MF | 08. Masih di Cafe, dan Alasan

1.4K 220 87
                                    

"Gapapa, lo mati aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gapapa, lo mati aja." Jawab Rassya.

"Lo gila?" Tanya Aqeela.

"YA GAK LAH GUE BERCANDA,"

Sebenarnya, Aqeela tidak akan mati jika membantu Rassya. Itu hanya ancaman saja, agar Rassya tidak memaksanya terus-terusan.

Sebenarnya lagi, Aqeela memiliki satu alasan, mengapa ia tidak mau membantu Rassya. Karena....

FLASHBACK ON.

Aqeela sedang bermain-main di halaman rumahnya. Ia memainkan mainan masak-masakannya kemudian membawa beberapa bunga untuk di jadikan bahan masakan.

Gadis kecil itu melihat satu laki-laki yang sedang kebingungan. Karena tidak tega, akhirnya Aqeela memberanikan diri untuk menghampiri laki-laki itu.

Sepertinya seumuran.

"Hai... Kamu kenapa?" Tanya Aqeela sambil tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.

"Kamu siapa? Kenapa kamu main di rumah aku?!" Sahut laki-laki itu sedikit sewot.

Aqeela mengerutkan keningnya. Maksud dari laki-laki itu apa? Mengapa ia berbicara seolah-olah rumahnya adalah rumah laki-laki itu?

"I─ ini rumah aku...." Balas Aqeela sambil menunjuk rumah itu.

"Bukan! Itu jelas-jelas rumah aku! Kamu gak liat Mama sama Papa aku ada disana? Mereka melambai-lambaikan tangannya ke aku." Kekeuh laki-laki itu.

Aqeela mengerutkan keningnya. "Kamu kenapa sih? Gak ada apa-apa kok di rumah aku,"

"Itu rumah aku, bukan rumah kamu!" Timpalnya pedas. "Udah aku bilang, itu rumah aku! Kamu rebut rumah aku!"

Tiba-tiba saja ada seorang Nenek paruh baya menghampiri mereka berdua. Aqeela pun tersenyum canggung.

"Maafin dia ya," Nenek tersenyum tipis. "Dia emang bisa lihat apa yang tidak bisa kamu lihat." Tambah Nenek.

Aqeela tidak mengerti.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya. "Tangan kamu." Ucap laki-laki itu.

"J─ Jangan...." Nenek segera memisahkan Aqeela dan laki-laki itu.

Aqeela mendekati laki-laki itu. Kemudian mengulurkan tangannya. Berniat membalasnya.

"Katanya kalau aku ulurkan tanganku, terus kamu nerima uluran tangannya, kamu juga bisa ketularan indigo." Tambah laki-laki itu. Aqeela bingung... Indigo itu apa?

FLASHBACK OFF.

Semenjak kejadian itu, Aqeela menjadi bisa melihat hantu. Setiap harinya, banyak sekali hantu-hantu yang meminta bantuannya untuk menemukan mayat hantu-hantu itu.

Aqeela bisa mengira, jika anak laki-laki yang memberi kekuatan indigonya itu adalah Rassya.

Feelingnya tidak pernah melesat. Aqeela yakin itu adalah Rassya.

Karena, Rassya juga pernah bilang kan? Kalau sebelumnya, Rassya bisa melihat hantu. Tetapi karena ia memberikan kekuatan indigonya itu ke orang yang tak ia kenal sama sekali, ia tidak bisa melihat hantu lagi.

Jadi, itu adalah alasan mengapa Aqeela tidak mau membantu Rassya sama sekali. Menatap Rassya saja sudah malas, apalagi membantu cowok yang sudah memberikan kekuatan aneh ini.

"Lo gak pernah tanya, alasan kenapa gue gak mau bantuin lo?" Tanya Aqeela tiba-tiba.

Rassya menghentikan aktivitasnya.

Melihat Rassya berhenti makan, membuat Aqeela menatap Rassya dengan tatapan dalam.

"Kenapa gitu? Yaudah sih, kalau lo gak mau bantuin gue. Paling nanti gue minta bantuan yang lain," Jawab Rassya pasrah.

Aqeela mendengus kesal. "Ck, gak gitu,"

"Terus?"

"Gue bakal bantuin lo,"

Setelah Aqeela berbicara seperti itu, jangan tanya bagaimana perasaan Rassya. Rassya sangat senang. Bahkan sangat-sangat senang.

 Bahkan sangat-sangat senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






**
Wwkwkw akhirnya tau alasannya.

Selamat hari minggu

My FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang