Tak...tak...tak....
Suara sepatu ber-hak tinggi itu terdengar nyaring di koridor yang sepi. Pemiliknya sedang melangkahkan kaki menuju ke ruang kelas 11-F, kelas terburuk dari yang paling buruk di sekolah elite Seoul ini. Jangankan murid, para guru saja sangat anti dengan kelas itu. Hal tersebut dikarenakan semua penghuni kelas itu berisikan segala macam berandal sekolah yang selalu menciptakan berbagai keributan. Mulai dari hal kecil seperti membantah perintah guru, hingga berkelahi dengan sesama murid satu sekolah ataupun sekolah lain.Sreekkkkk....
Sang pemilik sepatu itu menggeser pintu ruang kelas 11-F, kemudian ia melangkahkan kaki jenjang miliknya untuk masuk kedalam. Keadaan kelas benar-benar ramai seperti pasar, sangat berbeda jauh jika di bandingkan dengan para murid kelas 11-A yang sangat tentram dan damai. Semua murid dikelas ini memiliki kesibukannya masing-masing, ada yang berlarian kesana-kemari, Menonton film, Makan, Bahkan yang tidur pun ada."Anak-anak" ujar wanita itu sembari mengetuk-ngetukkan spidol ke papan tulis untuk mendapatkan perhatian dari para murid. Alhasil, semua mata mulai tertuju kepadanya. Wanita muda itu tak lain dan tak bukan adalah wali kelas mereka bernama Kim Yoona.
"Pagi semua... Hari ini kelas kita kedatangan murid baru yang berasal dari Busan" Ucap Kim Yoona kepada anak muridnya. Tampaknya mereka mulai tertarik dengan berita tersebut. Terlihat jelas di wajah mereka yang nampak sangat penasaran, karna jarang sekali kelas mereka mendapat murid pindahan. Biasanya, para murid pindahan akan berada di kelas 11-A. Jelas hal itu bukan karna kepandaian mereka, melainkan karna uang. Para orang tua yang memiliki banyak uang sudah pasti akan menyuap para petinggi di sekolah untuk membuat anak-anak mereka masuk di kelas unggulan. Bagaimana dengan kelas 11-F? Apakah mereka juga orang-orang kaya? Tidak, mereka hanya orang-orang golongan menengah. karna itu lah mereka tak akan dapat masuk ke kelas unggulan, dan karna itu juga mereka sangat merasa di perlakukan secara tak adil hingga menyebabkan mereka memberontak dengan menjadi berandal sekolah. Kenapa sekolah tidak mengeluarkan mereka? Sekolah tak bisa dengan mudah mengeluarkan mereka, karena semua biaya untuk masuk di sekolah tersebut di bayarkan di awal pendaftaran. Jika sekolah mengeluarkan seseorang, maka ia harus mengembalikan sisa biaya yang belum digunakan kepada orang tersebut. Dan dengan begitu, kerugian yang di alami sekolah akan sangat besar. Jadi tak heran jika tak ada murid yang di DO dari sekolah ini.
"Ssaem... Dia laki-laki atau perempuan?" Tanya seorang murid wanita berambut warna-warni. Sekolah ini sangat bebas. Tak ada peraturan yang mengekang muridnya.
"Laki-laki"
"Bagaimana rupanya ssaem? Tampan?"
"Neee"
"Waahhh DAEBAK" sorak semua murid wanita yang berada di kelas tersebut.
"Jungkook.. kau boleh masuk sekarang nak" panggil Kim Yoona kepada seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu. Kemudian laki-laki itu mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya. Ia masuk dengan sangat elegan bak seorang model.
Karna belum memiliki seragam sekolah dan sekolah ini pun tak memaksanya untuk menggunakan seragam sekolah lamanya, ia pun hanya mengenakan Hoodie dan celana jeans miliknya. Penampilannya sangat cool, apalagi disertai wajahnya yang datar tanpa ekspresi. Walaupun ia hanya diam saja, tapi para kaum hawa sangat terpesona dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiopat | Kookmin [✓]
FanfictionSosiopat? Tentu saja tidak. Jungkook, laki-laki yang selalu bersikap dan berperilaku kasar itu hanya menginginkan sedikit atensi. Ia tak ingin terus menerus merasa terbuang oleh orang-orang yang ia sayang. Hingga ia pun bertemu dengan sesosok manus...