13

1.5K 153 2
                                    

Hari semakin gelap, namun Jungkook dan Taehyung masih bergeming di sofa empuk milik Jimin. Padahal lelaki berparas cantik itu sudah berkali - kali mengusir keduanya keluar dari apertemen kecilnya karna sebentar lagi ia harus pergi bekerja. Tapi sepertinya sampai mulut Jimin berbusa sekalipun, mereka tak akan sudi untuk beranjak pergi. Kedua lelaki tampan itu terus saja bersikeras untuk menginap di apartemen milik Jimin. Dan tentu saja Jimin tidak akan mengizinkannya. Jelas hal itu karena apartemen ini hanya memiliki satu kamar, lalu ingin tidur dimana lagi mereka??

"ayolahh... pergi dari apartemenku, aku harus pergi bekerja sekarang" Jimin tak akan menyerah untuk mengusir dua cecunguk ini pergi.

"Jiminah, biarkan sahabatmu menginap disini sehariiii saja. Ya ya ya?" Taehyung mengeluarkan puppy eyes kepada sahabat terbaiknya agar ia mengizinkannya untuk menginap.

"Taehyung andwae" nampaknya jurus terakhir yang Taehyung keluarkan sama sekali tidak mempan untuk Jimin.

"Bagaimana denganku? Tubuhku masih lemas jadi aku tidak sanggup untuk pulang. Bolehkan aku menginap disini?" Jungkook sebenarnya tak ingin merepotkan Jimin, tapi ia tak punya pilihan lain selain menumpang disini karna ia tak bisa pulang dengan keadaan babak belur seperti ini. Jika ia tetap memaksakan untuk pulang, tak ada jaminan jika ayahnya akan menkhawatirkannya, justru Tae Kyung malah akan memarahinya habis - habisan dan Jungkook sangat - sangat tak ingin mendengar ocehan tak bergunnanya itu. 

"Aishhh... tidak. Cepattt keluar dari sini!!"

"Apa kau tak kasihan padaku Jimin?" melas Jungkook. Jimin sama sekali tak habis pikir, bisa - bisanya seorang pengacau seperti Jungkook ingin merasa dikasihani oleh orang lain. Ya... walaupun tak bisa bohong jika Jimin memang sedikit merasa tak tega kepadanya.

"Apa aku harus mengasihani orang yang tempramental sepertimu?" sindir Jimin. Huh biarlah dia sadar kalau perbuatannya itu salah dan semua masalah yang terjadi padanya tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan. Apapun alasannya.

"Kau tak pernah tau cerita yang tersembunyi dibalik amarah. TERIMAKASIH karna sudah ikhlas mengobati orang tempramental sepertiku" Jungkook tersinggung. Ia dengan cepat menyambar tasnya dilantai kemudian pergi meninggalkan apartemen Jimin dengan wajah datar dan tangan yang mengepal kuat.

Membeku. Seperti itulah keadaan Jimin sekarang, ia tak tau harus bersikap seperti apa saat mendengar jawaban Jungkook tadi. Tiba - tiba saja hatinya terasa seperti mencelos melihat betapa kecewanya Jungkook padanya. Sorot mata yang jungkook berikan sangat dingin hingga mampu menusuk jiwa. Apalagi sekarang? Kenapa sifat jungkook cepat sakali berubah? Baru saja ia merasa sangat dekat dengan Jungkook, tapi sekarang ia kembaali merasakan Jungkook yang dingin dengan tembok - tembok yang mengelilinginya dari dunia luar. 

"Tae.. apa ucapanku salah?" 

"Jujur, aku pikir kau memang sedikit berlebihan karna memanggilnya seperti itu" Kali ini Taehyung tidak akan membela ataupun membenarkan perbuatan Jimin. Jangankan disebut tempramental, apakah ada orang didunia ini yang ingin disebut sebagai seorang pemarah? tentu saja tidak akan ada orang yang sudi menerima julukan itu. Apalagi yang tadi Jimin sebut sebagai seorang tempramental adalah orang yang Taehyung kenal memiliki karakter periang, manis, dan penurut itu. Walaupun memang belakangan ini Taehyung hanya melihat sisi negatif pada diri Jungkook, tapi ia tau pasti jika Jungkook memilik alasan dibalik semua sikap menyebalkannya itu.

"Tapi bukankah menurutmu Jungkook itu tempramental?" Jimin tak menyangka jika Taehyung akan mengatakan hal itu kepadanya.  

"Jungkook memang sangat menyebalkan, tapi sepertinya julukan itu sedikit berlebihan menurutku"

Jimin termenung memikirkan ucapan Taehyung. Sepertinya sahabatnya itu benar, Jimin tak seharusnya mengucapkan hal tersebut kepada Jungkook. Ia tak tau betul bagaimana kehidupan Jungkook selama ini dan ia pun tak tau hal apa saja yang telah Jungkook lalui, jadi ia sama sekali tak berhak mengatakan hal buruk tentang sikap Jungkook. Jika memang ia harus menegur jungkook, maka ia harus menegurnya dengan kata - kata yang baik. Lalu bagaimana sekarang? Jimin jadi sangat merasa bersalah kepada Jungkook. Baiklah besok ia akan meminta maaf dengan tulus kepada Jungkook. 

Sosiopat | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang