Jungkook dan Taehyung menghela nafas lega setelah kegiatan yang panjang ini telah berakhir sudah.
Hari ini, mereka berdua dan juga jimin menghabiskan hari libur mereka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Memang sih kegiatannya tidak mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi sebagai gantinya, suara mu lah yang akan berubah menjadi serak. Bagaimana tidak? Selama 3 jam lebih kegiatan dilakukan, dan selama itu pula lah kau harus mengeluarkan suara mu untuk bernyanyi atau pun hanya sekedar melatih pernafasan.
Namun anehnya, sejak awal hingga akhir kegiatan, suara Jimin dan anggota yang lain tetap seperti biasanya. Sama sekali tak ada perubahan dari suara mereka. Berbeda dengan Jungkook dan juga Taehyung yang sejak tadi mulutnya tak berhenti untuk terus meminum air bening agar suara mereka dapat kembali seperti sediakala.
"Jiminah, kenapa suara mu tidak berubah serak?" Tanya Taehyung.
"Tentu lah... kan aku sudah terbiasa melakukan ini" jawab Jimin tersenyum sambil mengangkat alisnya bangga.
"Eeiiihh curang" ucap Jungkook masih setia memegang botol minumnya.
"Tenang saja. Nanti juga kalian akan terbiasa kok" Seokjin menyambar obrolan mereka, ikut menimbrung walau tak ada yang mengajaknya berbicara.
Dan seketika itu juga, keadaan menjadi hening. Apalagi dengan suasana yang sepi ini karena para anggota lain yang sudah membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing. Bahkan yang terdengar hanyalah suara cicak berdecik di tembok dan juga suara hembusan nafas yang berasal dari lubang hidung mereka.
"Hehe iya kau benar Sunbae" Jimin mencoba untuk memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka. Tak nyaman dirinya jika harus berdiam diri dalam suasana seperti tadi. Benar-benar menyesakkan.
"Ahh iya pasti nanti kita berdua akan terbiasa seiring berjalannya waktu" ucap Taehyung. Bohong jika dirinya bilang tak canggung dengan seokjin. Selepas kejadian di halte yang lalu, hubungannya dengan Seokjin yang semula seperti musuh malah berubah menjadi kikuk.
Seokjin pun hanya menanggapi keduanya dengan senyuman kaku. Lalu matanya beralih menatap ke arah dongsaeng tersayangnya diiringi senyum lemah nan tulus. Ingin rasanya ia merangkul pundak sang adik, atau paling tidak mengusak rambut tebalnya dengan canda.
"Ehm, Jungkook. Bisa kau luangkan waktu untuk berbicara denganku sebentar?" ucapnya memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
"Ada apa lagi? Kau tak berencana untuk membuatku kesal kan?" Sinis Jungkook. Ia masih sebal saja dengan kelakuan seniornya yang sombong itu. Masih teringat dengan jelas di kepalanya tentang insiden di kantin, juga saat permintaan maafnya yang malah diperlakukan dengan semena-mena olehnya.
"Aniii..aku tidak akan melakukannya" Seokjin menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Yasudah, bicara saja"
"Apa tak bisa kalau kita bicara berdua saja?" Pinta Seokjin. Pembicaraan yang ingin dia bahas kali ini bersifat pribadi, jadi ia tak ingin untuk melibatkan Jimin dan Taehyung dalam pembicaraan mereka.
"Tinggal bicara saja kenapa sih?" Jungkook mulai kesal. Seniornya ini terlalu banyak nuntut.
"Iya-iya maaf....Ummm jadi gini, aku ingin bilang kalau.. aku ini... Ummm bagaimana mengatakannya ya" ucap seokjin sambil menggaruk kepalanya. Ia bingung memikirkan bagaimana cara untuk mengatakan semua ini kepada Jungkook.
"Ck, apaan sih? Tolong jangan membuang-buang waktu ku. Kalau kau tak tau apa yang ingin kau katakan, lebih baik kami per---"
"Aku ini Hyung mu Jungkook" ucap seokjin buru-buru memotong perkataan Jungkook untuk menghentikannya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiopat | Kookmin [✓]
FanfictionSosiopat? Tentu saja tidak. Jungkook, laki-laki yang selalu bersikap dan berperilaku kasar itu hanya menginginkan sedikit atensi. Ia tak ingin terus menerus merasa terbuang oleh orang-orang yang ia sayang. Hingga ia pun bertemu dengan sesosok manus...