THE BOOK ~ Alfa & Omega

III

THE BOOK
~ Alfa & Omega ~

TREASURE Fanfiction by Redline0022

Fantasy & Adventure

Warning !

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Serta sebutan atau istilah yang tertera hanyalah karangan penulis saja.

~oO Selamat Membaca Oo~

***

Suara pacuan kuda terdengar begitu nyaring dijalan menuju kota Magdavez. Dua kuda yang sedang ditumpangi masing-masing seorang pemuda, berlari begitu cepat, seakan mengejar waktu agar tak terlambat.

Benar, mereka memang sedang terburu-buru. Kedua pemuda itu adalah Haruto dan Jaehyuk, keduanya segera memacu kuda mereka kembali ke istana saat menerima kabar dari prajurit yang kebetulan menyusul mereka kesana.

Kabar itu bukanlah kabar bahagia, bahkan Haruto sangat tak ingin mendengar kabar ini lagi.

Ibunnya kembali kesakitan dan meraung-raung di kamar. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan wanita yang telah melahirkannya ke-dunia ini. Tanpa sadar, setetes air mata pangeran Haruto terjatuh, seiring pikirannya yang semakin dalam pada sang ibu.

Rasa gelisahnya tak kunjung reda.

Jaehyuk yang berada dibelakang Haruto-pun dapat merasakan kegelisahan yang teramat pada pemuda itu. Ia pernah berada diposisi Haruto seperti sekarang saat ia masih kecil dulu.

Takut kehilangan seorang ibu yang teramat ia cintai.

"HAH !" Haruto memacu lebih cepat kudanya. Ia sudah dapat melihat istana Magnolia, itu artinya tidak akan lama lagi ia akna sampai.

Para penduduk kota Magdavez memekik terkejut saat dua ekor kuda berlari dengan cepat melewati mereka. Bahkan beberapa benda-beda terjatuh akibat angin yang ditimbulkan kuda itu.

"BUKAKAN GERBANGNYA !!" teriak Haruto saat dimatanya sudah berdiri gerbang istana.

Para prajurit yang menjaga gerbang menganggukan kepalanya, kemudian membuka pintu yang menjulang tinggi itu.

Haruto memacu kudanya hingga akhirnya ia sampai di hadapan tangga menuju pintu utama istana. Ia turun dari kuda itu dan mengikatkannya tali pada sebuah tiang, lalu berlari memasuki istana.

Suara langkah kaki yang ditimbulkan Haruto-pun tak bisa dikatakan kecil. Suara bising akibat langkah kakinya membuat siapapun orang yang berada didekatnya terkejut. Namun Haruto tidak peduli, saat ini ia butuh menghampiri sang ibu.

"Pa-pangeran Haruto ?" Salah seorang prajurit yang menjaga pintu kamar ratu memekik terkejut melihat pangeran mereka yang kembali dengan cepat.

"Aku harus menemui ibu !"

"Tapi..."

Brakk

"IBU !!" tanpa mempedulikan tata krama, Haruto melenggang masuk setelah membuka pintu itu kasar. Ia berlari cepat menuju sang ibu lalu menggenggam tangannya.

"Ibu ! Ibu baik-baik saja ?! Ibu..."

"Haruto tenanglah." Haruto mendongakan kepalanya, kemudian menatap sendu sang ayah.