21

1.1K 122 10
                                    


Seragam berwarna biru putih itu memenuhi lapangan berumput hijau. Saat ini para murid sangat bersemangat untuk mengikuti mata pelajaran yang paling banyak disukai.

Apalagi kalau bukan pelajaran olahraga?

Selain karena pelajarannya yang tidak membosankan, guru yang mengajar pun menjadi alasannya.

Pak Lee, guru tampan ramah yang tak pernah membeda-bedakan para muridnya. Tak peduli berada di kelas mana mereka, sekali murid ya tetap murid. Ia tak pernah membanding-bandingkan siswa-siswi nya, apalagi sampai harus merendahkan salah seorang diantaranya. Karna ia tau, setiap murid pasti memiliki keunggulannya masing-masing yang tak boleh disamaratakan.

"Hari ini kita bermain permainan bola tangan. Kalian nanti akan berpasang-pasangan, perempuan dan laki-laki. Nanti yang laki-lakinya harus melindungi perempuan dari lemparan bola yang diberikan oleh lawan. Kalian mengerti peraturan nya kan?" Ucap pak Lee.

"Ngerti pak, tapi masalahnya di kelas ini jumlah perempuannya lebih sedikit dari laki-laki, jadi bagaimana tu pak?" Tanya Ye Dam. Benar juga, jika biasanya di kebanyakan kelas, murid laki-lakinya lah yang akan berjumlah lebih sedikit. Tapi berbeda dengan kelas ini.

Di kelas yang memiliki murid sejumlah 24 anak ini hanya memiliki 8 orang murid perempuan dan 16 murid laki-laki. Jangan heran, ini semua wajar, karena kelas ini adalah kelas buangan. Jadi tak banyak orang tua yang akan rela membiarkan putri kesayangan mereka masuk ke dalam kelas tersebut.

"Yaudah mau tidak mau nanti ada yang pasangannya laki-laki juga. Tapi nanti yang jadi penjaganya ganti-gantian ya biar adil" ucap pak Lee memecahkan masalah mereka.

Semua murid pun mengangguk setuju dengan ucapan pak Lee. Mereka sudah tak sabar untuk mendengar dengan siapa mereka akan di pasangkan oleh guru tampan yang satu ini. Apalagi Jimin, dia sudah berharap saja dirinya akan di pasangkan dengan Jungkook.

Pak Lee kemudian mulai membagi-bagikan tim. Memanggil satu persatu nama yang ada didalam absen sesuai urutan. Sedangkan untuk pasangannya akan di sebutkan secara acak.

"Hoseok berpasangan dengan Yuki, Lalu Hyeri berpasangan dengan Liam, Setelah itu..Jina berpasangan dengan Taehyung. Kemudian Jimin.. berpasangan dengan.."

"Jungkook" Jimin menyerukan nama Jungkook sambil mengangkat tangan sahabatnya yang saat ini sedang terdiam kaku karena perbuatannya.

"Oke Jimin dengan Jungkook" ucap pak Lee.

Jungkook kemudian menatap Jimin yang berdiri di sebelah nya dengan wajah sedikit kesal. Apa-apaan dia itu, seharusnya Jimin tidak boleh berbuat seenaknya. Paling tidak ia harus menanyakan pendapat Jungkook terlebih dulu sebelum melakukan perbuatan itu.

"Ada apa Jungkook? Apa kau tak ingin berpasangan denganku?" Tanya Jimin lembut, saat ia sadar jika sedaritadi Jungkook sedang memperhatikannya dengan wajah masam.

"Kau seharusnya--"

"Maaf jika kau tak suka. Aku akan mengatakan pada pak Lee untuk bertukar tim" ucap Jimin dengan wajah murung. Sumpah, ia tak berniat untuk membuat Jungkook tak nyaman. Ia hanya ingin berusaha untuk mencoba membuat Jungkook lebih dekat dengannya.

"Tidak perlu. Aku suka kok se-tim denganmu" kekesalan Jungkook menghilang. Ia paling tidak bisa jika dirinya harus melihat Jimin sedih. Bahkan ego nya yang besar tetap tak mampu untuk melawannya, hingga ia pun hanya bisa mengalah pada hatinya.

"Kau serius?"

"Iya Jimin"

"Hehe terimakasih Jungkook" Jimin tersenyum manis.

Sosiopat | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang