan rangkulan Jungkook di bahunya sehingga mengakibatkan Jungkook hilang keseimbangan dan hampir terjatuh bersama dengan Taehyung. Namun untungnya, Taehyung dengan sigap menengakkan tubuhnya agar tak tersungkur ke aspal jalan.
"Nah!! Itu pasti karna kau yang terus saja bermain game di ponselmu kan!! Wajar lah Hoseok melakukan itu. Kau itu benar-benar keterlaluan karna sudah memukulnya, Jungkook!"
"Aakhhhh tak tau lah terserah kau saja!!"
"Nah kan... aku benar kan?!!! Dasar biang onar"
"Kau juga sama"
"Loh? Sejak kapan aku jadi biang onar sepertimu? Asal kau tahu saja, aku ini ketua kelas teladan. Jika kau tak percaya tanya kan saja kepada Taehyung. Yakan Tae?"
"Sudahlah Jimin, jangan berdebat lagi... Dan Jungkook, sekarang lebih baik kau beritahu kami dimana rumahmu?" Tanya Taehyung berusaha untuk menyudahi perdebatan panjang yang tak ada habisnya itu. Ia sudah lelah membopong Jungkook, sekarang malah harus ditambah dengan ocehan kedua orang di depannya ini.
"Rumahku?"
"Tentu saja rumahmu.. lalu rumah siapa lagi hah?"
Jungkook diam. Ia tak tau harus menjawab apa, tak mungkin ia meminta mereka untuk membawa nya pergi bersama dengan mereka. Tapi lebih tak mungkin lagi untuknya pulang saat ini dengan wajah babak belur dan tubuh yang lemah. Tenaganya juga sudah terkuras habis menahan sakit, hingga tak ada sedikitpun sisa untuknya berdebat dengan sang ayah.
"Yasudah, kalian pergi saja sekarang. Aku bisa pulang sendiri" akhirnya Jungkook pun memutuskan untuk pergi ke warnet, namun ia tak ingin mengatakannya kepada mereka dan meminta mereka untuk pergi meninggalkannya.
"Kau yakin? Kau bisa berjalan?" Tanya Jimin khawatir. Entahlah, walau sejengkel apapun Jimin kepada Jungkook tapi tetap saja ia akan merasa khawatir jika harus meninggalkan Jungkook dengan kondisi seperti ini. Rasanya ia jahat sekali jika harus melakukan hal itu.
"Kasih tau saja dimana rumahmu, biar kami antar. Aku tak ingin di cap sebagai manusia tak memiliki hati nurani" ucap Taehyung.
"Tidak! Aku baik-baik saja. Kalian pergi saja sana" Jungkook melepaskan rangkulan Taehyung dari bahunya walaupun rasa nyeri yang menjalar belum kunjung mereda. Kemudian ia dengan pelan mendorong keduanya untuk pergi menjauh. Dan mengibaskan tangannya mengusir. Ia pun melangkahkan pelan kakinya dengan tertatih berniat menuju ke halte bis terdekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/237675026-288-k978223.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiopat | Kookmin [✓]
FanfictionSosiopat? Tentu saja tidak. Jungkook, laki-laki yang selalu bersikap dan berperilaku kasar itu hanya menginginkan sedikit atensi. Ia tak ingin terus menerus merasa terbuang oleh orang-orang yang ia sayang. Hingga ia pun bertemu dengan sesosok manus...