Jimin terbaring di atas kasurnya. Menatap kosong ke atas langit-langit kamarnya. Tubuhnya menahan pusing di kepala, namun hatinya tak merasakan apapun. Hampa. Itulah yang ia rasakan belakangan ini. Tak banyak kenangan indah yang tersimpan di dalam hatinya. Mengingat sejak kecil, ia tak pernah memiliki orang terkasih. Paling-paling hanya Taehyung yang selalu mendampingi dan menjaganya. Walaupun Taehyung lebih muda 2 tahun dari Jimin, namun ia selalu memperlakukan jimin layaknya seorang bayi yang membutuhkan perawatan dan perlakuan khusus. Satu hal yang selalu Taehyung tanamkan dalam otaknya, yaitu Jimin tak boleh terluka.
Awalnya jimin hanya mengira jika Taehyung menyayanginya sebagai seorang adik, namun pada akhirnya Taehyung pun menyatakan perasaannya kepada Jimin, dan barulah Jimin mengetahui jika Taehyung mencintainya. Mulai sejak saat itu Jimin jadi selalu merasa serba salah. Ia tak mencintai Taehyung, namun ia juga tak bisa membuat Taehyung terluka. Ia tak ingin Taehyung sakit hati. Oleh karena itu Jimin pun menerima pernyataan cinta Taehyung padanya. Ia terpaksa melakukan itu.
Saat itu Jimin pikir waktu akan mengubah perasaannya dan mulai mencintai Taehyung. Namun walaupun hubungannya telah berjalan 1 tahun, Jimin tetap saja tak bisa mencintai Taehyung. Hatinya seakan telah terpaku pada seseorang. Namun ia sama sekali tak memiliki petunjuk tentang kepada siapa hatinya bertumpu. Semuanya terasa abu-abu.
Drrttt...drrttt...drtttt
"Hallo?" Tanya Jimin pada Taehyung yang meneleponnya.
"Jiminah kau sudah baikan?"
"Hmm.. sebenarnya kepalaku masih pusing sedikit Tae. Tapi kau tak perlu khawatir, aku baik-baik saja"
"Jiminah, lebih baik kau minta izin untuk libur sehari dari pekerjaanmu. Aku takut kau tiba-tiba pingsan"
"Anii... Aku tak enak pada Suga Hyung. Jika aku tak pergi bekerja lalu siapa yang akan menjaga minimarket?" Jelas Jimin. Ia tak enak jika harus merepotkan Suga, karna ia sudah terlalu banyak meminta pertolongan padanya.
"Yasudah biar aku saja yang menggantikanmu hari ini jiminah"
"Ha? Tidak bisa Taehyung... Pekerjaan ku ini sampai tengah malam. Aku tak ingin orang tua mu mengkhawatirkan mu"
"Tenang saja jiminah... Aku akan meminta izin pada mereka terlebih dulu. Pasti mereka akan mengizinkanku"
"Tapi Tae..."
"Sudahlah jangan membantahku lagi. Toh ini juga kemauan ku kok. Baiklah kalo begitu aku harus bersiap. Bye jiminah..aku menyayangimu" Taehyung memutuskan sambungan.
"Halo... Haloo... Tae?? Aishhh anak ini benar-benar keras kepala. Yasudahlah, terserah saja apa maunya dia" ucap Jimin.
***********
"Annyeonghasaeyo" ucap Taehyung saat ia baru memasuki minimarket tempat Jimin bekerja.
"Eo Taehyung? Kenapa kesini? Jimin belum datang" tanya Suga kepada Taehyung yang secara mengejutkan datang ke mini market ini walaupun Jimin belum memulai shift nya.
"Ahh aku tidak ingin bertemu Jimin, Hyung. Tapi aku ingin menggantikan Jimin hari ini karna ia sedang sakit" jelas Taehyung.
"Kenapa Jimin tidak bilang padaku saja? Aku yang akan menggantikannya" Suga bingung. Padahal jika Jimin bilang kalau ia sakit, maka Suga akan menggantikan shiftnya.
"Itu kemauan ku sendiri Hyung hehe"
Suga hanya ber-oh ria dan mulai melepaskan rompinya setelah itu ia pun pergi meninggalkan minimarket. Sementara Taehyung, ia sudah mulai melakukan pekerjaannya. Memasukkan barang dagangan ke dalam rak dan menyusunnya sedemikian rupa agar enak di pandang. Dan para pembeli pun akan mudah menemukan barang yang mereka cari.
Lalu kemudian, seutas senyum indah terpatri di bibir Taehyung. Barusan ia mengenang tentang kehidupannya 3 tahun yang lalu saat dimana ia masih bekerja paruh waktu di sebuah minimarket dekat panti asuhan kasih bunda tempat ia tinggal. Kenangan manis namun juga pahit yang ia alami tiba-tiba saja terlintas saat ia merapikan barang-barang tadi.
Ya... Taehyung juga merupakan seorang yatim piatu, sama seperti Jimin. Taehyung di titipkan di panti asuhan saat dirinya berusia 9 tahun. Hal itu dikarenakan keluarganya yang meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan hebat dan tak ada satupun sanak saudaranya yang menjemputnya di rumah duka, hingga akhirnya kepolisian pun memutuskan untuk mengirimnya ke panti tersebut.
Taehyung sudah mengenal Jimin sejak kecil, dan mungkin karena itulah Taehyung sangat menyayangi dan mencintai Jimin. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Hingga akhirnya pada usia Taehyung yang ke 15 tahun, terdapat sebuah keluarga kaya raya datang ke panti untuk mengadopsi salah satu anak. Awalnya keluarga tersebut ingin mengadopsi Jimin menjadi anak mereka. Namun Jimin menolaknya, dan ia mengatakan jika keluarga tersebut lebih baik memilih Taehyung untuk di adopsi. Jimin ingin Taehyung mendapatkan kebahagiannya kembali. Untungnya keluarga tersebut melalukan apa yang Jimin sarankan.
Namun, Taehyung malah menolak untuk diadopsi. Ia tak ingin pergi jauh dari Jimin. Ia takut jika keluarga tersebut akan membawanya pergi dan tak mengizinkannya untuk bertemu dengan Jimin lagi. Hingga akhirnya keluarga tersebut mengatakan jika mereka akan mengizinkan Taehyung untuk berkunjung ke panti seminggu sekali, barulah Taehyung setuju untuk di adopsi. Dan ternyata, keluarga tersebut sangat baik hati. Bahkan mereka juga menganggap Jimin seperti anak mereka sendiri.
Ciiiiiiittt...
Suara dorongan pintu itu menyebabkan kenangan taehyung terputuskan. Ia kemudian pergi ke belakang kasir untuk menyiapkan komputer yang akan ia gunakan untuk merekam transaksi yang terjadi."Dimana Jimin?" Gerakan tangan Taehyung pada mouse terhenti saat mendengar sebuah suara yang tak asing di telinganya. Taehyung pun kemudian mengalihkan wajahnya ke arah orang tersebut dan langsung saja ia mengernyitkan alis saat tau jika pemilik suara itu adalah Jungkook. Laki-laki yang sangat tidak disukai oleh Taehyung karna ia selalu saja bersikap kasar pada Jimin.
"Mau apa kau mencarinya ha?" Sinis Taehyung pada Jungkook.
"Santai dong, aku bertanya baik-baik padamu"
"Mana bisa aku santai kepada orang yang selalu mencari masalah denganku dan sahabat terbaikku?" Tegas Taehyung. Dan Jungkook hanya diam termenung. Sahabat?
"Katakan saja dimana dia!!"
"Ya sekarang ku tanya mau apa kau dengan Jimin?!! Tinggal jawab saja apa susahnya sih"
"Halah sudahlah. Bisa naik darah jika aku terus berbicara denganmu" Jungkook membalikkan badannya. Berbicara dengan Taehyung selalu saja membuat kepala Jungkook mendidih. Taehyung selalu bisa membuat orang lain kesal dengan ucapan dan perbuatannya.
"Yak!! Jungkook!! Kau sangat berbeda dengan Jungkook yang dulu aku kenal" ucap Taehyung saat Jungkook telah melangkah sedikit jauh darinya. Dan Jungkook segera menghentikan langkahnya sesaat setelah mendengar ucapan Taehyung. Ternyata Taehyung mengingatnya, Jungkook pikir Taehyung telah melupakannya.
"Kau ingat aku?"
"Anii... aku tidak mengenalmu. Jungkook yang ku kenal itu sikapnya sangat manis dan tak pernah menyakiti siapapun. Sangat jelas, jika kau sama sekali bukan dia"
Kau bodoh Jungkook!! Sekali lagi kau telah melakukan sebuah kesalahan - Jungkook
------------------
Hallo guys apa kabar hari ini? Semoga baik-baik aja ya. Jangan lupa untuk mencintai diri sendiri. Kerja bagus semuanya. Kalian yang terbaik!!!
Tekan vote dan comment yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiopat | Kookmin [✓]
FanfictionSosiopat? Tentu saja tidak. Jungkook, laki-laki yang selalu bersikap dan berperilaku kasar itu hanya menginginkan sedikit atensi. Ia tak ingin terus menerus merasa terbuang oleh orang-orang yang ia sayang. Hingga ia pun bertemu dengan sesosok manus...