25

1.1K 105 0
                                    

"Lepassss!!! Lepaskan sayaaa!! Apa-apaan ini"

Tn. Kim memberontak meminta dilepaskan. Namun kedua polisi yang menyeretnya untuk keluar dari ruang kantornya tetap kukuh pada pendirian mereka. Kemudian mereka pun memborgol kedua pergelangan tangan Tn. Kim agar tak membelot lebih jauh.

"Diam!!" Ucap salah seorang polisi.

"Lepaskan sayaa!! Saya difitnah" Tn. Kim masih terus berontak. Tak terima dirinya diringkus di hadapan para guru dan murid-murid yang ada di sekolahnya. Termasuk Namjoon, sang anak tercinta.

"Namjoonah... Anakku bantu ayah nak. Jelaskan pada mereka jika ayah telah difitnah"

Namjoon hanya menatap sang ayah dengan dingin. Tak perduli pada permohonannya, ia malah bersyukur jika ayahnya berada diposisi ini. Biarlah sang ayah mendapatkan karma atas segala perbuatannya.

"Lepaskaaannn... Saya difitnahhh!!!"

"Cukup ayah! Aku lah yang telah melaporkanmu, jangan coba-coba untuk mengelak" ucap Namjoon dengan rahang mengeras menahan amarahnya yang memuncak.

Flashback

Didepan layar laptopnya yang menyala, Namjoon duduk seorang diri di dalam kamar. Merenungkan tindakan apa yang sebaiknya ia lakukan. Kini pikirannya sedang terbelah menjadi dua. Untuk memenjarakan ayahnya atau tidak. Ia tak tega, tapi juga tak ingin eomma dan hyung tirinya harus terus hidup menjadi bayangannya.

Kemudian, tangannya pun mulai menari di atas keyboard. Baiklah, ini sudah menjadi keputusannya. Harusnya ia memang melakukan ini dari dulu. Dengan begitu maka eomma dan hyung tirinya pasti tidak akan merasakan ketidakadilan seperti itu.

Di atas keyboard itu, Namjoon mengetikkan banyak keluhan mengenai semua korupsi, penyelewengan tugas, juga keotoriteran ayahnya yang akan dikirimkan kepada dinas pendidikan.

Tak lupa ia juga memberikan laporan kepada kantor polisi melalui telpon atas tindakan KDRT yang telah ayahnya lakukan kepada sang istri dan juga anak tirinya.

Ia harap tindakannya ini adalah yang paling tepat.

Flashback off

"MWO!!! Bagaimana bisa kau melakukan ini pada ayahmu!!ARRGHHHH LEPASKANNN!!" Tn. Kim semakin memberontak seperti orang kesetanan.

Hingga kedua polisi itu pun akhirnya kewalahan dan memutuskan untuk mengeluarkan alat kejut listrik dibalik saku celananya. Kemudian, disetrumkannya listrik bertegangan rendah itu ke tubuh Tn. Kim untuk membuatnya pingsan.

Setelah tubuh Tn. Kim terkulai lemas, mereka lalu membopong tubuhnya untuk dimasukkan ke dalam mobil patroli yang terparkir di depan sekolah.

Para warga sekolah yang semula ramai menonton pun mulai membubarkan diri mereka setelah kepergian mobil patroli tersebut. Hanya menyisakan Namjoon dan Hoseok yang masih terdiam membeku, menatap kepergian mobil itu yang semakin menjauh.

Kemudian, Hoseok menggenggam sebelah tangan Namjoon untuk memberikannya sedikit ketenangan. Ia tau jika saat ini kekasihnya itu sedang tidak baik-baik saja. Oleh karenanya, ia pun sebisa mungkin mencoba untuk memberinya kekuatan. Walau tak banyak yang bisa ia berikan.

"Hoseokah.." Namjoon menyandarkan kepalanya di atas bahu Hoseok. Matanya memanas seperti ingin menangis, tapi nyatanya air mata itu tak ada yang bisa terbebas dari kelopaknya sama sekali.

Melihat hal tersebut, Hoseok memutuskan untuk mengelus rambut Namjoon dengan tangannya. Ingin sekali ia memeluk Namjoon saat ini. Tapi ia masih waras untuk ingat jika mereka masih berada dilingkungan sekolah, jadi tak mungkin baginya untuk melakukan itu.

Sosiopat | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang