Tepatnya hari ini, murid baru itu datang. Langsung di sambut oleh beberapa murid karena paras sang murid baru yang tampan."Cih, yang good looking doang yang di sambut." Sindir Aqeela sambil melirik dari atas sampai ke bawah murid baru itu.
Ia melirik name-tagnya. Namanya adalah Rassya.
"Ganteng ya," Bisik Sandrinna. "Katanya dia pindah kesini karena selalu di ganggu." Tambah Sandrinna. "Aneh banget masa anak seganteng dia di ganggu? Di risak gitu maksudnya?"
Aqeela mengangkat kedua bahunya. Duduk lagi di kursinya. Menarik bukunya dan segera memejamkan matanya.
"Qeel, lo denger gue ngomong gak sih," Keluh Sandrinna. "Menurut gue dia bukan di risak gak sih? Kayak di ganggu sama─"
"Gue tau, banyak tuh yang ngikutin dia." Balas Aqeela. "Udah ya, gue mau tidur!"
Sandrinna menganggukkan kepalanya. Kemudian segera menutup mulutnya dengan rapat.
Bagaimana bisa seorang murid sepertinya di ganggu oleh makhluk halus?
Beberapa menit kemudian, guru Bahasa Indonesia datang. Aqeela yang sedang tertidur tiba-tiba di bangunkan oleh Sandrinna.
"Pelajaran Bu Rahma. Mau di geplak lo?" Tanya Sandrinna sinis. "Cuci muka sana,"
Aqeela menganggukkan kepalanya. Lalu Aqeela meminta izin kepada Bu Rahma untuk ke toilet.
Kini Aqeela sudah sampai di toilet. Ia mulai membasuh wajahnya. Sekarang wajahnya merasa lebih fresh.
"AAAA!"
Gadis itu mendengar suara teriakan. Seorang laki-laki. Aqeela langsung buru-buru ke toilet laki-laki.
"Hah?" Gumam Aqeela ketika sampai di depan pintu toilet laki-laki. Tidak ada siapa-siapa di toilet ini. Perasaan ia tadi mendengar suara seorang siswa yang berteriak.
Aqeela otomatis menutup matanya karena melihat sesuatu yang tidak biasanya. Bagaimana bisa ada makhluk halus baru?
"Lo siapa?! Ngapain kesini?!" Aqeela menantang makhluk halus itu. Membuat makhluk halus tertawa kencang.
"Hihihihi,"
"KOK MALAH LO PANCING SIH!?!"
Aqeela menoleh kearah kanannya. Murid baru tadi─ Rassya, sepertinya mengumpat di dalam toilet itu.
"Lo?" Aqeela menatap Rassya dengan tatapan kesal. "Urus tuh peliharaan lo!" Tambahnya.
Rassya bergidik ngeri. Bagaimana bisa gadis di depannya itu berbicara sesantai itu?
"Lo pikir itu peliharaan gue?" Tanya Rassya sambil memasang wajah sok coolnya itu.
Aqeela bisa menebak. Rassya sangat lemah.
"Lo pikir itu peliharaan gue?" Tanya Aqeela balik. "Lo tuh, ngapain bawa hantu ke sekolah gue?! Bikin hantu-hantu disini takut tau gak!"
"Emangnya kenapa? Gue gak ngerti. Gue kira kalau gue pindah sekolah, gue bisa bebas dari makhluk halus." Balas Rassya pasrah.
"Lo gak bisa liat?" Tanya Aqeela. "Lo bisa liat hantu gak sih?" Tanyanya lagi.
"Gak," Balas Rassya. "Kemampuan indigo gue, udah gue kasih ke orang."
Sialan. Batin Aqeela.
"Oh," Aqeela kemudian keluar dari toilet laki-laki. Meninggalkan Rassya di toilet itu.
Rassya mengikuti Aqeela dari belakang. Ia benar-benar ketakutan.
"Coba jelasin rupa makhluk halus itu!" Pinta Rassya dengan wajah sok beraninya. Membuat Aqeela jijik terhadap cowok di hadapannya ini.
"Kalau lo gak kuat gak usah. Jangan sok berani." Balas Aqeela. "Masuk kelas sana. Lo murid baru, inget."
Rassya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bagaimana bisa gadis di depannya ini sangat dingin kepadanya? Bahkan sejak Rassya dan gadis di hadapannya ini berbicara, gadis itu tidak berekspresi sama sekali.
Atau dia hantu?!
"Lo hantu?!" Tanya Rassya panik.
Aqeela berdecak pelan. Kenapa orang di hadapannya ini sangat menyebalkan?!
"Lo bisa bedain manusia sama hantu gak sih? Katanya lo gak bisa liat hantu." Sahut Aqeela kesal.
"Oh iya," Rassya menepuk jidatnya keras. Merutuki kebodohannya.
"Hantu yang di deket lo itu bahaya. Bisa-bisa jiwa lo ketuker sama dia," Setelah berbicara seperti itu, Aqeela langsung masuk kelas. Sementara Rassya disini masih tidak percaya dengan perkataan Aqeela tadi.
××
Ngasal bgt inii help🥵
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...